20.00 Wib
Rayna keluar dari kamarnya dan turun ke bawah untuk memastikan apakah wijaya telah pulang,saat rayna turun dan sampai di ruang tamu ray hanya menemukan friska yang sedang terduduk sambil memainkan ponselnya.
Ray pun mendekat dan berusaha mengajak ngobrol mama nya dan bertanya tentang wijaya yang akhir2 ini sering kerumah Ray.
"Mah om wijaya itu siapa sih?" Ucap ray dengan tenang
"Sudah mamah bilang kan teman kuliah,tapi.." ucap friska menggantung dan terus menatap layar ponselnya
"Tapi apa mah? Mamah jangan gantungin gtu dong" ucap ray mulai penasaran.
"Tapi mamah sama dia udah mulai dekat,jadi ya mama pikir ga ada salah nya kalo mamah menjalin hubungan dengan dia,lagi pula dia itu pengusaha kaya dan duda,istrinya meninggal 2 taun lalu karna penyakit kanker. Jadi kami sama2 kesepian" jelas friska panjang lebar seraya menatap ray sekilas saat di akhir kalimat dan kembali menatap layar hp
Ray melongo tak percaya,maksud ucapan mamah nya tadi apa soal menjalin hubungan.
Ray berdiri dari duduknya
"Mah,mamah apa2an si,mamah mau nikah sma dia? Mah,mamah emang sudah lupa sama papah?" ucap Ray emosi tetapi,
Plaaak
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri rayna,ray yang ditampar memegangi pipi kiri nya yang memerah dan terisak menatap friska tidak percaya.
"Kamu ini dasar ga sopan ya, ga tau diri. heh kamu lupa perjuangan mama hah? Perjuangan mamah merawat papah kamu,selama 3 tahun mamah nemenin dia dirumah sakit sampai mamah rela tidur di lantai itu apa?
"Masih untung kamu dan adik2 kmu itu sekarang bisa makan dan sekolah berkat kerja keras mama diluar sana. Kamu ga tau kan gimna rasanya jadi ibu sekaligus kepala rumah tangga? Iya.kalo gitu kamu aja sana yang kerja supaya tau rasanya jadi mama itu kaya apa" ucap friska membentak marah dan langsung pergi ke kamarnya meninggalkan ray di ruang keluarga sendirian dengan kondisi yang kacau
"Hiks...hiks...kenapa mamah tampar rayna mah.kenapa ga sekalian aja mamah siksa rayna hiks..." Tangis ray menjadi dan ray pun terduduk dilantai dengan kaki ditekuk dan wajah yang menelungkup disela tangannya.
Tanpa disadari ray dan friska. Raihan dan Azka melihat kejadian itu di atas tangga,melihat sang mamah memaki dan menampar ray membuat mereka ketakukan dan segera lari masuk ke kamarnya,
"Kak,azka takut kak hiks hiks.."kata azka seraya memeluk raihan
"T-tenang ya azka kan ada kaka, kak ray pasti gapapa kok" ucap raihan yang terbata karna masih syok dengan kejadian tadi yang dilihatnya
...
07.15
Rayna sudah berada di dalam kelas nya sendirian, jam segini mana ada yang datang,hampir dari seluruh murid kelas tekstil A datang ke sekolah siang sekitar hampir jam setengah delapan atau bahkan bisa smpai jam setengah 9 entah apa saja yang dilakukan mereka smpai dtang begtu terlambat ke sekolah.
Ray masih melamun seraya tertunduk melihat sepatu nya dengan tatapan kosong,dan kondisi mata yang membengkak dan sembab akibat menangis semalaman karna bertengkar dengan mama nya
Ia juga kembali mengingat memori-memori indahnya saat ia masih menjadi atlet renang
Flashback
"Mah,pah, liat" Rayna menunjukan medali peraknya pada kedua orang tuanya dengan senyuman bangga
"Waaah anak kita menang lagi ya pah" ucap Friska senang dan mengambil alih medali tersebut dengan tatapan kagum
"Papa benar-benar bangga sama kamu Ray,dengan gini kamu bisa nerusin bakat kamu sebagai atlet" ucap Lukman sambil mengelus lembut rambut Rayna yang belum kering
Tapi Rayna yang masih SMP,masih ingin menggapai cita-cita nya yang dari kecil sudah ia niatkan "dokter" tidak ada profesi lain selain dokter yang diinginkan Rayna
"Pah,Rayna cuman mau jadi dokter. Jadi atlet sekarang itu karna kemauan papa dan Rayna juga nambah kegiatan Rayna,mencari bakat lain yang Rayna miliki,jadi Rayna juga gabisa selamanya jadi Atlet Renang seperti yang papa bilang,Rayna punya cita-cita sendiri pa,mah" jelas Rayna kepada kedua orangtuanya
Lukman dan Friska mengangguk mengerti,
"Iya sayang,kamu boleh jadi apapun yang kamu mau. Tapi papa ingin tahun depan kamu bisa membangun medali emas buat papa,gimana?" Lukman tersenyum menggoda ke arah Rayna
"Kalo gitu sih gampang pah,doain ya pah mah"
"Papa janji,sehabis itu papa ga akan memaksa kamu untuk jadi atlet lagi,iyakan ma?" Lukman beralih memandang Friska
"Iya dong,apapun sayang,kamu bisa jadi apapun yang kamu mau"
"Sayang banget sama mama papaaaa" Rayna menghambur kepelukan kedua orangtuanya.
Tidak lama,2 Minggu setelah itu,Lukman jatuh sakit.penyakit komplikasi dan kanker hati yang di deritanya tidak bisa di tolong lagi,sisa hidup Lukman hanya 3 tahun,tapi Lukman hanya bertahan sampai 2 tahun saja. Hari kepergian Lukman adalah hari terkabulnya sebuah permintaan Lukman kepada Rayna.
Benar saja,pesan Lukman membuat Rayna ngeri sendiri,kenapa papa nya sudah memberikan isyarat dari lama untuk kepergiannya ini,bahkan sekarang Rayna memang sudah tidak menjadi atlet,papa nya memang benar-benar sudah menyuruhnya berhenti menjadi atlet,karna itu Ray mempunyai trauma tersendiri pada berenang. Malahan sekarang mama nya yang terobsesi supaya Ray tetap menjadi atlet
Apalagi kalo bukan karna uang?,Friska melakukan itu untuk uang.
"gw bahkan gatau bisa jadi dokter apa engga nanti,tujuan hidup gw udah hancur" gumam nya sendiri sambil melihat sepatunya di bawah
Tok Tok Tok
Suara ketukan itu tidak dihiraukan oleh Ray,Ray hanya berfikir bahwa itu Salah Satu teman kelasnya yg baru datang,
"Lo kenapa?" Ucap lelaki itu yang kini duduk di kursi depan meja ray
Ray mendongkakan kepala nya karna suara berat seorang lelaki yang berada di depannya,mengingat seisi kelas hanya dihuni oleh perempuan dan satu laki2 brkebutuhan khusus yg jarang berbicara
"H-hikmal? Lo ngapain disini"
"Lo gajawab pertanyaan gw,lo kenapa" ucap hikmal tersenyum simpul
"G-gw g-gapapa kok" kata ray kembali tertunduk
Dagu ray ditarik ke atas oleh hikmal agar menatapnya
"Udah gw bilang jangan nunduk kalo ngomong sma gw" ucap hikmal sambil melepaskan tangannya dari dagu ray
"M-maaf"
"Mata lo sembab abis nangis?"
"Mata gw emang kaya gini" ucap Rayna sambil tersenyum tipis
"Mata lo ga gtu,jangan bohong sma gw,gw tau lo lagi ada masalah" ucap hikmal sambil menepuk nepuk kepala ray
Ray terdiam bagaimana hikmal bisa melakukan hal seperti itu disaat suasana hati ray sedang kacau,dan sekarang dicampur rasa deg2an juga senang
"Udah gw bilang gw gapapa" ucap ray tersenyum manis dan meyakinkan
"Yaudah klo lo gamau cerita,gw balik ke kelas dulu" ucap hikmal bangkit dari duduknya dan segera keluar dari kelas rayna,
"Kenapa sma cowok itu? Dia slalu bikin gw baper tapi abis itu ditinggalin gtu aja" ucap ray kesal sambil menunduk kembali dan melamun,
Tak lama satu persatu teman2 ray datang dan memasuki kelas.
Hikmal POV
Gw keliling ke kelas2, ini salah satu tugas gw di osis,pas gw lewat kelas rayna,gw sedikit nengok ke dalem dan suasana kelas nya bener2 masih sepi
Tapi gw liat cewe sendirian di pojokan sana lagi nunduk,rambutnya nutupin semua area wajahnya dan ga bergerak,gw sedikit was2 takutnya tu cewe bukan manusia, soalnya gelagat nya nyeremin sih:v
Tapi gw beraniin diri buat deketin tu cewe,
Tok tok tok
Gw ngetuk pintu kelas yang setengah terbuka itu, tapi ga ada jawaban dari tu cewek,perasaan gw makin ga enak aja, dan akhirnya gw jalan samperin dia, ya walaupun deg2an takutnya apa gtu:v
Setelah gw deketin gw kenal siapa cewe ini dan meja yang dia duduki. Itu adalah meja rayna
"Lo kenapa" kata gw yang duduk di depan dia
Dia sedikit kaget pas liat gw disitu,tapi tunggu, hey kenapa sama mata nya itu,matanya bengkak memerah dan sembab, ni cewek pasti abis nangis. Abis diputusin pacarnya kali ya,
H-hikmal? Lo ngapain disini"
"Lo gajawab pertanyaan gw,lo kenapa" gw coba senyum sama dia
"G-gw g-gapapa kok" kata ray sambil nunduk lagi,hah susah emang ngajak ngomong cewe yang nge fans sma gw,Malu nih pasti
Gw tarik dagunya ke atas supaya dia natap gw
"Udah gw bilang jangan nunduk kalo ngomong sma gw"
"M-maaf"
"Mata lo sembab abis nangis?"
"Mata gw emang kaya gini" kata ray sambil tersenyum tipis, bodoh.udh tau sakit masih aja senyum.
"Mata lo ga gtu,jangan bohong sma gw,gw tau lo lagi ada masalah" kata gw sambil nepuk2 kepala dia pelan,gw jadi inget Icha di sana. Gw ngelakuin hal yg sama ke dia klo dia lagi sedih kaya gini.
"Udah gw bilang gw gapapa" kata ray smbil senyum dan meyakinkan gw
"Manis" gumam gw dalem hati
"Yaudah klo lo gamau cerita,gw balik ke kelas dulu" gw pergi ninggalin dia disana,gw gamau lama2 deket dia gw deg2an.Gw pun lanjutin kegiatan keliling dan balik lagi masuk kekelas gw.
Author pov
"Woy ray lu gapapa?" Tanya hanna dengan nada serius
"Iya ray,mata lo be-" ucapan ara terpotong oleh ray
"Gw gapapa elah beneran"kata ray tersenyum
Ara mengangguk dan memutar badannya kembali menghadap ke adel yang asik bermain game di ponselnya
"Ray gw nanya serius,lo ada masalah ya dirumah?" Bisik hana agar tak terdengar oleh ara dan adel
Ray menoleh dan menggigit bibir bawahnya seraya mengangguk pelan
Hanna yg mengerti akan hal itu segera menarik ray keluar dari kelas
Ray memang tertutup pada orang
lain tapi tidak dengan hanna sahabatnya itu,ray juga sangat terbuka akan kehidupannya kepada nayla sahabat dari masa kecilnya, memang tidak banyak membantu,
Tapi ray lega bisa mencurahkan semua permasalahan yang membuat suasana hatinya hancur itu kepada kedua shabat2 nya.
"Na lo mau bawa gw kemana?" Kata Ray disela perjalanan mereka
"Kita ke taman belakang aja supaya tenang lo ceritanya" tanpa menoleh sedikitpun kepada Ray, hanna masih menggenggam tangan sahabatnya itu
Hanna begitu peduli terhadap ray, apapun akan dilakukan nya dan ia akan berusaha membantu Ray jika ray ada masalah. Ya biarpun bobrok2 gtu juga hatinya baik:v
Sampai lah mereka di taman belakang sekolah,ya ray prnah kesini juga ditarik oleh hikmal:) waktu itu.
Kedua nya duduk di bangku panjang yang sudah disediakan disana.
"Jadi lo kenapa?" Kata hanna yang kini menatap ray
"Jadi,...." Ray menceritakan semua kejadian tadi malam dan juga menceritakan wijaya yang sekarang sering berkunjung kerumah ray,
"Ya ampun tapi lo gapapa kan ray? Adik2 lo? Apa mereka liat pas lo ditampar?" Ucap hanna dengan nada iba dan ikut bersedih saat ray bercerita tadi,
"Gw gapapa,gw,gw gatau kalo raihan sma azka liat atau ga nya na,ya mudahan aja engga" ucap ray gusar
"Emmm tapi ray,yang tante friska bilang ada benernya juga" ucap hanna sambil berbicara dengan tatapan ke arah lain
"Bener apanya? Bener dimna?
"Ya kan mamah lo udh lama menjanda ya mungkin dia cuman pengen ngisi lagi hari2 nya tanpa kesepian" ucap hanna hati2 agar ray tidak emosi dengan ucapannya itu
"Apa? Maksudnya? Ucap ray heran tidak percaya dengan apa yang hana bilang barusan.