Soekarno Hatta Airport, Indonesia.
Skyla berjalan keluar sambil menarik koper besar. Mata hanzel coklat kehijauan nya menelisik menulusuri pintu keluar untuk mencari seseorang.
"Nona Skyla" panggil seorang pria paruh baya.
Skyla tersenyum hangat pada pria yang saat ini berada di hadapannya.
"Eh! Pak Burhan" ucap skyla riang.
"Mari non saya bawakan barangnya. Mobilnya di depan sana"
Pak Burhan mengambil alih koper besar yang di bawa oleh skyla. Skyla langsung menuju mobil yang di tunjuk oleh pak burhan.
Skyla memasuki mobil di bagian kursi penumpang belakang, sedangkan pak burhan memasuki koper kedalam bagasi mobil.
Tak lama pak burhan, supirnya itu mulai mengendarai mobil meninggalkan halaman bandara.
Skyla menatap pemandangan jalan yang masih sama seperti dulu. Sepuluh tahun meninggalkan tanah kelahirannya banyak yang sudah berubah.
"Non apa kabarnya?" Tanya pak burhan tiba-tiba.
Skyla menoleh kearah pak burhan yang sedang fokus padahal jalan. "Seperti yang bapak lihat" ucap skyla dengan senyum manis.
"Lama ya non tidak pulang" ucap pak burhan.
"Iya hehe. Setengah abad kayanya" ucap skyla sambil melontarkan lelucon.
Pak burhan terkekeh kecil. "Si non bisa aja"
"Gimana keadaan rumah pak?" Tanya skyla.
"Rumah selalu sepi non. Apalagi tuan jarang pulang" ucap pak burhan.
"What! Jadi selama ini kak alvin jarang pulang kerumah?" Heboh skyla.
"Iya non"
"Benar-benar itu si es biarin aja aku bakalan marahin dia nanti pak! Tenang aja"
Pak burhan tersenyum melihat tingkah skyla yang sedang marah dan gemas bersamaan.
Mobil mulai memasuki gerbang yang menjulang tinggi. Rumah bergaya Amerika Clasik bercampur Modern mulai terlihat. Mobil berhenti di depan tangga depan menuju pintu utama.
Skyla keluar dari mobil, sambil melihat kagum rumah besar dihadapannya. Kakinya mulai menaiki tangga. Pintu utama terbuka, para maid berjajar rapih di depan pintu menyambut kedatangannya.
"Wow!" Hanya itu yang bisa keluar dari mulutnya.
"Selamat datang nona" sapa para maid sambil membungkuk setengah badannya.
Senyum manis tersungging di wajah cantiknya. "Terimakasih"
Salah satu maid berjalan kearahnya. "Permisi nona, saya inke kepala maid disini" ucap maid itu yang bernama inke.
"Halo bi, saya skyla" ucap skyla dengan ramah.
"Mari non saya antar ke kamar" ajak bi inke.
Skyla menganggukkan kepalanya sambil mengikuti bi inke dari belakang. Skyla menaiki anak tangga yang melingkar menuju lantai dua.
"Disini ada lift juga kalau non skyla mau" ucap bi inke.
"Ohya? Dimana bi?" Tanya skyla antusias.
"Itu disebelah sana nona" jawab bi inke sambil menunjuk kearah ujung koridor lantai dua yang terdapat pintu aluminium.
"Wow! Keren!" Decak kagum skyla.
Satu kata buat skyla. Norak! Tapi apa peduli skyla? Mau dibilang norak atau apapun itu dirinya tidak peduli! Sama sekali tidak!
Sesampai di depan pintu besar berwarna putih bi inke segera membuka pintu tersebut. Jujur saja ini seperti mimpi di negeri dongeng bagi skyla!
Kamar bernuansa serba pink itu membuat skyla berdecak kagum, lagi dan lagi. Kamar yang besar dengan kasur Queensize di tengah ruangan. TV besar, dengan sofa pink dan karpet bulu berwarna putih. Terdapat dua pintu kaca besar di pojok kamar. Bisa di tebak jika itu adalah kamar mandi.
"Selamat istirahat non" ucap bi inke.
"Terimakasih bi" jawab skyla.
Bi inke pamit undur diri sambil menutup pintu. Skyla berjalan meneliti kamarnya yang sangat luas. Kakinya berjalan kearah pintu kaca yang besar, kamar mandi yang cukup besar dengan Bathtub di tengah kamar mandi. Di samping pintu masuk kamar mandi terdapat pintu. Skyla membuka pintunya lagi dan lagi hanya bisa berdecak kagum.
Di dalamnya terdapat Walk In Closed yang besar dengan lemari besar terdapat baju, tas, dan sepatu. Semua serba mahal.
Skyla keluar dari Walk In Closed lalu melewati kamar mandi. Sesampai di kamarnya ia langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk. Kepalanya menghadap langit-langit lalu memejamkan matanya.
Tak lama dengkuran halus mulai terdengar. Yeh! Malah molor dia.
~~~
Seorang pria tampan dengan wajah datar dan tatapan mata yang tajam memasuki rumah dengan beberapa orang berpakaian serba hitam. Bisa di tebak jika itu adalah para pengawal.
Alvian Van Javanier, namanya. Pria dengan sejuta pesona. Alvin melangkahkan kakinya memasuki lift menuju lantai dua rumahnya. Dirinya baru saja tiba dari singapura setelah urusan bisnis.
Saat mendapat kabar jika adik kesayangannya baru saja sampai di indonesia. Dirinya langsung terbang dengan jet pribadinya menuju Indonesian. Hanya butuh waktu satu jam setengah perjalanan dirinya sampai di bandara.
Denting lift berbunyi, alvin langsung melangkahkan kakinya menuju pintu besar berwarna putih. Pintu terbuka, kamar bernuansa pink menjadi objek penglihatan utama. Matanya menatap kearah kasur dimana gadis cantik nan imut sedang tertidur pulas.
Alvin melangkahkan kakinya menuju kasur, dengan perlahan ia duduk di pinggiran ranjang.
Skyla, gadis itu mulai terusik tidurnya saat wajahnya merasakan lembab karna kecupan. Perlahan tapi pasti matanya mulai terbuka sempurna.
"Kak Alvin!" Pekik skyla saat mendapat wajah alvin tepat di depan wajahnya.
"I miss you so much princess" ucap alvin sambil tersenyum hangat.
Skyla memeluk leher alvin dengan erat. "I miss you too kak!"
Alvin hanya tersenyum sambil menciumi bahu skyla lalu perlahan melepas pelukannya.
"Suka dengan kamarnya?" Tanya alvin.
"Banget! Sukaaaaa bangettttt!" Jawab skyla dengan nada riang.
"Makasih kak!" Lanjut skyla.
"As you wish princess! Dan kakak punya hadiah buat kamu" ucap alvin.
Skyla menatap alvin dengan wajah berbinar. "Apa itu?" Tanya skyla penasaran.
"Mari ikut kakak" ajak alvin.
"Gendong" manja skyla sambil merentangkan kedua tangannya kearah alvin.
Alvin mengangkat tubuh mungil skyla, menggendong seperti anak koala. Alvin berjalan menuju walk in closed milik skyla.
"Untuk apa kita kesini kak?" Tanya skyla.
Alvin diam, namun kakinya terus berjalan kearah ujung ruangan dimana lemari besar berada. Alvin membuka lemari kemudian masuk kedalam lemari. Tangannya menekan tombol di pinggir lemari. Alvin memasukkan angka, tak lama lemari mulai berputar.
Skyla memeluk leher alvin dengan erat. Lalu menatap apa yang ada di hadapannya.
Ruangan yang terdapat banyak komputer dan rak buku seperti perpustakaan mini. Skyla turun dari gendongan alvin sedikit melompat.
"Princess!" Desis alvin dengan tajam.
Skyla tak memperdulikan alvin, ia masih menatap ruangan dengan kagum. Komputer adalah hidupnya.
"Kak! This--" Skyla tidak bisa melanjutkan ucapannya karna rasa tak percaya kepada hadiah yang alvin berikan membuatnya tidak bisa berkata-kata.
Skyla menatap alvin lalu memeluk alvin dengan erat lalu mencium pipi alvin.
"Thankyou kak! Kak alvin emang terdabess"
"Anything for you babe"