Malam harinya, tepat di sepertiga malam. Lia menjalankan shalat tahajud dan shalat istikharah.
Karena hati Lia dalam keadaan bimbang, Lia berkata dalam doanya, "Ya Allah, ampunilah segala dosa-dosaku. Ampunilah aku yang sudah lalai dalam menjalankan tanggung jawabku sebagai seorang istri. Memang mas Irwan telah melakukan kesalahan dengan menghadirkan Maya dan Dika kedalam rumah tangga kami, tapi aku tidak berhak untuk menghukumnya. Karena aku hanya manusia biasa yang juga tidak luput dari dosa, kalau Engkau saja maha pengampun. Maka tidak akan pantas bagiku, untuk menghukumnya Ya Allah. Ya Allah, aku mohon limpahkanlah lagi kepadaku kesabaran yang tak terbatas. Karena sesungguhnya saat ini aku merasa malu kepada diriku sendiri Ya Allah, aku telah mendustakan nikmat-Mu. Aku mengeluhkan perbuatan mas Irwan kepadaku, padahal selama ini mas Irwan masih tetap menjalankan tanggung jawabnya sebagai seorang suami untuk menafkahiku. Aku masih bisa hidup berkecukupan, dan mendapatkan hakku. Tapi aku malah menghilangkannya dan melupakannya, hanya dengan kesalahan yang mas Irwan lakukan. Aku melupakan beribu-ribu kebaikannya selama ini, aku sungguh malu dengan perbuatanku ini Ya Allah. Aku mohon Ya Allah, berikanlah aku petunjuk-Mu dan bimbingan-Mu, karena sesungguhnya aku sesat dan buta tanpa petunjuk dan bimbingan-Mu, Ya Allah. Amin.." Lia menangis sejadi-jadinya dalam doanya..
Keesokan paginya Lia mendengar suara ketukan pintu, Lia membuka pintunya dengan tersenyum.
Namun setelah Lia melihat orang yang datang bukanlah Dika, melainkan Irwan. Raut wajah Lia pun berubah menjadi sedikit muram.
"Siapa Mel?" Tanya Bella dari dalam kamarnya.
Lia tidak menjawab, kemudian Bella pun keluar kamar untuk melihat siapa yang datang.
Dan saat Bella melihat ternyata Irwan yang datang, Bella pun langsung mendekati mereka dan berkata kepada Irwan, "Mau ngapain lu datang kesini lagi?" Tanya Bella dengan kasar.
"Gue mau ketemu sama istri gue, gue minta lu ngga usah ikut campur. Karena ini urusan rumah tangga kami berdua.." Jawab Irwan dingin menanggapi pertanyaan Bella.
"Heeeehhhhh, masih ngakuin Amel sebagai istri lu ternyata. Kirain sudah lupa, bukannya dua hari yang lalu, lu baru aja tunangan sama sih pengkhianat Maya itu." Seru Bella sinis.
"Dan satu hal lagi yang perlu lu tau, tentunya ini bakalan jadi urusan gue juga. Karena Amel adalah teman gue, dan ini kosan gue.."Lanjut Bella lagi..
Irwan tidak menghiraukan kata-kata Bella, sebaliknya ia malah mendekati Lia. Dan meraih pergelangan tangan Lia, namun belum sempat berbicara.
Bella langsung menepis tangan Irwan supaya menjauh dari tangan Lia, karena perbuatan Bella yang secara tiba-tiba itu. Baik Lia maupun Irwan merasa terkejut..
"Masih berani Lo menyentuh tangan Amel, setelah dua hari yang lalu lu memasangkan cincin pertunangan dijari wanita lain. Bukankah kemarin gue sudah peringatin lu untuk jangan coba-coba mendekati Amel lagi?" Seru Bella emosi..
"Kemarin? Maksudnya bel? Apa kemarin mas Irwan juga datang kesini?" Tanya Lia bingung, karena mendengar Bella menyebutkan kata kemarin..
Bella terdiam seketika, ia lupa bahwa ia sedang merahasiakan hal tersebut dari Lia. Bella tidak sengaja mengucapkan kata kemarin, "Aduh gawat, gue keceplosan. Gimana ini, gue harus bilang apa ke Amel?" Ujar Bella dalam hatinya..
Karena belum mendapatkan jawaban dari Bella, Lia pun berniat untuk bertanya lagi. Karena ingin mengetahui kebenarannya, tapi saat pertanyaan itu sudah berada diujung lidahnya. Ia pun mengurungkan niatnya, sehingga yang keluar dari mulutnya hanyalah sebuah panggilan untuk Bella, "Bella!!" Panggil Lia.
"Ma...maaf Mel, gue lupa untuk kasih tau lu kalau sih Irwan dateng nyariin lu kemarin siang. Soalnya semalam kan lu pulangnya sudah malam, sekali lagi maaf yah Mel.." Sahut Bella dengan salah tingkah.
Lia membenarkan kata-kata Bella dalam pikirannya, karena benar apa yang Bella katakan. Kemarin Lia menghabiskan waktu bersama Dika di panti asuhan, dan saat ia akan memasuki kosan Bella.
Mba Ika memanggilnya dan mengajaknya mengobrol didepan kosan Bella, dan Lia sempat termenung beberapa saat setelah mba Ika masuk ke rumahnya. Barulah setelah itu Lia masuk kedalam kosan, dan saat itu sudah pukul 11.00 malam. Bella pun sudah tidur, saat Lia masuk kedalam kamar..
"Hmm" Seru Lia.
Berbeda dengan Irwan yang merasa tidak terima mendengar pengakuan Bella, "Oh, jadi lu sengaja ngga mau kasih tau Lia, kalau kemarin siang gue datang kesini.." Kata Irwan yang mulai emosi.
"Memangnya kalau gue sengaja kenapa? Lu mau apa? Lagi pula gue memang ngga suka, kalau lu mainin perasaan Amel seenaknya. Emang lu pikir lu siapa? Dasar bajingan.." Sahut Bella yang juga emosi..
Terlihat emosi diwajah Irwan dan Bella, Lia bisa merasakan adanya emosi tersebut. Karena Lia takut kalau nantinya terjadi pertengkaran antara Irwan dan Bella, akhirnya Lia berusaha untuk menjadi penengah mereka berdua..
"Sudah cukup kalian berdua.." Seru Lia..
Sontak Irwan dan Bella menoleh kearah Lia, tiba-tiba handphone Irwan berdering, "Ring...ring...ring.." Irwan menjawab teleponnya, "Hallo assalamualaikum ma." Kata Irwan.
Lia langsung menatap wajah Irwan, dan mendengarkan apa yang Irwan katakan.
"Apa ma? Papa masuk rumah sakit? Terus sekarang bagaimana keadaan papa? Baik ma, Irwan akan segera ke rumah sakit sekarang.." Ujar Irwan, kemudian mengakhiri panggilan teleponnya, dan ingin bergegas pergi..
Lia yang terkejut mendengar kata-kata Irwan menyadari bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi kepada papa mertuanya, sontak saja Lia menarik tangan Irwan yang ingin berlalu pergi.
"Mas Irwan tunggu!!" Seru Lia yang menjadi khawatir.
"Hmm.." Sahut Irwan menatap wajah Lia dengan mengerutkan alisnya..
"Papa kenapa mas?" Tanya Lia, nada suaranya masih terdengar khawatir..
"Mama bilang tadi papa mengalami serangan jantung lagi Lia, dan sekarang papa dirawat di rumah sakit." Jawab Irwan.
"Astagfirullah, kalau begitu aku ikut ke rumah sakit boleh kan mas? Aku mau lihat bagaimana keadaan papa sekarang.." Seru Lia tanpa berpikir lagi..
Pa Pratama memang memiliki riwayat sakit jantung, dan Lia tau ini bukan pertama kalinya papa mertuanya itu mengalami serangan jantung. Namun walaupun begitu, Lia tetap saja masih merasa khawatir..
"Tentu saja boleh.." Jawab Irwan tersenyum..
"Kalau begitu tunggu sebentar mas, aku mau ganti baju dulu.." Seru Lia lagi yang kemudian masuk kedalam kamarnya, Bella menutup pintunya dan membiarkan Irwan menunggu diluar, kemudian Bella berjalan mengikuti Lia..
"Mel, lu serius mau ikut ke rumah sakit?" Tanya Bella dari depan pintu kamar..
"Iya serius Bel.." Jawab Lia sambil mengganti pakaiannya..
"Hmm, ya sudah deh Mel. Kalau memang lu pikir ini baik buat lu, tapi jujur gue khawatir sama lu Mel. Apalagi sekarang keadaan rumah tangga lu lagi kaya gini.." Seru Bella..
"Insya Allah, ngga akan terjadi apa-apa sama gue bel. Jadi lu ngga usah khawatir." Sahut Lia..
"Ya sudah kalau begitu, gue boleh kan nemenin lu Mel?" Tanya Bella lagi, karena merasa khawatir. Tentunya Bella tidak akan membiarkan Lia untuk pergi berdua dengan Irwan..
"Tentu saja boleh Bel.." Jawab Lia yang kemudian membuka pintu kamar, karena ia sudah selesai mengganti pakaiannya..