"Maksudmu?"
Tiba-tiba, Luca mencubit pipi Mihai dengan sekuat tenaga.
"A—aduh sakit! Sakit! LUCA!"
Ruangan itu mulai bergetar hebat. Energi yang besar muncul pada beberapa lubang, berlomba-lomba untuk keluar dari sana hingga retakan-retakan terbentuk di sekitar lubang itu. Energi besar yang berhasil kabur dari lubang langsung mengalir melalui tali-tali emas yang terhubung dengan kecepatan tinggi. Tidak butuh waktu lama, mereka tidak lagi bisa melihat energi besar itu tapi ruangan masih tetap bergetar hebat.
"A—apa yang terjadi?!" Mihai berusaha menstabilkan pijakannya yang mulai bergelombang.
Luca dengan sigap melingkarkan tangannya pada pinggang Mihai, mengamankan pria itu di dalam pelukannya sambil mengambil putranya ke dalam pelukan di tangannya yang lain. "Tarik napas dalam-dalam. Tenangkan dirimu lagi," bisik Luca kepada Mihai.