Maya berniat untuk memanfaatkan keadaan, Dan berusaha untuk menenangkan Irwan. Merapikan tempat tidur yang sudah berantakan, karena kemarahan Irwan tadi. Lalu Maya menuntun Irwan untuk berbaring di tempat tidurnya.
Irwan yang sedang dalam keadaan kalut pun akhirnya hanya bisa mengikuti apa yang Maya katakan dan lakukan padanya saat itu, Maya menarik selimut dan menutupi setengah dari tubuh Irwan, kemudian Maya mulai membersihkan serpihan-serpihan kaca yang berserakan dilantai. Setelah itu Maya mengepel lantai kamar Irwan, dan setelah beberapa saat, semuanya kembali rapi dan bersih.
Maya melihat ke arah Irwan, Irwan sudah berpindah posisi. Sekarang posisi Irwan sudah tidak lagi berbaring diatas tempat tidurnya, Irwan duduk dan bersandar di tempat tidurnya. Ia memegang sebuah foto, foto seorang wanita yang sangat ia sayangi dan cintai, iya itu adalah foto Lia. Irwan menyentuh foto itu dan berkata, "Kamu dimana Lia? Pulanglah, aku sangat merindukanmu, aku tidak ingin kehilangan kamu. Aku akui aku memang bersalah Lia, aku minta maaf. Aku menyesal..." Ujar Irwan air matanya mengalir membasahi pipinya.
"Bukankah dulu kita sudah berjanji untuk selalu bersama dalam suka maupun duka, tapi kenapa sekarang kamu malah pergi meninggalkan aku. Aku tidak mau bercerai denganmu Lia, aku tidak bisa hidup tanpa kamu. Untuk membayangkannya saja, aku tidak mampu. Aku mohon maafkan aku Lia, dan kembalilah padaku Lia. Aku sudah menyadari semua kesalahanku, aku menyesal... sangat menyesal.." Lanjut Irwan tangisnya pun semakin menjadi dan kemudian ia memeluk foto Lia dengan erat.
Maya yang melihat kejadian itu semakin terbakar rasa cemburu, hatinya begitu sakit. Nafasnya seolah-olah terasa sesak..
"Ternyata mas Irwan masih mencintai ka Amel.." Ujar Maya dalam hatinya.
Maya mendekati Irwan, kemudian duduk disamping Irwan. Maya menatap Irwan yang masih menangis dalam beberapa saat, dan kemudian berusaha untuk menenangkannya lagi...
"Mas Irwan, sabar yah. Aku tau kamu pasti sedih banget, aku juga bisa ngerasain apa yang kamu rasain mas. Tapi kamu harus bisa menerima kenyataan ini, kalau sekarang Ka Amel sudah pergi meninggalkan kamu mas. Tapi kamu ngga usah khawatir, karena Kamu masih punya aku, yang akan selalu ada disamping kamu mas. Dan aku ngga akan pernah ninggalin kamu mas." Ujar Maya dengan lembut...
Irwan sama sekali tidak memperdulikan kata-kata Maya, pikirannya masih tertuju kepada Lia. Bahkan Irwan seolah tidak menganggap bahwa Maya ada disampingnya saat ini, namun Maya tidak menyerah sampai disitu. Maya pun berusaha untuk merayu Irwan lagi, Kali ini Maya berusaha untuk meraih tangan Irwan dan menggenggam tangan Irwan dengan lembut.
"Mas Irwan.." Ujar Maya.
Irwan masih tidak merespon, lalu Maya mencium tangan Irwan, Irwan pun masih terdiam...
Melihat Irwan yang tidak memperdulikannya, bahkan seolah tidak menganggapnya ada, Maya pun semakin menjadi.
Maya mulai menyentuh wajah Irwan dengan lembutnya, dan perlahan-lahan mendekatkan wajahnya ke wajah Irwan. Semakin dekat,dan dekat. Sampai bibir Maya menyentuh bibir Irwan, dan kemudian Maya mulai mencium bibir Irwan.
Awalnya Irwan hanyut dalam keadaan, namun tiba-tiba ia pun tersadar dan melepaskan ciuman Maya itu. Irwan kemudian berdiri dan membelakangi Maya, ia mengangkat tangan kanannya. Memegang kepalanya, lalu kemudian berkata, "Maafkan aku Maya, aku tidak bisa melakukannya. Aku rasa lebih baik hubungan kita cukup sampai disini, aku minta maaf. Karena selama ini aku sudah khilaf dengan menjalin hubungan kita ini, tapi aku tidak bermaksud untuk mempermainkan perasaanmu maya, hanya saja yang sebenarnya, aku masih sangat mencintai Lia.."
"Apa maksud kamu mas?" Tanya Maya, sebenarnya Maya sudah mengerti maksud dari perkataan Irwan. Hanya saja Maya ingin memastikannya sekali lagi, ia tidak menyangka bahwa Irwan lebih memilih Lia dari pada dirinya.
"Aku ingin mengakhiri hubungan ini Maya.." Jawab Irwan, walaupun sebenarnya Irwan sudah tau. Kalau Maya pasti sudah mengerti apa yang Ia maksud, tapi ia mengulang kembali kata-katanya...
"Apa? Berakhir? Heeehhh, jadi kamu mau bilang kalau selama ini. Kamu tidak pernah mencintaiku mas, Jadi selama ini kamu anggap aku ini apa mas? Mainan kamu, yang selagi kamu mau. Kamu bisa mainkan kapan saja, dan setelah kamu sudah merasa bosan. Kamu bisa buang aku kapan saja, gitu mas?" Ucap Maya yang tidak bisa menerima keputusan Irwan.
"Hubungan ini memang tidak seharusnya terjadi sejak awal Maya, aku sadar ini semua memang kesalahanku. Aku sudah menyakitimu dan juga Lia, aku khilaf. Aku minta maaf, aku benar-benar menyesali semua perbuatanku ini Maya. Aku tidak bermaksud untuk memainkan perasaan siapapun, tapi semua terjadi begitu saja. Begitu cepat, sampai aku sendiri tidak bisa menghindarinya. Tapi sekarang aku sudah sadar, dan aku mohon Maya, tolong terima keputusan aku ini. Aku masih sangat mencintai Lia, aku masih ingin hidup bersama Lia. Menghabiskan sisa hidupku bersamanya, aku mohon Maya, please try to understand.." Irwan berusaha merayu Maya, supaya Maya bisa menerima keputusannya itu...
"Heeehhh, gampang bangat kamu ngomong mas. Pertunangan kita sudah tinggal tiga hari lagi, dan semua undangan sudah tersebar. Lalu aku harus bilang apa kepada ibu dan teman-temanku mas. Mau ditaruh dimana muka aku, atau memang kamu sengaja ingin mempermalukan aku mas?" Ujar Maya dengan penuh kekecewaan dihatinya, Maya benar-benar merasa emosi saat itu. Jantungnya berdetak cukup kencang...
"I am sorry Maya.. I am so sorry.." Kata Irwan yang sudah tidak tahu lagi, harus berbuat apa. Kepergian Lia sudah sangat memukul perasaannya. Begitu keras, sampai akhirnya iapun menyadari semua kesalahannya itu..
"Dasar bajingan, aku benci sama kamu mas." Maya memukul dada Irwan dengan kedua tangannya sambil menangis.
Irwan hanya diam, dan membiarkan Maya memukulinya. Maya terduduk lemas dihadapan Irwan, sambil menangis.
"Teganya kamu sama aku mas.." Ujar Maya, dengan air mata yang masih mengalir dipipinya.
Irwan masih berdiri, tanpa berkata apa-apa.
Sebenarnya Irwan sudah sangat menyadari kesalahannya itu, ia sadar. Bukan hanya menyakiti hati Lia, tapi ia juga menyakiti hati Maya, bahkan mungkin menyakiti hati kedua orang tua Irwan dan Lia, kalau sampai mereka tau kebenarannya. Dan bahkan perasaannya sendiri pun sangat terluka, apalagi setelah Lia meninggalkannya. Rasa sakit di hati Irwan sangat terasa menyayat, tapi ia menyadari. Rasa sakit itu terjadi, karena perbuatannya sendiri. Jadi ia tidak bisa menyalahkan siapapun, kecuali dirinya sendiri...
Maya kembali berdiri, menghapus air matanya.
"Aku pastikan kamu akan menyesali ini mas." Ancam Maya..
Kemudian Maya pun pergi meninggalkan rumah Irwan dengan penuh kekecewaan didalam hatinya, ia tidak pernah menyangka bahwa laki-laki yang sangat ia cintai lebih memilih wanita lain.