Ketukkan pintu terdengar di telinga skyla mengganggu tidur dari mimpi indahnya. Gadis itu membuka matanya perlahan lalu mendudukkan dirinya di atas kasur sambil merenggangkan otot-ototnya yang kaku. Matanya yang sayu beralih kearah pintu kamar yang masih di tutup dengan ketukkan pintu yang tak berhenti.
"Masuk!" Perintahnya dengan suara serak.
Pintu kayu jati itu terbuka, bi inke masuk kedalam kamar skyla dengan mika yang mengikuti bi inke dari belakang.
Tanpa sadar skyla mendengus sinis melihat wajah sok polos mika. Ia menatap bi inke dengan malas, ia tidak marah dengan bi inke namun hanya kesal dengan kelakuan keponakannya itu.
"Nona, bibi ingin meminta maaf atas apa yang mika lakukan pada nona... Tolong maafkan kesalahannya non!" Ucap bi inke dengan wajah penuh penyesalan.
Skyla menatap malas, sebenarnya ia ingin pelakunya sendiri yang meminta maaf namun malah orang yang tidak salah yang meminta maaf kepada dirinya.
"Yang salah bukan bibi! Kenapa yang minta maaf bibi? Sedangkan yang salah nampaknya tidak sama sekali merasa bersalah!" Ucap skyla begitu menusuk hati mika.
Tanpa sadar mika mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Ucapan skyla membuat dirinya begitu tersinggung. Hei! Lagi pula ini memang salahnya! Lagipula dirinya memang hanya anak pembantu tetapi dirinya malah membalikkan fakta yang ada.
"Sudahlah! Skyla ingin mandi! Bibi bisa keluar dari kamar skyla!" Usir skyla pada bi inke.
Tidak peduli jika orang mengatakan skyla itu tidak sopan! Dia tidak peduli sama sekali! Skyla meranjak dari tempat tidurnya lalu memasuki kamar mandi dengan perasaan kesal. Moodnya pagi ini sudah hancur.
Bi inke menatap mika dengan tajam saat nona mudanya a.k.a skyla, sudah memasuki kamar mandi. Ia menarik tangan mika dengan kasar keluar dari kamar skyla.
Sesampai di lorong sepi bi inke langsung menghempaskan tangan mika dengan kasar. Matanya menatap tajam kearah mika, wanita paruh baya ini terlihat begitu marah dan muak.
"Ini semua grgr kamu! Dasar tidak tahu diri! Sudah numpang tapi kelakukan kamu seperti majikan! Ingat mika kamu tidak akan pernah di takdirkan menjadi orang kaya!"
Jleb!
Perkataan bi inke begitu menusuk hati mika. Harga dirinya merasa terinjak-injak oleh bibinya sendiri. Hatinya begitu perih, kenyataan menampar dirinya, namun ego dalam dirinya begitu besar. Tidak! Sudah cukup! Ia tidak akan pernah mau menerima kenyataan yang ada! Lihat saja apa yang bakalan dirinya lakukan.
"Bibi!" Panggil mika dengan lirih.
Air mata mika mengalir deras di pipinya. Mika menatap bibinya dengan sendu, namun matanya menangkap sosok pria tegap berjalan kearahnya dan bibinya. Dengan air matanya yang terus deras, ia menjatuhkan dirinya di lantai marmer, lalu suara Isak tangis terdengar.
"Apa yang kau lakukan inke?" Tanya alvin datar tepat berada di belakang bi inke yang sedang membelakangi pria itu.
Saat mendengar namanya di sebut, ia membulatkan matanya sambil membalikkan badannya dengan ragu. Wajahnya wanita paruh baya itu terlihat kaku dan pucat, ketakutan langsung menyelimuti dirinya.
"Tu--tuan" sapa bi inke terbata-bata.
Alvin yang sedang memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana bahannya. Wajahnya datar dan tenang, namun orang yang beda di hadapannya begitu gemetar ketakutan.
"Apa keponakan mu itu sudah meminta maaf kepada ADIK KESAYANGAN ku?" Tanya alvin sambil menekan kata adik kesayangan.
Bi inke menundukkan kepalanya, suara Isak tangis mika tidak kunjung reda. Alvin yang melihat itu hanya bisa mendengus kesal.
"Hei! Kecilkan suara mu itu! Kau sangat mengganggu ketenangan telinga ku!" Ketus Alvin pada mika.
"Dan kau?! Apa yang kau lakukan pada keponakan mu itu?" Tanya alvin pada bi inke sambil menunjuk kearah mika dengan dagunya.
"Ma--maafkan saya tuan! Saya akan memberikan dia pelajaran untuk tidak melakukan kesalahannya lagi!" Ucap bi inke dengan suara bergetar ketakutan.
"Bagus kalau kau tau!"
Setelah mengucapkan itu Alvin langsung meninggal bi inke dan mika yang masih terduduk di lantai.
Setelah melihat kepergian alvin, mika langsung kembali berdiri dengan kasar ia menghapus air mata buaya nya.
"Oh! Lihatlah bibi! Apakah acting ku sudah bagus? Bahkan Alvin membela ku!"
~~~
Suasana meja makan begitu tenang dan hening, suara denting sendok dan garpu menjadi alunan di meja makan.
Skyla memenyudahi sarapannya, ia mengambil air putih yang berada di sampingnya lalu meminumnya. Matanya melirik kearah alvin yang juga sudah selesai makan.
Jika kalian tanya apakah mika berada satu meja makan dengan skyla? Jawabannya iya. Lagi pula skyla ingin melihat drama yang sepertinya akan seru kedepannya.
"Princess, kakak akan melakukan perjalanan bisnis" ucap alvin tiba-tiba.
Skyla menatap alvin dengan melongo, namun sedikit kemudian gadis itu mendengus kesal sambil melirik alvin dengan sinis.
"Kapan dan berapa lama?" Tanya skyla dengan nada ketus.
"Siang ini dan hanya 1 bulan" jawab alvin dengan lembut.
"Hanya?! Hanya satu bulan kakak bilang? Itu lama... Astaga!" Pekik skyla dengan kesal.
Alvin terkekeh menatap skyla yang begitu kesal kepadanya. Pria itu lalu beranjak dari kursi meja makan dan melangkah kearah skyla yang sedang bersedekap dada. Tangannya terulur mengelus pucuk rambut skyla sambil mendaratkan kecupan hangat.
Mika membuang wajahnya ke arah lain. Hatinya iri melihat skyla yang begitu di sayang oleh alvin. Hei! Lagi pula siapa dirinya disini? Bukankah dirinya hanya keponakan pembantu dirumah ini! Lalu, bisa berteman dengan sang majikannya dan memanfaatkan sedikit keadaan.
Skyla menepis tangan alvin yang berada di kepalanya. "Jangan sentuh!" Ketus skyla.
Alvin terkekeh lalu menggelengkan kepalanya. "I have gift for you princess!" Ucap alvin.
"Aku tidak butuh!" Sinis skyla.
"Ohya? Padahal hadiah yang kakak berikan akan membuatmu senang" ucap alvin.
Skyla melirik kearah alvin dengan ragu. Gengsi! Itulah skyla jika sedang ngambek mode on. Alvin tersenyum kecil lalu menarik wajah skyla untuk menatap kearahnya.
Cup!
Satu kecupan hangat mendarat di sudut bibir skyla. Sedangkan, skyla masih enggan menatap wajah alvin.
"Lihat kakak!" Ucap alvin dengan lembut namun ada nada perintah.
Skyla menghembuskan nafasnya, kemudian menatap kearah wajah alvin yang berada di hadapannya.
"Princess tidak boleh seperti ini! Kakak janji akan cepat menyelesaikan pekerjaan kakak untuk princess!" Ucap alvin lembut.
"Tapi aku akan sendirian disini!" Ucap skyla dengan wajahnya yang cemberut.
Alvin melirik kearah mika yang sedang memakan sarapan. "Kan ada mika ASISTEN kamu, princess" ucap alvin sambil menekan kata asisten.
"Oh iya! Aku lupa! Aku kan punya ASISTEN PRIBADI!" Ucap skyla yang ikut menekan kata terakhir.
"Yasudah! Ayo kakak ingin menunjukkan hadiah untuk mu!" Ajak alvin sambil menggandeng tangan skyla.
Skyla menatap kearah mika. "Mika cepat! Kita akan berangkat sekolah setelah melihat hadiah dari kak alvin!"
Setelah mengucapkan itu skyla berjalan bersama alvin menuju pintu utama rumah.
Pintu utama dibuka oleh pria berbadan besar yang berdiri di sisi kanan dan kiri pintu.
Mobil Ferrari 488 Spider berwarna pink menjadi objek pertama skyla saat berada di teras rumah. Skyla melebarkan mulutnya menatap kearah mobil sport dengan tatapan tak percaya.
Decak kagum keluar dari mulut skyla. Gadis itu berjalan menuruni beberapa anak tangga menuju halaman dimana mobil sport itu terparkir.
"For you princess!"
Ucapan Alvin membuat skyla menatap kearah pria itu dengan tatapan yang masih tak percaya.
Detik berikutnya skyla menerjang Alvin dengan pelukan. "Thankyou so much my prince!" Gumam skyla.
"Anything for you my princess!" Jawab alvin sambil memeluk skyla dengan erat.
Alvin tersenyum hangat kepada skyla saat melepas pelukannya. Lihat, dengan skyla bahagia seperti saat ini, alvin pun ikut merasakan nya. Tidak sia-sia dirinya memesan mobil seharga satu unit rumah mewah, dengan meminta costum berwarna pink.
Tangannya menangkup wajah skyla dengan lembut, sedangkan skyla menatap alvin dengan mata berkaca-kaca.
"Thankyou so much kak! I love you! Aku sayang banget sama kakak!" Ucap sklya sambil menitihkan air mata nya.
Alvin tersenyum hangat kepada skyla. Hanya sklya yang akan mendapatkan semua senyum, kasih sayang, bahkan seluruh hidup Alvin hanya untuk skyla. Adik tersayangnya.
"I love you more princess. Kakak lebih menyayangi mu lebih dari apapun di dunia ini." Ucap Alvin lembut sambil menghapus jejak air mata sklya yang berada di pipi gadis itu.
"Kakak hati-hati di jalan dan harus ingat pulang! Skyla bakalan kangen banget sama kakak."
"Kakak akan cepat pulang dan membawa banyak oleh-oleh untuk princess kakak."
"Aku hanya ingin kakak cepat pulang dengan selamat dan sehat! Bukan oleh-oleh!" Ketus skyla sambil mendengus kesal.
Alvin terkekeh kecil. Hatinya menghangat saat Skyla, adik tersayangnya mengharapkan dirinya pulang dengan selamat.
"Baik sekarang saatnya kamu sekolah dan ini kunci mobilnya jika kamu ingin memakainya."