Kiara Terus mengeluh selama perjalanan. gadis itu selalu saja mengumpat di dalam hatinya. bertanya-tanya kemana merekaakan pergi. kemana Sekertaris Nan akan mbawanya.
Mobil berhenti di Sebuah Rumah. Rumah mertuanya, Kediaman keluarga Roby Ardiansyah.
"He.. Sekertaris Nan. Untuk apa kau membawaku kemari
Apa kau mau aku mati di cekik sama Orang-orang yang ada didalam. karena aku telah mempermalukan keluarga mereka"
Kiara protes. tidak terima Kalau dirinya harus di maki-maki untuk saat ini.
"Tuan muda meminta Nona di bawa kemari" Jawab Sekertaris Nan. menjawab seadanya. kemudian keluar dari mobil, membukakan pintu untuk Kiara.
"Silahkan masuk Nona"
Ujar Sekertaris Nan membangunkan Kiara dari lamunannya.
Aishhhh. Bagaimana ini. Aku tidak berani masuk. Aku takut Di cekik Nene Shela yang menyeramkan itu. Kalau Mami Zahrana mana mungkin melakukan itu. Tapi.... Aku masih Ragu.
"Nona Tuan menunggu Anda" Ujar Sekertaris Nan lagi. menyesak Kiara agar segera melangkahkan kakinya.
Kiara memasuki Rumah yang megah itu. Memijaki Lantai Marmar yang mengkilap di setiap dataran Rumah itu.
Klotakk
klotakk
klotakk
Suara Sepatu Kiara Terdengar jelas saat memasuki Ruangan. Karena di dalam benar-benar sepi dan Sunyi.
Hanya ada Khenzo yang sedang duduk di sova besar Ruangan ini.
Dimana penghuni Rumah ini. aku hanya melihat Tuan Khenzo disana. hehe! Ini sungguh baik bukan. aku tidak akan di maki-maki keluarga Mertuaku karena Kabur di hari pernikahan.
Kiara berjalan terjinjit. mberi ancang-ancang untukembuat Khenzo jantungan.
Satu...
Dua..
Ti....
"Berhenti dan duduklah di Sampingku" Khenzo tiba-tiba bersuara.
Yah.. payah. padahal sebentar Lagi aku akan membuat Jantungnya copot. Tapi aku gagal.
Kiara begitu kesal.
Kiara duduk Di Sova tunggal yang jauh dari Khenzo. membuat mata pria itu Melotot ke arahnya.
"Kau.... Cepat duduk di sampingku" Ujar Khenzo sedikit menahan emosi.
"Baiklah" Kiara berpindah lagi. dia juga takut dengan sorot mata tajam milik suaminya.
"He.. yang mulia tuan Khenzo! Kenapa kita ada disini" Kiara bertanya penuh tanda tanya.
"Tutup mulutmu dan jangan banyak bicara" Khenzo bicara lugas.
"Ck... Aku hanya penasaran, Kenapa sepi sekali. dimana Papi dan mami. Nenek Shela juga tidak kelihatan Apa mereka sedang di luar Rumah"
Khenzo menatap Kiara yang masih saja banyak bicara itu. tatapan penuh kebencian seperti orang yang ingin memangsa Sesuatu.
"Baiklah.... Baik Aku akan diam" Chila menutip mulutnya dengan telapak tangan.
Beberapa menit berlalu. Roby bersama Zahrana menuruni anak tangga dan duduk di hadapan Khenzo dan Kiara.
Bukan hanya mereka.
Tapi Chila dan Rayhan juga ada di sana. bersama buah hati Kesayangan mereka Rychi.
"Ah.. Hai Rychi.... uhhh kau sangat menggemaskan" Kiara langsung berdiri dan berlari ke arah Chila yang menimang Rychi.
"Hahah Rychi lihat... Ini adalah Bibi mu. Istri paman Khenzo" Chila membantu melambaikan tangan Rychi ke arah Kiara.
"Aaa... Bibi sangat gemas sekali. Boleh Aku menggendong Si imut Rychi" Kiara begitu gemas dan ingin mengendong Rychi.
"Ehemmmm"
Khenzo menatap Kesal istrinya itu. Karena terlalu liar dan tidak mematuhi Kata-katanya untuk tetap diam di sampingnya.
"Aaaa Maaf... Maafkan aku" Kiara kembali lagi duduk di samping Khenzo.
"Sudah ku katakan... Jaga sikapmu" Khenzo berbisik ke telinga Kiara.
"Maaf Tuan Khenzo" Ujar Kiara sbil berbisik juga.
"Kakak...Biarkan saja istrimu menggendong Rychi. Kenapa kau sangat Kaku begitu.
Mungkin kiara
menginginkan bayi" Chila datang dan menyerahkan Rychi kepada Kiara.
"Itu benar... Segeralah bahas masalah ini. Rychi juga akan senang jika memiliki saudara" Rayhan menimpali
"Ya... Papi juga ingin punya cucu yang banyak.. itu tidak salah" Roby membuka suara.
"Kita tidak boleh memaksakan. Kiara masih muda. lagi pula menantuku Masih harus kuliah kan"
Kiara terlihat canggung dengan percakapan itu.
Khenzo tampak biasa saja. tidak membantah opini keluarga mereka tentang Seorang Buah hati.
"Mami.. Papi...! Dan semua orang yang ada di sini, Aku kemari membawa istriku.
Dia Ingin mengatakan Sesuatu kepada kalian"
"Hah... Apa" Kiara berbisik kepada Khenzo. tidak tahu apa yang di maksud suaminya itu.
"Minta maaf kepada keluargaku" Khenzo berbisik pelan.
Aaaa... Iya ya.. aku sudah membuat kesalahan tapi tidak memiliki inisiatif untuk minta maaf.
"Papi... Mami...! Dan semua anggota keluarga besar ini.
Kiara minta maaf karena sudah membuat Keluarga ini merasa malu.
Malu yang sangat besar, Yang mungkin akan selalu membekas di hati, bila Para anggota keluarga ini melihat wajahku. Aku sangat salah.. Aku akan memerima semua Hukuman karena kesalahanku ini"
Semua orang tersenyum. tidak memaki Kiara melakukan kesalahan besar. tapi mereka masih berlapang dada. mencintai Kiara seperti biasanya.
"Menantuku..
Mami tahu bagaiman perasaanmu saat di jodohkan kepada anak kami. mami maklum jika Kamu tidak bisa menerima. Mami sudah memaafkan kamu dari awal.. Kiara akan tetap menjadi menantu keluarga Ardiansyah" Sahut Zahrana dengan kata-katanya yang lembut.
"Terimakasih Mi.."
"Papi juga sudah memaafkanmu Kiara. meski Sebelumnya Papi sangat kecewa atas perlakuan kamu. Tapi Bagaimanapun Kamu adalah mennatu kami" Roby menimpali.
"Terimakasi Atas kebaikan Papi. dan keluarga ini"
Kiara menunduk. Merasakan kehangatan Kedua mertuanya. tidak seperti cerita-cerita yang ia dapatkan dari seorang menantu yang di benci oleh mertuanya.
"Jangan sedih Kiara... kami semua sudah Memaafkanmu" Rayhan dan Chila menambah Suasana haru.
"Siapa bilang" Nenek Tua datang dari kamarnya. dengan muka galak layaknya Nenek Sihir.
"Mama.."
"Nenek"
Semua orang kaget dengan kedatangan Shela.
"Aku.... Shela! Orangtua dan nenek di rumah ini. tidak akan pernah memaafkan semua kelakuanmu kiara"
Suasana sangat Canggung dengan bentakan si tua Bangka itu.
"Kecuali... kau melahirkan keturunan untuk Khenzo" Shela kembali berucap dengan tawa menghiasi wajahnya.
"Aaa.. Mama mengagetkan Saja"
"Ih.. Nenek Jahil bangat sih"
"Aku juga setuju Mereka segera memiliki momongan"
Semua orang kembali Riang.
kecuali Khenzo dan Kiara. keduanya tampak canggung. karena keluarga ini terus membahas seorang bayi.
Selang beberapa waktu. Khenzo pamit pulang dan membawa istrinya pergi dari rumah itu.
"Kau pulang lah saja bersama Nan. Aku masih Ada urusan lain"
Khenzo memasuki mobilnya dan melaju meninggalkan Kiara dan Sekertaris Nan.
Kiara memasuki mobil Sekertaris Nan. Mobil yang sedang melaju itu terlihat elegan di bandingkan dengan beberapa mobil pengendara yang ramai di penjuru jalan.
"Sekertaris Nan" Kiara memanggil
"Iya Nona..." Sahut Sekertaris Nan.
"Memangnya kemana Tuan Khenzo akan pergi" ujar Kiara penasaran.
Kemana lagi. Pasti bertemu Nona Sita.
Sekertaris Nan membatin
"Saya tidak tahu Nona"
"Kenaoa Kau tidak tahu. Kau kan Sekertarisnya"
"Maaf Nona.. Tuan memiliki Privasi yang tidak semua orang boleh tahu".
"Huh... sekertaris menyebalkan..aku kan hanya ingin tahu saja. tidak berniat membuntutinya"