Dika pun tidak menolak sama sekali dengan permintaan Irwan, rasa cinta Dika kepada Lia membuat Dika ingin bertemu Lia setiap harinya.
Hari itu Lia berkunjung ke panti jompo,dari kejauhan Dika melihat Lia. "Cantik sekali wajahnya, tutur bahasanya yang lembut dan santun, sangat penyayang, dan sangat baik." Ucap Dika dalam hatinya tanpa berkedip memandang wajah Lia, beberapa saat Dika bermain dalam khayalannya.
Yang kemudian tersadar, saat hand phonenya berdering."Ring...ring...ring.."
"Hallo.." Ucap Dika.
"Apakah kamu sudah sampai ke alamat yang tadi saya kirim?" Tanya Irwan.
Iya, telepon itu dari Irwan, Irwan ingin memastikan apakah Dika menjalankan perintahnya..
"Sudah pa, sekarang saya sudah berada di depan panti jompo kasih Prasetyo." Jawab Dika.
"Bagus, lanjutkan tugasmu dengan baik. Dan kalau perlu secepatnya buat Lia jatuh cinta sama kamu." Tegas Irwan yang kemudian menutup teleponnya.
Dika pun masuk kedalam panti jompo itu, berpura-pura tidak sengaja bertemu dengan Lia.
"Dika? Kok kamu bisa ada disini sih?" Tanya Lia yang terkejut melihat kehadiran Dika.
"Iya dong, aku kan memang ingin memberikan surprise buat kamu. Pokonya kemanapun kamu pergi, disitu aku akan selalu ada." Jawab Dika sambil sedikit bercanda gurau dengan Lia.
"Hahaha, jadi kamu akan selalu ada kemanapun aku pergi? Apakah kamu mengikutiku? Mmmmmmm, memangnya kenapa kamu mengikutiku?" Tanya Lia lagi yang kemudian mulai mendekati Dika sambil menyilangkan kedua tangan didadanya..
Dika sedikit mundur dengan senyum dia pun berkata, "Karena kamu telah mencuri hati aku.."
Lia terpaku beberapa saat setelah mendengar jawaban Dika, terdiam sambil menatap wajah Dika.
"Just kidding.." Lanjut Dika yang kemudian tertawa.
"Dika!!!" Ucap Lia yang kemudian memukul manja lengan Dika.
Mereka pun bercanda tawa, dan kemudian terdengar seseorang memanggil nama Dika dan mengucapkan terimakasih atas bantuan dana yang telah diberikan Dika untuk panti jompo kasih prasetyo.
Iya, orang itu adalah ibu kasih pemilik panti jompo tersebut. Kemudian ibu kasih, Dika, dan Lia pun berbincang-bincang sejenak dan kemudian mereka makan siang bersama.
Karena ternyata Dika memesan makanan favorit Lia dari cafetaria langganan Lia.
Lia merasa sangat bahagia, sejenak Lia bisa melupakan rasa kesepian dan kesedihan dari segala masalah rumah tangganya bersama Irwan.
Hari sudah menjelang sore, akhirnya Dika dan Lia pun berpamitan kepada ibu kasih.
Sore itu Dika berencana untuk menghantar Lia pulang ke rumahnya, karna mereka tidak ada rencana untuk pergi kemana-mana lagi.
Tapi ditengah perjalanan, handphone Dika berdering, "Ring...ring...ring..."
Dika pun menjawab telepon tersebut, "Hallo...assalamualaikum." Ujar Dika.
Lalu tiba-tiba Dika menghentikan mobil yg dikendarainya, terlihat wajah Dika mulai memucat dan seperti merasa gelisah dan khawatir.
Lalu kemudian berkata, "Baiklah saya akan segera menuju ke sana." Ujar Dika.
Perlahan-lahan Dika menurunkan tangannya dan menutup teleponnya, Lia yang melihat Dika seperti khawatir dan gelisah, akhirnya bertanya, "Ada apa Dika?"
Dika menoleh kearah Lia, dan kemudian berkata, "I-ibuku masuk rumah sakit lagi" Jawab Dika dengan raut wajah yang cemas.
"Ya Allah, ibu kamu masuk rumah sakit Dik? Ya sudah, kamu tunggu apalagi? Ayo cepat kita ke rumah sakit tempat ibu kamu dirawat." Kata Lia.
"T-tapi emangnya kamu ngga ngerasa keberatan, kalau kita ke rumah sakit dulu?" Tanya Dika.
"Ya ngga lah Dika, kamu kan temen aku. Jadi dalam suka maupun duka aku akan senantiasa ada untuk kamu, insya Allah.." Kata Lia sambil memberikan senyuman manisnya.
Membuat jantung Dika berdebar kencang, dan gugup melihat wajah cantik Lia yang dihiasi senyum manisnya.
Dika pun melanjutkan perjalanan menuju ke rumah sakit tempat ibunya dirawat, sesampainya di rumah sakit. Dika dan Lia langsung menuju kamar dimana ibu Dika dirawat, "Assalamualaikum bu.." Dika memberi salam pada ibunya yang sedang terbaring lemah diatas tempat tidur rumah sakit.
"Waalaikumsalam, syukurlah kamu sudah sampai dika. Lama ibu menunggu kedatangan kamu nak." Ujar ibu Ratri sambil tersenyum.
Setelah menyapa kehadiran anak sulungnya, ibu Ratri melirik kearah Lia dan kemudian berkata, "Anak nakal, kenapa kamu tidak pernah cerita kepada ibu. kalau sebentar lagi ibu akan dapat menantu." Kata ibu Ratri sambil menepuk lengan kiri Dika.
"Menantu? Akh!! Sepertinya ibu salah paham, ini Lia, dia temanku Bu. Istri dari pa Irwan." Dika pun memperkenalkan Lia kepada ibunya.
Lalu mereka berbincang-bincang panjang lebar, sambil sesekali tertawa.
Melihat ibunya yang seperti menyukai Lia, membuat Dika semakin mencintai Lia.
Ya, itu karna Lia adalah wanita pertama yang Dika kenalkan kepada ibunya dan mereka langsung terlihat akrab. Lia memang seorang wanita yang ceria, baik, dan friendly dan dia juga tidak pernah memilih teman.
Tidak terasa hari sudah menjelang malam, jam besuk pun sudah selesai.
Lia akhirnya berpamitan kepada Dika dan ibunya, Dika mengantar Lia menuju keparkiran mobil. Karna Dika harus menginap untuk menjaga ibunya, "Maaf yah aku jadi ngerepotin." Kata Dika.
"Lho kenapa minta maaf kamu kan ngga salah apa-apa, lagi pula aku sama sekali ngga ngerasa direpotin ko. aku malah seneng bisa kenal sama ibu Ratri yang baik dan tegar dalam menghadapi semuanya, yang ngga pernah menyerah melawan rasa sakitnya. hmmmmmmmmm, aku beruntung bisa bertemu dengan ibu Ratri. Jadi aku bisa banyak belajar darinya." Ujar Lia tersenyum.
"Ya Allah, senyumannya. Kenapa membuat jantungku berdebar kencang begini, aduh...apa yang terjadi pada diriku Ya Allah." Ucap Dika dalam hatinya..
"Ya sudah kalau begitu, aku pamit dulu yah. Terimakasih banyak yah untuk hari ini.." Kata Lia yang sudah berada tepat didepan mobilnya..
"Sama-sama, hati-hati dijalan yah." Ucap Dika melambaikan tangannya.
"Bye, see you." Ucap Lia.
"See you, semoga setiap hari kita bisa selalu bersama." Ucap Dika dengan nada sedikit berbisik.
"Apa?" Tanya Lia.
"Apa,, apa?" Dika balik bertanya, sambil berbisik dika berkata pada dirinya sendiri, "Apa yang sudah aku katakan tadi, mampus aku kalau sampai Lia denger. Emang dasar kamu itu bodoh Dika"
"Tadi aku seperti mendengar kamu bicara sesuatu, apa yang kamu katakan barusan?" Tanya Lia lagi dari dalam mobilnya.
"Akh!!! Itu, e- itu aku tadi cuma mau bilang hati-hati di jalan." Kata Dika sambil tersenyum dengan salah tingkah..
"Ooh, ya sudah kalau begitu. Bye, good night.." Kata Lia yang kemudian melajukan mobilnya...
Sementara itu, Irwan sudah menunggu kedatangan Lia di rumah.
"Assalamualaikum." Lia memberikan salam kepada Irwan yang sedang duduk di ruang tamu.
"Waalaikumsalam, kenapa kamu baru pulang? Dari mana saja kamu? Bukankah Kamu bilang hari ini kamu hanya mau ke panti jompo, setelah itu langsung pulang. Terus kenapa kamu pulang sampai malam begini, dan tanpa memberi kabar apa-apa kepadaku." Kata Irwan dengan tatapan sinisnya..