Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

GUZAMA | Enslaved City

🇮🇩Rohmatttt
--
chs / week
--
NOT RATINGS
5.7k
Views
Synopsis
Riu Wakarima, laki-laki muda berusia 20 tahun yang dipekerjakan para mafia untuk menjadi pengantar barang, membuatnya dibenci oleh penduduk kota Guzama, ujarnya Riu memiliki hubungan dengan mafia, dilihat dari kehidupan Riu yang dimudahkan, dan upah yang diberikan pada Riu juga terbilang banyak, ketimbang penduduk lain yang diperkerjakan sepanjang hari, namun dengan upah yang tak layak. Riu bersama sahabatnya Yuuna dan Takaki memiliki rencana untuk mengakhiri perbudakan mafia ini, mereka memikirkan beberapa rencana untuk membunuh ketua mafia dengan cara apapun. Namun rencana mereka bertiga berbuah nihil, yang malah membuat suasana semakin kacau. Suatu ketika, Riu dipertemukan oleh orang misterius yang bersedia membantunya dalam merebut kembali kekuasaan kotanya. Bersamanya, Riu menyiapkan rencana yang benar-benar matang agar Kegagalan yang sebelumnya terjadi tak akan terulang kembali. Apakah pengorbanan akan setimpal dengan hasilnya? Diatas tower lonceng Heiwaros, Riu dipertemukan untuk pertama kalinya dengan ketua mafia, dalang dari atas semua kekacauan yang ada dikota Guzama. Penentuan takdir penduduk Guzama dan keluarganya, berada digenggaman tangan Riu malam itu. Semua akan terungkap saat malam itu berakhir.
VIEW MORE

Chapter 1 - PROLOG

(Hanya Pengenalan Kota)

(Kalian Bisa Skip Ke Bab 1)

Guzama adalah kota yang berada diujung utara negara Nisia, yang dikelilingi oleh bukit-bukit, sehingga membuat kota ini bisa dibilang asing. Kota ini memiliki luas wilayah tak lebih dari 50 km², dan hanya memiliki penduduk kurang dari seribu orang.

Kota yang paling nyaman lagi aman, dibanding kota-kota lain yang setiap harinya selalu ada kasus kejahatan, kriminal, penculikan, dan macam-macam lainnya. Kota Guzama adalah kebalikan dari semua itu, hampir tak pernah ada tindak kejahatan yang terjadi dikota ini, dan kota ini diberi gelar cahaya rembulan karena penduduknya yang tak enggan menyinari kegelepan yang ada. Ada empat ikrar yang sangat melekat dijiwa para penduduk Guzama, Yaitu menjaga keadilan, kesatuan, keberanian, kemakmuran.

Ikrar tersebut sudah diterapkan sejak abad ke empat belas, seratus tahun yang lalu, saat nenek dan kakek moyang mereka mengikrarkannya didepan para penduduk Guzama, setelah berhasil mengusir para penjajah yang hampir merebut wilayah Guzama. Ikrar tersebut dipegang erat oleh para penduduk hingga saat ini, karena dipercaya mengandung kedamaian hakiki dalam kehidupan.

****

Awal dari abad kelima belas, kota Guzama mengalami krisis ekonomi yang parah, musim panas yang terus berkepanjangan, yang membuat persediaan bahan pangan menurun. bermula dari situ, petinggi-petinggi dikota Guzama ditawarkan kesepakatan dengan organisasi yang tidak jelas asalnya, yang katanya, mereka dapat membantu kota Guzama dalam hal perekonomian. Namun dengan syarat, setengah wilayah dari kota Guzama dijadikan lahan untuk para organisasi tersebut, yang dimana setengah wilayah tersebut adalah hutan yang dirawat aktif oleh para penduduknya.

Sebagian besar para petinggi menolaknya, karena penduduk mereka juga pasti tidak setuju jika hutan yang ia miliki dijadikan lahan. Karena banyaknya yang tak setuju akan hal tersebut, membuat para organisasi tersebut mengambil jalan pintas, yaitu pilihan yang hanya memiliki satu jawaban.

Organisasi ini ternyata adalah organisasi mafia yang ditakuti dinegara nisia karena kekuasaannya yang luas, yaitu Zakuya. Terkenal dengan kelicikan dan kesadisannya, tak sedikit wilayah lainnya sudah berhasil mereka jadikan lahan, dan sekarang target mereka selanjutnya adalah kota Guzama.

Menolak untuk hutan mereka dijadikan lahan, para penduduk Guzama melawan para organisasi tersebut yang hendak merebut wilayahnya, namun usaha mereka nihil, malah hanya membuat nyawa orang tak bersalah harus hilang.

Kini kota tersebut berbalik keadaan, Kedamaian yang sudah tenggelam dan timbul kekacauan dipermukaan. Guzama sekarang menjadi kota yang gelap gulita akan kedamaian. Dibawah kekuasaan mafia, penduduk Guzama dipaksa berkerja dalam bisnis ilegalnya dengan bayaran yang tak setimpal. salah satunya yaitu laki-laki disuruh menanam ganja, dan memproduksinya menjadi narkotika yang lain. Dan para kaum wanita melayani para mafia yang ada dipusat kota, tak terkecuali anak-anak yang bebas memilih keduanya, dengan syarat diatas umur sepuluh tahun, jika belum sampai umur, mereka diperbolehkan untuk tinggal dirumah saja.

Beda halnya untuk para saudagar kaya, mereka diberi kenyamanan oleh para mafia, karena menurut mereka saudagar dapat memperluas bisnis ilegalnya. Bahkan setiap akhir bulan para mafia mengadakan makan besar, para saudagar-saudagar kaya ikut diundang, berkumpul bersama mereka, merayakan kesuksesan para mafia-mafia dalam menjalankan bisnisnya.