Chapter 3 - 1.1. Berbeda

SETIAP MANUSIA DILAHIRKAN DENGAN KEADAAN DAN LINGKUNGAN YANG BERBEDA-BEDA NAMUN SETIAP PERBEDAAN AKAN SALING MELENGKAPI SATU DENGAN YANG LAIN ☄️サルサビラ☄️ _____________________••••♪••••__________________

Keramaian hiruk-pikuk ibu kota Jakarta tak pernah sepi hingga larut malam seperti saat ini.Disaat waktu sudah menunjukkan untuk tidur namun masih saja ramai, begitu pula dengan keramaian bar ditengah kota Jakarta. Dentuman keras musik terus menerus tak ada hentinya mengiringi sebagai orang berdansa mengliuk-liukan tubuh mengikuti iringan musik keras yang sedang dimainkan oleh DJ berparas cantik yang berbalut teentop biru dengan dipadukan rok mini yang tentu saja ketat dan tak lupa dengan heels putihnya.

Sampai datang dua wanita cantik yang memakai pakaian tak jauh beda dengan sang DJ, duduk kursi yang sebelumnya telah dibooking atas nama Kaila Shafira. Tak lupa ia telah memasan sebotol wine merah yang telah tersedia dihadapannya berserta dua buah gelas sloki.

Sambil menuang sebotol wine" Woy.. Fi elu jangan kayak katro gitu deh rileks aja, segini cukup?"

tersadar dari lamunannya" Hah, Cukup kok cukup"

"yaudah, gih langsung tenggak" suruh Shafira kepada Fifi. maklum temannya ini baru pertama kali menginjakkan kaki ditempat ini jangankan untuk minum-minuman haram yang bebas seperti dirinya untuk mengajak keluar rumah saja sudah sulit dengan segala ancaman dari ayahnya yang super ketat penjagaannya beda dengan dirinya yang dibebaskan oleh orang tuanya yang memilih untuk mengutamakan karir dan uang dibandingkan anak yaitu dirinya.

"Kok rasanya kayak gini ya?" tanya Fifi yang lugu dan polos membuat Shafira sulit menahan tawa sambil menggelengkan kepalanya " Emang kayak gitu rasanya, gimana enak?"

menanyakan respon dari sang teman yang sangat lugu ini "Boro-boro enak.. Aneh, iya." jawab Fifi sambil mengelap bibirnya " eh, mending gua mesen orange juice aja dah.. gaenak sumpah tenggorokan gua pahit-pahit gimana gitu" keluh Fifi

"Yaudah gih sono" respon Shafira yang sekenanya sambil menahan menepuk bahu Fifi " etttzz .. tunggu sekalian pesen makanan laper gua sama satu lagi lu juga bantuin gua ngabisin ini" sambil memegang botol wine dan menuangkan ke gelas sloki miliknya, dan diangguki oleh Fifi sambil mengangkat tangan memberikan kode kepada pelayan.

Pelayan pun datang " Mau pesan apa, Mbak ?" tanya si pelayan sambil menyodorkan daftar menu

" Orange juicenya satu yaa, Mas sama pancake cokelat satu dan red velvet cake juga satu" sambil menyodorkan kembali daftar menu tersebut

" Ada lagi, Mbak?" tanya si pelayan

Fifi pun menggelengkan kepalanya sebagai respon

"Baik ditunggu mbak" jawab si pelayan dengan ramah dan segera pergi meninggalkan meja

Sementara itu Shafira sibuk dengan gadget nya yang terus muncul notifikasi dari teman semasa sekolah menengah pertama alias semasa SMP sekaligus saudara sepupunya yang tak henti mengirimkan pesan lewat aplikasi berwarna hijau dengan logo telepon. Ia merasa jengah diteror dengan isi pesan yang terus mengajak nya untuk bertemu bukan tanpa alasan, ia sangat malas untuk bertemu sepupunya itu yang menurutnya terlalu sering ikut campur dalam kehidupan pribadinya bahkan tak sering menjadi mata-mata kedua orang tuanya untuk mengawasi dirinya. Dengan malas Shafira membuka aplikasi tersebut membaca pesan demi pesan yang telah tertumpuk dan benar dengan dugaannya sepupunya itu tak pernah lelah mengajak nya untuk bertemu dengan nada mengancam sepupunya itu menuliskan pesan

'Ayo... kita bertemu ada hal yang ingin gua sampaikan. PENTING!, jika lu ga Dateng gua ga akan segan memberi tahu kelakuan lu selama ini yang sering keluar masuk bar dan meminum minuman haram itu!!! '

"Sial,bocah itu!!" keluh Shafira

Fifi yang sedari tadi memperhatikan raut muka Shafira yang mendadak kusut pun menanyakan hal yang membuat wajah temen nya menjadi masam sambil menepuk bahu " Ada apa?.. ada masalah?" tanyanya

" Anjir emang bocah bangsat ... dia mau nangtangin gua, emang dia pikir dia siapa bisa nyuruh seenak biji palanya pakai segala ngancem ngelapor bonyok gua" keluhan dan makian pun keluar dari mulut gadis cantik itu siapa lagi jika bukan Shafira

" Siapa si siapa " jawab Fifi

"Orang.. Fi " jawab Shafira yang masih tersulut emosi dan enggan menyebutkan nama sang pengirim pesan kepada temannya ini.

"Ohhhh,,, terus gimana mau lu temuin tuh orang apa engga? " jawab si Fifi yang tau bahwasanya sang teman enggan menjelaskan lebih jelas, ia pun tak ambil pusing dengan itu .

"Males sebenarnya, Fi .. tapi kalau ga ditemuin bisa kebongkar kelakuan gua dan lebih parah kalau bonyok gua tau bisa abis gua kena omel" jawab Shafira sambil membayangkan resiko jika ia tidak menuruti kemauan sepupunya yang menyebalkan itu

"Yaudah kalo gitu mah lu harus temuin orang itu.. gua ga mau ya bonyok lu nelepon gua sambil marah-marah apalagi sampe kerumah gua yang ada bisa-bisa gua juga kena ikut omel ayah gua" jawab Fifi yang ikutan panik dibuatnya

"Hm.... " respon Shafira sambil jari lincahnya mengetik kata demi kata membalas pesan sepupunya itu

' Iyya, yaudah kita ketemu'

' Tapi jangan lama gua sibuk'

' Dimana ketemunya'

'Send'

sambil menaruh handphone kesayangan itu di meja " eh lu bawa Vape sama liquid nya kan? " tanyanya. Fifi pun mengambil benda yang dimaksud Shafira didalam tasnya sambil menyodorkan benda yang dimaksud " Nih.. Jangan keseringan lu ngevape, sakit paru-paru baru rasa" omel Fifi bukan tanpa sebab ia mengomeli teman satu ini karena terlalu sering Shafira menghisap alat rokok elektrik tersebut yang dirasa Fifi kurang baik untuk kesehatan temannya itu. Hingga pernah ia hampir ketahuan ayahnya karena membawa benda itu kerumahnya yang sering dititipkan kepadanya dari teman yang satu ini.

"Iyya " jawab Shafira sekenanya sambil menghisap Vape tersebut "Mau coba?" tanya Shafira sambil menyodorkan Vape itu kepada Fifi namun Fifi menolaknya

Tak lama berselang pelayan pun datang menghampiri mereka mengantarkan pesanan yang telah dipesan sambil mengatakan

" Ini pesannya ya, Mbak" sambil mengoreksi kebenaran pesan yang telah di pesan oleh Fifi

" Satu Orange juice Satu pancake cokelat Satu red velvet cake, ada lagi Mbak yang kurang?" tanya si pelayan itu dengan ramah dan senyum

"Tidak ada, Mas"

"Baik kalau begitu saya tinggal kebelakang dulu, jika ada tambahan silakan Mbak memanggil saya lagi"

dianggukan kepala Fifi sebagai respon, pelayan pun pergi meninggalkan meja makan mereka dan mereka pun segera menyantap hidangan yang telah tersaji di depannya dengan lahap sambil sesekali mengobrol ringan dan Shafira menghabiskan sebotol wine tersebut alhasil ia pun mabuk berat hingga mengharuskan Fifi mengambil kendali kemudi mobil Mereka dan mengantar temannya terlebih dahulu sebelum ia kembali kerumah dengan sigap dan tanpa babibu melajukan mobil mereka dengan kecepatan tinggi agar cepat ia sampai dirumah mengingat ini sudah sangat larut

******

SEMENTARA DILAIN TEMPAT

Pria berbaju Koko dengan sarung pelengkap nya dan tak lupa peci hitam bertengger di kepala tengah mendirikan solat malam meminta pertolongan kepada Allah akan kelancaran usahanya esok hari dengan khusyuk memanjatkan doa dan tak lupa mengucapkan tasbih kepada Sang Pencipta Langit dan Bumi juga tak lupa Pria itu berdoa keselamatan untuk orang tuanya dan dirinya.

'tok.. tok..tok ...'

"Ummah boleh masuk ya, Han ?"

"Silakan ummah, pintunya tidak Farhan kunci"

___________________•••••♪•••••___________________

Haii reader's gimana ini part 1 nya? suka ga? kependekan ya?

aku harap kalian dapat mendukung karya pertama ku :)

jika iya .. next part ku usahan lebih panjang lagi

salam cinta ❣️

caramelow

Don't copy of the this story cause this story

HASIL PEMIKIRAN AKU SENDIRI !!! 💢💢💢