Chereads / senja yang dinanti / Chapter 2 - pasrah

Chapter 2 - pasrah

Ingatkan jika ada TYPO!!

====================================

Semua masalah pasti

Ada hikmah nya.

Jadi jangan menyerah

di tengah jalan

เน‘Aydเน‘

====================================

Mereka pun Sudah sampai ke Asrama olahraga yang dimaksute oleh Coach Gibran.

Dengan berlari kecil Anin sudah sampai diruangan yang slalu buat untuk ketemuan.

Alvaro ditinggalkan begitu saja karena Anin masih jengkel tujuh kepalang. karena jika melampiaskan kekesalan sekarang bisa bisa hadiah lebih besar akan datang.

"hai Coach Gibran, tadi manggil saya ada apa ya?" tanya Anin dengan detak jantung yang gak karuan. Karena takut jika ada hadiah seperti yang dikatakan oleh Alvaro.

"eh Anin dah Sampai, gini kan kamu besuk ikut turnamen nya sama yang berpasanagn kalau yang berpasangan perempuan pasti tau kan sama siapa?" ujar Coach Gibran.

"syuhh syukurlah kalau kek gitu" ucap Anin didalam hati nya.

"iya coach udah" jawab Anin mantab karena Anin tau pasti dipasangkan dengan Kak Salsa dan Kak Nada.

"Terus nanti yang kelompok campuran udah tau belum? " tanya Coach Gibran dengan serius.

"Kok Aku ikut Yang campuran Coach?, gak usah ya co__" ucap Anin terpotong oleh suara teriak Alvaro.

"Kesempatan kok gak dipakai RUGI RUGI" Ucap Alvaro Kata RUGI nya lebih dikarasin dikit agar Sadar Anin atas kesempatan emas tapi tidak diikutinya atau malah menolak nya.

"Datang gak nyapa dulu ya lu" ucap Anin sinis karena kesal didalam hatinya berkecamuk belum hilang.

"nih balesannya yang tadi sama sekarang" ucap Anin sambil Menjitak dan memukul Lengannya .

"ehhh ampun ampun tangan gue gak bisa buat turnamen lu ganti" ucap Alvaro dengab pembelaan yang begitu spesifik tapi ya gimana lagi Anin pasti tidak menaggapi nya.

"masih bisa bicara rupanya" ujar Anin sampil menjitak kepala Alvaro lebih keras pastinya .

"ampun ampun Nin gue ngak ngulangi lagi deh" ucap Alvaro bersungguh sungguh.

Karena jika masih diteruskan pasti tangannya bener bener Cedera dan gak bisa ikut turnamen ๐Ÿ˜ฉ.

"Hmmmm" Jawab Anin mulai mereda menyiksa Si Alvaro.

"Coach Gibran ada disini heyy" ucap Coach Gibran agar Semua fokus kembali.

"eh iya Coach" ucap Anin dengan nada Kaget pastinya.

"Kenapa Nin kok ngak mau kalau Ikut Yang Campuran? " tanya Coach Gibran dengan muka yang bertanya tanya.

"Mau sih mau tapi ada Syarat nya kalau aku mau sama dia kalau enggak, enggak ikut Aku" ucap Anin Sungguh sungguh.

"dah kudunga nie anak pasti milih kalau sama Al pasti gak Mau" ucap Coach Gibran didalam hatinya.

"kalau sama Si Alvaro mau ngak?" tanya Coach Gibran.

Anin kaget dengan ini ya kali enggak turnamen aja brantem terus kalau turnamen bisa barabe skor bisa turun drastis nantinya.

"enggak enggak enggak, aku gak mau sama tu orang" ucap Anin sangat menolak.

Disisi lain ada muka yang memelas kepada Coach Gibran . Kalau bukan Alvaro ya siapa lagi yang nyuruh Anin ikut Turnamen yang kelompok campuran kan Alvaro.

Flassback ON

"Om ,Anin ikuttin ya yang kelompok campuran" ucap Alvaro dengan nada agak melas biar Coach Gibran menyetujuinya.

Coach Gibran adalah Adiknya Papa nya. Jadi Coach Gibran adalah Om nya Alvaro. Jika Diluar tentang pertemuan keluarga Alvaro tetap manggil Coach Gibran Bukan Om Gibran.

"Emm gimana ya" ujar Coach Gibran yang masih bimbang karena Anin belum pernah mengikuti turnamen yang campuran.

"Nanti kelompok nya sama aku aja ,Om" ujar Alvaro dengan penuh pengharapan.

"itu dia masalahnya emangnya Anin mau sama kamu?" tanya Coach Gibran dengan nada pesimis pastinya dan agak mengejek.

"kok Om ngak dukung keponakan sendiri sih" jawab Alvaro sambil beranjank pergi.

Alvaro udah mahasiswa tapi kelakuan nya masih agak mencondong kekanak kanakkan (sifat nya harus dituruti biasanya)

"iya iya gue turutin tapi ada syaratnya" ucap Coach Gibran.

"apa Syaratnya?" tanya Alvaro.

Alvaro memutar dan mendekati Coach Gibran.

"Syaratnya lu harus juara gak ada alasan ginilah gitulah" jawab Coach Gibran Tegas.

Alvaro masih berfikir didalam otaknya entah apa itu, sepertinya strategi agar bisa juara atau agar Coach Gibran tidak menberikan Syarat.

"Gimana?, mau ngak ngak mau ya udah" tanya Coach Gibran beranjak Pergi.

"Syap deal kalau gitu" jawab Alvaro semangat 45.

Flassback OFF

"emang kenapa sih Nin kok ngak mau?" tanya Coach Gubran dengan nada agak agak menggoda.

"ngak mau lah apa lagi sama tu anak" ucap Anin Ketus sambil nunjuk Alvaro. Alvaro hanya menatap Anin dengan tatapan lesu dan kaget.

"dapat Hadiah kalau kamu berdua menang mau ngak?" ucap Coach Gibran membujuk lagi. Melihat wajah keponakan yang menyedihkan itu membuat Coach Gibran merasa iba.

"bener lo Coach dikasih hadiah" jawab Anin dengan semangat. Kalau ada Hadiah hati yang beku pun bisa diluluhkan.

Wajah Alvaro ikut senang dan tidak murung lagi. "usaha tak akan sia sia pasti akan berbuah pada waktunya" ucap nya dengan berguman sangat sangat pelan.

"emm tapi Coach jarak berapa?" tanya Anin bersungguh-sungguh.

"70M" jawab Coach Gibran singkat padat dan sangat jelas.

"tapi Coach kan aku gak pernah sampai jarak itu, eh pernah sih tapi gak pernah dapat bidikan yang pas" ucap Anin yang sekarang lesu.

"Gue yang cariin bidikan nya biar pas" ucap Alvaro semangat 45 pastinya.

"bener lo Al awas lu bohong" ucap Anin dengan tatapan serius sangat serius.

"bener, janji gue" jawab Alvaro dengan menjentikkan jari klingkingnya agar Anin percaya dengannya.

"iya iya" ucap Anin dengan senang.

๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ๐Ÿ

Anin kembali kelapangan untuk berlatih. Anin tidak bersama Alvaro sekarang tetapi Anin sekarang sendiri menuju tempat Latihan. Anin tidak berharap sih.

"kak Nad jarak berapa?" tanya Anin kepada kak Nada.

"Jarak 40M baru males jalan" jawab kak Nada sambil menampakan pupy eyes nya.

"emang lu mau jarak berapa?" tanya Kak Salsa kepada Anin.

"70M" ucap Anin singkat sambil menuju tempat sasarannya.

"nanti dulu nanti dulu" ucap Kak Salsa dan Kak Nada dengan nada mengintrogasikan.

"apalagi sih" ucap Anin sudah mulai kesal.

"emang lu ikut jarak yang 70M?, sama siapa?, emang lu Dah bisa jarak segitu?" Ucap kak Nada Berbondong bondong pertanyaan.

"apakah Gue harus jawab satu persatu?" tanya Anin balik harus sabar end pasrah hari ini.

"enggak juga sih yang paling terpenting"

"Kita gak mau ngajarin" Ucap Kak Nada Dan Kak salsa bersamaan dan tegas.

"iya aku gak butuh kok" ucap nya enteng .

"mesti lu dibantu cari bidikannya sama Alvaro kann" Goda Kak Salsa.

"Cie cie" Kak Nada ikut ikutan memanas manasin Anin.

"BOMAT kak" teriak Anin.

Anin sedang malas berdebat karena pagi pagi dia sudah berdebat dengan sahabat dan teman temannya.

"ngambek CIE" ucap Kak Nada masih memanasi telinga Dan jiwa Anin.

"KAKK Nadaaaa" Teriak nya lebih keras sudah tidak terbendung lagi kemarahan yang dari tadi dikurung di dalam jiwanya.

"iya iyaa khilaf" ucap nya terlalu tulus karena takut diamuk oleh Singa Jantan setengah Betina.

(chapter lanjutan ada di Wattpad akunnya aleyda_hasna kalau sangat penasaran Chapter selanjutnya )