"Selamat ya ka Amel, akhirnya setelah bertahun-tahun, ka Amel akan mendapatkan keturunan juga." Seru Maya menatap Lia dengan tersenyum tipis, namun sebenarnya ia terpaksa memberikan senyumannya itu.
"Terima kasih Maya." Sahut Lia membalas senyuman Maya dengan tulus.
Setelah itu Lia berlalu pergi, dan menutup pintunya, "Sial, kenapa ka Amel bisa hamil sih? Bukannya dia mandul? Heh." gumam Maya yang sama sekali tidak merasa senang dengan apa yang ia dengar, bahkan ia merasa sangat terganggu dengan kabar tersebut.
"Aku harus memikirkan cara untuk menyingkirkan ka Amel, tapi bagaimana caranya. Ini sepertinya akan lebih sulit dengan keadaannya yang sedang hamil." Lanjut Maya, ia berpikir keras mencari cara untuk menyingkirkan Lia.