Setelah makanan sudah siap, dan Irwan pun sudah selesai mandi. Lia memanggil Irwan untuk datang ke meja makan..
"Tok!!!tok!!!tok!!!" Lia mengetuk pintu kamarnya..
"Mas makanannya sudah siap, ayo makan. Nanti keburu dingin." Ujar Lia.
"Iya tunggu sebentar, sebentar lagi aku selesai." Sahut Irwan dari dalam kamarnya yang sedang memakai T-shirt warna biru kesukaannya..
Mereka pun makan bersama, suasana sedikit hening.Karna baik Lia ataupun Irwan, menjadi canggung saat sedang bersama. Karena kejadian yang mereka alami belakangan ini,..
"Emmmmmm, hari ini kamu keluar kemana?" Tanya Irwan memecah keheningan diantara mereka..
"Hari ini aku hanya menemui Dika sebentar." Jawab Lia.
"Dika?" Tanya Irwan shock dan kemudian dia pun sedikit batuk karena tersedak..
"Minum mas." Kata Lia memberikan segelas air putih untuk Irwan...
"Dika ngomong apa saja sama kamu?" Tanya Irwan lagi yang menjadi salah tingkah.
"Pasti Dika ngomong macem-macem tentang aku, Dika pasti menjelek-jelekan aku kan?" Tanya Irwan lagi dan langsung menuduh..
"Menurut kamu apa yang akan dia katakan kepadaku mas, dengan wajah yang memar seperti itu?" Tanya Lia balik.
"Sudah kuduga, pasti dia ngomong yang macem-macem ke kamu. Terus kamu percaya dengan omongannya Dika?" Tanya Irwan menatap wajah Lia.
"Aku bukan percaya pada omongan Dika mas,tapi aku percaya pada kenyataan yang ada.Aku minta maaf mas, tapi aku sudah lelah dengan pernikahan ini. Tolong lepaskan aku mas, ceraikan aku." Rayu Lia dengan mata yang berkaca-kaca.
"Astaghfirullah Lia, kamu sadar ngga sama apa yang kamu ucapin barusan? Aku ngga mungkin ngelakuin itu dan sampai kapanpun itu semua ngga akan terjadi." Tolak Irwan.
"Aku sangat sadar dengan kata-kataku barusan, mas dan aku sudah lelah dengan sikap kamu. Kalau hanya selingkuh, aku masih bisa terima mas. Karena aku tau, aku bukan wanita yang sempurna. Aku sadar, aku ngga bisa memberikan keturunan untuk kamu mas.
Karena itu aku terima, kalau mas Irwan membagi cintaku dengan wanita lain. Tapi jujur aku ngga rela, kalau kamu sengaja menghadirkan orang lain dan bahkan kamu sanggup membayarnya untuk menggodaku, bahkan kamu ingin aku jatuh cinta sama dia kan mas? Hanya karena kamu mau kita bercerai, supaya kamu bisa menikahi wanita lain.
Aku kecewa sama kamu mas, aku sangat terluka dan sakit hati aku mas...sakit. Kenapa harus menghadirkan Dika, kalau memang kamu mau menceraikan aku? Kenapa harus menghadirkan Dika, untuk menjatuhkan semua kesalahan kepadaku mas? Kenapa ngga kamu sendiri aja yang ngomong ke aku, kalau kamu mau menceraikan aku supaya bisa menikahi Maya? Kenapa mas? Kenapa?" Ujar Lia yang sudah tak kuasa lagi menahan tangis dan emosinya...
Irwan hanya diam melihat Lia yang sedang emosi dan menangis, sebelumnya Lia tidak pernah sampai marah seperti itu dengan Irwan. Dan jujur saja, melihat Lia yang seperti itu.
Irwan menjadi sangat menyesal dengan perbuatannya, Irwan berusaha menenangkan Lia.
Tapi karena emosi Lia yang sudah memuncak, usaha Irwan pun sia-sia. Lia sudah tidak lagi mendengarkan setiap perkataan Irwan, sampai akhirnya Irwan pun ikut menangis.
Karena sebenarnya jauh dilubuk hati Irwan, masih ada cinta untuk Lia dan bahkan lebih daripada ia mencintai Maya.
"Lia, please aku mohon. Jangan seperti ini,aku ngga bisa kehilangan kamu Lia. Aku ngga akan sanggup hidup tanpa kamu, untuk membayangkannya saja itu sudah sangat menyakitkan." Rayu Irwan..
"Sudah cukup mas, pernikahan kita memang sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Untuk apa kita bertahan, kalau kenyataannya kamu tidak bahagia? Untuk apa kita bertahan, kalau kenyataannya kita sama-sama terluka? Untuk apa kita bertahan, kalau kenyataannya di hati kamu sudah ada orang lain? Lalu aku ini apa mas? Aku siapa Dimata kamu? Sampai hati kamu, mengatakan itu semua kepada Maya. Sakit hati aku mas, ketika mendengar Maya mengatakan itu semua kepadaku. Aku merasa, kalau aku adalah wanita yang tidak tahu diri dan hina." Tangis Lia pun semakin menjadi..
"Dari mana kamu tau tentang Maya? Ini pasti Dika yang cerita ke kamu tentang Maya kan Lia? Itu semua ngga bener, aku ngga pernah mencintai wanita lain. Cuma kamu yang ada di hatiku Lia, Dika berkata seperti itu. Karena dia mencintai kamu, dia ingin merebut kamu dariku Lia. Percaya sama aku, Maya hanya sekertaris aku Lia, Ngga lebih." Kata Irwan berusaha merayu Lia lagi, dan berharap Lia mempercayainya lagi..
"Iya..memang Dika mencintaiku mas. Tapi dia ngga pernah pakai cara licik seperti itu, untuk mengambil perhatianku. Dan satu lagi, tentang Maya. Bukan Dika yang memberitahu aku mas, tapi aku sendiri yang mengetahui tentang hubungan kamu dengan Maya. Sejak dua tahun lalu, aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Saat itu kamu sedang bercanda mesra dengan Maya, Maya adalah adik temanku Rini mas." Ujar Lia tegas.
Lia pun menceritakan semuanya kepada Irwan, dan itu semakin membuat Irwan menyesal. Irwan sama sekali tidak menyangka, Lia wanita yang sangat mencintainya, sanggup menahan segala rasa sakit yang ada dihatinya dan bahkan tidak mengeluh sama sekali tentang perasaannya yang terluka dan tersakiti selama ini..
"Wanita mana yang sanggup melihat suaminya dengan wanita lain. Tanpa bertanya, ataupun mengeluh kepada suaminya. Wanita mana yang masih sanggup melayani bahkan memenuhi semua kebutuhan suaminya, setelah mengetahui suaminya memiliki hubungan dengan wanita lain? Ya Allah, begitu baik dan tulusnya istriku selama ini. Tapi aku malah menyakitinya, dan dibutakan dengan cinta yang hanya sesaat, cinta yang hanya dipenuhi dengan hasrat dan bukan cinta yang tulus." Ujar Irwan dalam hati dengan penuh penyesalan, menatap wajah Lia yang beruraian air mata.
"Aku mohon mas, ceraikan aku" Ujar Lia yang kemudian pergi meninggalkan Irwan yang terduduk lemas, setelah mengetahui kebenarannya.
Irwan sama sekali tidak menyangka, Lia sanggup menahan itu semua sendirian. Tanpa memberitahu siapapun ataupun keluarga mereka..
"Kalau wanita lain pasti sudah tersebar. Tapi Lia, dia bener-bener istri yang shalehah. Dia sanggup menyembunyikan aibku sampai bertahun-tahun, tapi aku malah sibuk mencari cara untuk memfitnahnya. Suami macam apa aku ini, Ya Allah.." Ucap Irwan dalam hati, tangisnya pun pecah.
Lalu kemudian mata Irwan tertuju pada sebuah foto, foto pernikahan mereka yang terpasang didinding ruang tamu.
Ingatan Irwan pun kembali ke masa lalu, masa disaat pertama kali dia bertemu dengan Lia.
Saat itu dibawah teriknya matahari, Lia yang sedang duduk di bangku halte bus. Karena merasa kelelahan saat mencari pekerjaan, tiba-tiba seorang laki-laki menghampirinya. Laki-laki itu memakai pakaian yang resmi dan rapih, dia menggunakan kemeja berwarna putih, dasi berwarna abu-abu, jas berwarna hitam, celana, dan sepatu berwarna hitam.
"Permisi." Sapa Irwan.
"Emm,iya. Ada yang bisa saya bantu?" Sahut Lia ramah.
"Boleh saya duduk disini?" Tanya Irwan.
"Boleh silahkan." Jawab Lia.
Irwan pun duduk di samping Lia, awalnya mereka sama-sama diam. Namun mata mereka saling melirik satu sama lainnya..
"Emmmm, kamu mau ngelamar kerja yah?" Tanya Irwan memecah keheningan.
"Iya, tapi baru aja ditolak." Jawab Lia sambil tersenyum malu.
Melihat wajah Lia yang cantik dihiasi senyumnya yang manis, Irwan pun langsung jatuh cinta pada pertemuan pertamanya dengan Lia.