Chereads / Berhenti Menggoda Istriku / Chapter 11 - Sebagai sekertaris

Chapter 11 - Sebagai sekertaris

Setelah sampai di kantor Irwan, Lia pun langsung menuju pintu masuk. Pintu masuk itu terbuka dengan sendirinya, saat jarak Lia sudah berada didepan pintu masuk.

Tapi tiba-tiba Lia menghentikan langkahnya, dan berkata kepada dirinya sendiri, "hmmmmmm,masuk ngga yah. Ko aku jadi ragu gini sih, aduh aku bener-bener gugup nih" Lia terlihat sedang berpikir.

"Akh ngga jadi deh." Lanjutnya yang kemudian mengurungkan niatnya.

Tanpa Ia sadari, Irwan yang baru sampai di kantornya sedang berdiri dibelakangnya, sambil memperhatikan gerak-gerik Lia. Dengan raut wajah yang bingung, dan menaikan sebelah alisnya. Lia membalikkan badannya, karena ia hendak mengurungkan niatnya. Namun ia merasa sangat terkejut melihat Irwan sedang berdiri dibelakangnya.

"Lho, kenapa ko ngga jadi masuk?" Tanya Irwan.

"Eh-eeee ngga apa-apa ko, tadi cuma lupa aja ngecek surat-surat lamarannya. Jadi mau di cek dulu deh." Jawab Lia yang bingung mencari alesan, namun sambil melontarkan senyumnya dengan salah tingkah..

"Oh, kirain kenapa? Sini lamarannya, biar aku aja yang ngecek." Ujar Irwan yang langsung mengambil lamaran yang ada ditangan Lia dan kemudian melangkah masuk kedalam kantornya.

"Eh pa." Lia pun tak bisa berbuat apa-apa karena gerakan tangan Irwan yang begitu cepat saat mengambil surat lamaran dari tangannya, Ia pun berjalan mengikuti langkah panjang Irwan.

Saat mengikuti langkah Irwan, Lia melihat-lihat sekelilingnya. Ia sungguh mengagumi keindahan dan kemegahan kantor milik keluarga Pratama itu, Irwan menghentikan langkahnya didepan sebuah ruangan yang tidak lain adalah ruangannya.

Irwan menoleh kebelakang untuk memastikan bahwa Lia tidak ketinggalan, Lia pun tersenyum manis saat Irwan menoleh kebelakang.

"Ini ruanganku, silahkan masuk. Aku akan memeriksa lamaranmu, baru setelah itu aku bisa memutuskan. Jadi silahkan duduk." Ucap Irwan tegas.

Melihat ketegasan Irwan, membuat hati Lia sedikit menciut. Apalagi saat Irwan dengan serius dan teliti memeriksa lamaran miliknya itu, hati Lia pun menjadi berdebar-debar. Takut kalau-kalau ada yang salah, dan kesekian kalinya ditolak untuk mendapatkan pekerjaan..

Saat memeriksa lamaran milik Lia, sesekali Irwan melirik kearah Lia. Ia melihat Lia seperti sedang merasa gugup, " Rileks, aku hanya sedang memeriksa lamaranmu. Bukan sedang melamarmu, jadi tidak perlu segugup itu. hahahaha." Goda Irwan kepada Lia, sambil tertawa kecil.

".." Lia tidak menjawab, hanya ikut tertawa kecil. Untuk menghilangkan rasa gugupnya itu..

"Oke, saya sudah cek semuanya dengan teliti. Dan saya sudah putuskan, kamu saya terima bekerja disini sebagai sekertaris saya. Mulai besok pagi kamu sudah bisa menjalankan tugas kamu sebagai sekertaris saya." Ujar Irwan yang kembali menunjukkan wajah keseriusannya...

"Baik pa, terimakasih banyak karena pa Irwan sudah menerima saya bekerja diperusahaan bapa ini, sebagai sekertaris bapa. Sebisa mungkin saya akan berusaha keras pa." Ucap Lia yang merasa senang, karena ia sama sekali tidak menyangka bahwa ia akan diterima bekerja di perusahaan besar seperti itu...

"Sama-sama, inget yah besok pagi jangan sampai telat." Kata Irwan tersenyum, kembali mengingatkan Lia.

"Baik pa. Kalau begitu saya permisi dulu." Lia pun berlalu pergi, meninggalkan kantor Irwan yang megah itu.

Untuk mempersiapkan dirinya besok...

Keesokan paginya, Lia datang tepat waktu. Saat Irwan sampai, Irwan memperkenalkan putri kepada Lia. Putri adalah asisten Irwan, dan Irwan meminta putri untuk mengajari Lia dalam menjalankan tugas-tugasnya. Karena Lia masih baru, dan mungkin saja belum mengerti mengenai tugasnya.

Putri dan Lia sangat cepat beradaptasi, sehingga mereka bisa menjadi teman dengan cepat. Siang itu sudah tiba waktunya untuk makan siang, seperti biasa para pekerja yang lain langsung pergi ke kantin yang berada tepat disamping kantor. Sementara itu putri dan Lia yang masih sibuk dengan pekerjaan mereka, tiba-tiba dihampiri oleh Irwan.

"Lho kalian ko masih di sini? Memangnya ngga mau makan siang dulu?" Tanya Irwan.

"Sebentar lagi pa, karena masih ada berkas-berkas yang harus kami selesaikan." Jawab Putri.

"Oh seperti itu, ya sudah kalian istrahat dulu aja ngga apa-apa. Lanjut nanti lagi, nanti saya akan bantu kalian untuk menyelesaikan semua berkas-berkasnya." Ujar Irwan dengan nada yang cukup bijaksana.

"Baiklah kalau begitu, terimakasih banyak Pa Irwan, kalau begitu kami permisi dulu." Sahut Putri.

Lia tidak banyak bicara saat itu, jadi hanya putri saja yang menjawab semua kata-kata Irwan. Lia dan putri pun pergi ke kantin untuk makan siang..

"Sepertinya pa Irwan naksir deh sama kamu Lia." Kata putri..

"Apan sih kamu put, mana mungkinlah Pa Irwan naksir sama aku." Elak Lia.

Karena menurut Lia itu adalah hal yang tidak mungkin, karena mereka baru tiga kali bertemu. Jadi mana mungkin kalau pa Irwan menyukainya...

"Ikh beneran Lia, biasanya Pa Irwan ngga pernah bersikap seperti itu. Biasanya dia cuek aja tuh, walaupun aku dan sekertarisnya yang dulu banyak kerjaan kaya gimana juga. Kami sering makan terlambat, dan pa Irwan sama sekali tidak pernah menawarkan bantuannya kepada kami. Tapi sekarang malah beda gitu sejak ada kamu, berarti kan dia suka sama kamu Lia." Putri berusaha meyakinkan Lia.

"Akh masa sih put?" Tanya Lia ragu..

"Iya aku yakin Lia, kalau pa Irwan ada perasaan spesial sama kamu." Kata putri dengan yakinnya.

"Ehem...ehem..." Terdengar suara Irwan yang datang dari arah belakang putri, seolah ingin menghentikan pembicaraan mereka berdua.

"Ehhh, Pa Irwan. Ada yang bisa saya bantu pa?" Tanya putri yang menjadi salah tingkah, karena takut kalau-kalau Irwan mendengar kata-katanya barusan dan menjadi marah karenanya..

"Emmm, boleh saya duduk dengan kalian?" Tanya Irwan.

"Bo-boleh pa, silahkan." Ujar Putri.

Suasana hening pun menemani makan siang mereka, karena baik putri atau pun Lia. Tidak berani membuka mulut mereka...

"Lia, apakah malam ini kamu ada acara?" Tanya Irwan memecah keheningan diantara mereka..

"Emmmm, malam ini pa? Tidak ada acara sih pa, memangnya ada apa yah pa?" Lia balik bertanya kepada Irwan.

"Kalau kamu tidak ada acara malam ini, bersediakah kamu untuk menemani saya datang keacara pertunangan teman saya?" Tanya Irwan.

"Malam ini pa? Mmmmmmm, iya saya bersedia Pa." Jawab Lia menerima ajakan Irwan, walaupun sebenarnya ia merasa sedikit Ragu. Tapi ia juga merasa tidak enak, kalau harus menolak ajakan Irwan...

"Baiklah, kalau seperti itu malam ini aku akan jemput kamu tepat jam 7 malam." Kata Irwan melontarkan senyum manisnya kepada Lia.

Tepat pukul 5 sore, bel tanda usai jam kerja pun berbunyi. Irwan mengingatkan Lia lagi tentang perjanjian mereka malam ini, kemudian Lia berkata, "Baik pa, saya tidak akan lupa tentang acara kita malam ini."

Irwan pun tersenyum mendengar kata-kata Lia, kemudian ia menawarkan untuk mengantar Lia pulang ke kostannya. Awalnya Lia menolak, Tapi karena Irwan memiliki alasan yang masuk akal, karena kalau ia tidak mengantar Lia pulang. Bagaimana ia tau dimana kostan Lia, bagaimana ia akan menjemput Lia malam ini. Akhirnya Lia pun bersedia untuk diantar..