Aku bersiap diri, Arizona sebentar lagi menjemputku, dia mau mengajak aku kerumah orang tuanya. Hatiku sangat deg degan gelisah tidak tenang.
"Ma, aku takut. Gimana kalau orang tua Zona tidak menyukaiku."
"Kamu kan anak baik, nggak usah takut. Yang penting sopan santun di jaga di sana. Mama doakan hubungan kalian tidak ada halangan. Orang tua Zona juga merestui kalian."
"Trimakasih ya ma."
"Iya sayang."
Terdengar suara mobil berhenti di depan rumahku, mungkin itu Arizona. Mama membukakan pintu untuknya.
"Masuk dulu zona."
"Nggak perlu tante, Amy sudah siap kan? "
"Sudah, tolong jaga baik baik Amy di sana ya Zona jangan biarkan dia merasa sendirian."
"Tante nggak perlu khawatir, itu sudah jadi tanggung jawabku"
"Kalau gitu tante bisa merasa tenang."
"Ma, aku pamit duluan ya." Pamitku kepada mama.
"Hati hati ya sayang. Kalau ada apa-apa jangan lupa menghubungi mama."
"Iya ma, salam ke papa ya ma." Aku mencium tangan mama.
"Zona pamit dulu tante." Pamit Arizona yang juga ikutan mencium tangan mama. Aku memasukkan barang barangku ke bagasi mobil,
Aku melambaikan tangan ke mama saat hendak berangkat.
"Hati hati" Triak mama.
Butuh waktu empat jam unutuk sampai ke rumah orang tua Arizona. Baru perjalanan satu setengah jam sudah membuat punggungku pegal sekali.
"Kamu mau istirahat dulu?" Tanya Arizona.
"Nggak usah, biar kita cepat sampainya."
"Kalau kamu capek kamu bisa sambil tidur aja."
"Sebenarnya ada urusan apa kamu kerumah orang tua kamu? "
"Katanya sih kakek lagi sakit dan pengen ketemu aku, sekalian deh aku mau ngenalin kamu ke mereka. Aku juga mau minta izin memeluk agama Islam. "
"Zona, apa kamu sungguh sungguh dengan niatan kamu? "
"Iya aku sungguh sungguh. "
Semoga saja ini adalah awalan yang baik untuk kelanjutan hubunganku dengan Arizona.
Tapi apakah aku masih pantas untuknya? Apa Arizona akan menerimaku setelah tau tentang penyakit ku. Aku takut berterus terang kepadanya. Di luar sana masih banyak gadis yang lebih sempurna dari ku. Aku belum siap jika Arizona harus pergi meninggalkan aku.
"Kenapa sih kalian tinggal nya harus pisahan? "
"Iya, aku beli rumah yang aku tinggali dengan uangku sendiri, lagian lebih nyaman tinggal tanpa mereka. Ibuku terlalu over protektif mengatur jalan hidup ku sedangkan papa hanya bisa menuruti kemauan mama dengan alasan nggak mau berantem."
"Terus kamu ngambil jalan ini apa mama kamu nggak marah? "
"Sangat marah. Tapi lama lama udah baik sendiri. Ya begitulah mamaku, aku kan udah dewasa ya nggak mungkin juga terus terusan di atur sama dia."
Aku sungguh beruntung mendapatkan laki-laki seperti Arizona, udah ganteng, mapan dewasa lagi. Dia adalah anugerah tuhan dalam hidup ku.
"Kenapa? Kok senyum senyum sendiri" Tanya Arizona.
"Ah, enggak. Kamu dewasa banget ya pemikiranya."
"Mangkanya kamu buruan nikah sama aku."
"Hehehe, kamu tuh ya bisa aja deh."
Tanpa sadar kelamaan di perjalanan Arizona aku tinggal tidur. Dia mengemudikan mobilnya sendirian. Sampai dia menghentikan mobilnya di sebuah mini market.
"Kita sudah sampai? " Tanyaku yang mendapati mobil berhenti.
"Kamu sudah bangun? Kita istirahat dulu ya, nyari camilan sama minuman."
Aku menganggukkan kepala.
"Kamu mau ikut turun? "
"Ayo."
Aku mengikuti Arizona masuk mini market, mencari beberapa camilan dan juga minuman.
Setelah membayar semuanya kami beristirahat di rest area yang sudah di sediakan.
"Kamu lapar nggak? " Tanya Arizona.
"Enggak. Kenapa apa kamu lapar? "
"Enggak juga, aku takutnya kamu lapar. Nanti kita cari tempat makan dulu."
"Nggak usah lah, biar perjalanan cepat sampai. "
"Ya udah kalau gitu, habiskan makananya trus kita berangkat lagi."
Aku menghabiskan snack yang kumakan, Dan menyisakan beberapa untuk ku makan di mobil.
****
"Sayang bangun." Kata Arizona membangunkan aku.
"Udah sampai ya."
"Iya, Ayo kita masuk. Kamu bisa istirahat di sana."
Aku mengikuti langkah kaki Arizona masuk kedalam rumah, di sana dia sudah di sambut para pelayan, bukanya orang tuanya.
"Selamat datang tuan. Nyonya ada di kamar tuan besar."
Tanpa menjawab satu patah kata pun Arizona langsung masuk, aku hanya bisa memberikan senyum sapaan ke para pelayanya. Tapi kulihat raut wajah mereka kurang suka kepada ku. Ah cuekin aja, aku kan baru bertemu mereka.
"Selamat sore, kakek." Sapa Arizona kepada kakek nya dan langsung memeluk nya. Tak lupa dia memeluk wanita cantik di sebelah kakek nya.
"Selamat datang cucuku."
"Oiya, kek, ma. Kenalin ini Amy pacar Zona."
Aku menyalami keduanya.
"Kamu tidak pernah pulang, sekali pulang bawa perempuan ya." Kata kakek hangat.
"Hehehe, gimana keadaan kakek? "
"Kakek udah enakan. Sebenarnya kakek menyuruh kamu datang kesini agar kamu bisa cepat menikah."
Arizona menatapku dan tersenyum.
"Kalau kamu sudah ada pacar, kenapa nggak langsung kamu nikahi saja."
"Arizona kesini juga mau minta doa restu kepada kalian semua."
"Kakek pasti merestui apa pun pilihanmu nak, asal kamu bahagia."
"Terimakasih kek."
Kakek begitu terlihat ramah, tapi ibu Arizona masih berdiam dengan muka dingin. Seolah tidak suka atas kehadiran ku. Namun dia tidak mengungkapkanya.
"Amy, kamu kesini." Kata kakek menyuruh ku mendekat.
"Kamu sudah bekerja?" Tanya kakek.
"Belum kek, Saya masih kuliah."
"Gimana, apa kamu siap untuk menikah dengan cucu kakek."
Aku hanya bisa tersenyum bahagia. Semoga saja semua keluarganya bisa menerimaku seperti kakek.
"Oiya ma. Papa kemana kok nggak kelihatan."
"Papa ke luar Negeri ada urusan bisnis."
"Zona, kamu ajak Amy istirahat dulu. Kalau belum makan suruh pelayan menyiapkan makanan untuk kalian berdua."
"Baik kek."
Aku dan Arizona pergi meninggalkan kamar kakek. Arizona mengajakku ke suatu kamar.
"Kamu istirahat di sini ya, kamar ku ada di sebelah kamu, kalau ada apa apa kamu bisa mencari ku kesana."
"Makasih ya. "
"Biar pelayan membawa kan barang kamu ke kamar. Aku mau turun minta makanan. "
Arizona keluar kamar meninggalkanku sendiri, aku langsung mandi untuk membersihkan diri.
"Bi, tolong buatkan dua makanan, dan antarkan ke kamarku ya." Kata Arizona menyuruh salah satu pelayannya.
Arizona kembali ke kamarku,
"Amy, kalau sudah selesai mandi nya kamu langsung ke kamarku ya."
"Oke....! " Teriakku dari dalam kamar.
setelah selesai ganti baju, aku langsung ke kamar Arizona, kelihatanya dia juga sudah mandi. terlihat dari wajahnya yang sudah segar.
kamar Arizona terlihat begitu luas dan besar dengan interior putih abu abu membuatnya semakin terlihat elegant.
"kita makan dulu yuk." ajak Arizona yang menyodorkan nasi goreng cumi cumi untukku.
aku langsung duduk di sofa sebelah Arizona.
dan segera memakan makanan ku.
"setelah makan kamu bisa istirahat. kamu pasti capek."
"terimakasih ya Arizona."
"untuk apa? harusnya aku yang terimakasih kamu sudah mau menemaniku pulang kesini."
aku melanjutkan makananku dan segera menghabiskan nya.
"duh kenyang banget."
"nah kalau kenyang kan enak buat istirahat. besok aku akan temani kamu jalan jalan keliling rumah ini."
setelah selesai makan aku kembali ke kamarku dan ber istirahat.