Pagi hari yang sejuk, embun yang menempel pada kaca jendela sekolah, dan angin yang semerbak.Di dalam kelas, Viana menyalin PR dengan cepat. Upacara bendera, sebentar lagi akan segera dilaksanakan.
"Vii!! Keluarin jurus seribu bayang lo!!" Ratna memijat kedua bahu Viana.
Salsa memukul kepala Ratna dengan buku, "Heh Wibu!! Ini Viana lagi nyalin PR!! Jangan bikin dia kesel dulu." Salsa menatap kesal Ratna.
Ratna berhenti memijati kedua bahu Viana, "Heh Tsunade!! Bisa diem gak sih? Viana tuh lagi mau konsentrasii!" Ngegas Ratna, sembari berkacak pinggang.
"Lo duluan yang berisik, kenapa gue yang disalahin?!!" Balas ngegas Salsa.
"Dasar Nenek Nenek lo!!" Ejek Ratna.
"Kalo lapangan kosong, gue ajak lo beranten di sana lo!!" Geram Salsa, sembari melingkis baju bagian lengannya.
"Gue cidori lu!!" Mata Ratna melotot.
Viana menutup buku tulisnya ke dalam tasnya, lalu berdiri dan menarik kedua telinga sahabatnya.
"Wibu sama Mbak jago, emang gak bisa akur sehari ya?" Tanya Viana geram.
"Ayo Via, udah mau Upacara nih!!" Salsa menatap jam tangannya.
"Oh iya!! Ayo Upacara dulu!!" Viana melepaskan tarikan tangannya kepada telinga kedua sahabatnya.
***
Viana dan kedua sahabatnya, mencari tempat yang tidak terkena cahaya matahari. Mereka mondar mandir, di bagian barisan kelasnya.
"Sini kayaknya tempat yang adem!!" Teriak Salsa.
"Yoshh!!" Balas Salsa, sembari menarik tangan Viana untuk menyusul Salsa.
"Gue tengah ya!!" Viana hendak berjalan ke posisi tengah.
"Vi..." Panggil Ratna, sembari menatap ke arah belakang Viana.
Salsa mengikuti arah pandangan Ratna, ia membuka mulutnya kaget.
"Kenapa sih?" Heran Viana, kemudian menoleh ke belakang.
Viana melototkan kedua bola matanya, kemudian tersenyum ceria.
"Varo? Ya Ampun!! Kangen tau, udah lama banget kamu nggak masuk sekolah!!" Viana memeluk Varo, pacarnya.
Varo tersenyum tipis, kemudian membalas pelukkan Viana possesif.
"Nggak main ama cowok lain kan, selama aku nggak ada di sekolah?" Tanya Varo, sembari merapikan rambut panjang Viana.
"Enggak.Cuma main sama sahabat sahabat aku doang kok." Viana memejamkan matanya, menikmati aroma tubuh Varo.
"Uwu uwuan aja teruss!!" Sindir Ratna.
"Aduh! Gue uwuphobia lohh!!" Salsa mengibas ibaskan tangannya.
Viana melepaskan pelukannya, "Pantes, jomblo dari lahir!!" Ejek Viana, sembari mengeluarkan lidahnya.
"Kamu baris di sini aja ya? Deket aku!" Varo menatap mata Viana intens.
"Siapp!!" Jawab Viana.
"Woyy mau Upacara woyy!! Udah panas, ada orang pacaran tambah panas aja!!" Ucap Salsa.
"Iya Vi!! Noh Guru Pembina Upacaranya udah dateng!! Guru BK matanya kayak mau cari doi noh, bola matanya ke sana sini!!" Ratna menunjuk Guru BK.
"Mampus lu Rat!! Guru BK nya liat ke arah lo!!" Salsa menutupi wajahnya dengan topi.
"Aelah, cuma nunjuk doang padahal!! Peka banget sih tuh guru, kenapa si dia gak peka kayak tuh guru coba?" Ratna mencebikkan bibirnya.
"Dia sebenarnya peka, tapi males aja ngeladenin elu!" Ejek Viana.
"Astagfirullah!! Kamu ini berdosa bangett Viiii!!" Ucap Ratna.
"Diem. Upacara udah dimulai!!" Sahut Varo, ia menatap tajam tiga sahabat itu.
Ketiga sahabat itu ciut, lalu segera diam dan memandang ke depan.
***
Upacara selesai, murid bertebaran ke arah kantin.
"Woi es teh woi!!" Teriak Ratna.
"Gue hausss!!" Keluh Salsa.
"Kalo pas haus. Kantin yang semula deket, serasa kayak jarak gue ama si dia ya? Jauh bangett!!" Ratna memincingkan matanya.
"Wibu bucin lo!!" Ejek Viana.
"Daripada jomblo ngenes wlee!!" Sindir Ratna.
"Si Ratna nyindir lo Sal!!" Viana membuat suasana panas.
"Hehhh!! Yang ada, yang ngejek gue tuh elo Jamettt!! Kenapa pas Ratna ngomong gitu, lo ngerasa nyindir gue?" Geram Salsa.
"Eh—eh! Udah sampe kantin, duduk kuy!" Viana mengalihkan pembicaraan.
Salsa memutarkan kedua bola matanya.
"Suit ya, siapa yang kalah dia yang mesen makanan." Viana menatap berigiliran sahabatnya.
"Yoshh!!" Sahut Ratna.
"Suuuui—eh eh!!" Salsa menatap segerombolan Geng Cocoman.
Seluruh penghuni kantin, bersorak heboh. Varo sesekali menebar senyum hangat, Andri memasang muka datar, Rian, dan Devan justru tertawa terbahak bahak mengejek muka Andri.
"Nggak nyaman gue, kalo tiap ke kantin mereka dateng tiba tiba kantin kayak trmpat dugem." Salsa menatap malas Geng Cocoman.
"Dan mereka bakal dateng ke sini, buat nyamperin kita." Sahut Viana.
"Onaka ga suita!! (Aku lapar!!)" Keluh Ratna, sembari mengembungkan kedua pipinya.
"Hah? Lo ngomong apaan?" Viana mengernyitkan dahinya.
"Bahasa wibu kaliiii!!" Ketus Salsa.
"Woyy!! Diem diem bae!!" Teriak Rian.
Varo langsung duduk di samping Viana, lalu menyenderkan kepalanya di bahu Viana.
"Aelah!! Gue nggak ada tempat duduk!!" Kesal Devan.
"Di deket Viana kosong tuh!!" Salsa menunjuk tempat duduk yang kosong.
"Mana dibolehin ama Varoo!!! Cowok tuh, minimal harus jauh dari Viana dengan jarak 5 meterr!!" Sahut Rian.
"Rat!! Lo geser ya!!" Mohon Devan.
"Lie!! (Tidak!!)" Jawab Ratna.
"Mulaii dah si Ratna!!" Geram Salsa.
"Ayo geserlah Ratt!!" Mohon Devan.
"Lo pake bahasa wibu dulu, baru gue mau geser!!" Ratna tersenyum miring.
Devan melototkan kedua bola matanya, "Woy!! Gue aja bahasa Inggris nggak bisa, apalagi wibu!!!" Protes Devan.
"Gue nggak perduli Vann!!" Ratna tersenyum senang.
"Rat!! Udahin aja, lo geserrr!! Biar cepet makan!!" Lerai Viana.
"Udah!! Gue aja yang geser!" Salsa berdiri dari duduknya.
"Eh—eh!! Yayang Salsa nggak boleh geserr!!" Rian menarik lengan Salsa, lalu tubuh Salsa kembali duduk.
"Jangan pegang pegang gue!! Gur laperr, udahin ini semua. Udah, gue yang pesen. Terserah Devan, mau duduk di lantai juga nggak papa!!" Kesal Salsa.
"Ayo dong Rattt!!" Mohon Devan.
Ratna menggeleng gelengkan kepalanya.
"Pake google aja!!" Devan mengambil hpnya di saku seragamnya.
"Lo google, gue tendang!!" Ancam Ratna.
"Ratna galak juga ya?" Rian merinding.
"Udah Van, lo duduk aja di lantai." Sahut Varo.
"Kalian pesen apa?" Tanya Salsa.
"Gue baksoo!!"
"Gue mie ayam!!"
"Gue siomay aja!!"
"Hehh!! Lo kira gue babu lo pada!!" Teriak Salsa.
"Udah, semuanya bakso biar kenyang ya!!" Sahut Rian.
"Gue bantu bawain ya Sal." Rian berdiri dari duduknya.
"Nah, gini kan enak!! Gue minjem tempat duduk lo dulu ya Yann!!" Devan menatap Rian memohon.
"Silakan Babang Depan!!" Rian berdiri dari duduknya.
"Yaudah, gue ama Rian mesen pesanan kalian dulu!!" Salsa juga ikut berdiri.
"Minumnya es teh aja," Ucap Viana.
"Oke, gue ke sana dulu." Salsa menarik lengan Rian pergi.
"Ya Ampun, pegelnya kaki ini!!" Devan dengan cepat duduk.
"Varo sama Andre napa diem terus sih?" Tanya Ratna.
"Varo kan mesra mesraan, Viana aja juga diem!" Jawab Devan.
"Kalo Andri, emang udah bawaan dari lahir." Sahur Varo, sembari melirik Andri.
"Lo sebaiknya, belajar bahasa Wibu dulu. Ntar keburu si Rian balik!!" Ucap Viana.
"Gue mana bi—"
"Ratna baka." Datar Andri.
Seketika, semuanya menoleh ke arah Andri.