"Hei, bocah!" panggil Mike membuat satu-satunya manusia di dekatnya itu menolehkan pandang dengan bibir mencerung.
"Aku tak terlalu kecil untuk bisa dipanggil seperti itu, tau!" protes Devan dengan gemas mencubit pipi Mike.
"Aaouuchh! Hei, kau berani bertingkah tak sopan, ya!" omel Mike dengan nada pura-pura marahnya. Ia pun mengulurkan satu lengannya untuk balas mencubit pipi remaja disampingnya.
"Akkhhh, ampun daddy!" jerit Devan membuat keduanya tertawa lepas.
Saat ini adalah pagi baru dengan bulan yang sudah berganti. Devan sudah sangat menikmati hidupnya dengan Mike. Status atau pun perasaan sudah perlahan tak terlalu di obsesikan Devan.
"Rambutmu sudah panjang boy! Bagaimana kalau nanti sepulang kau sekolah kita jalan-jalan, sekalian mencari tempat potong rambut?" ucap Mike memberi penawaran. Kepalanya sesekali menoleh untuk melihat sosok remaja di kursi penumpang yang semakin hari nampak menggemaskan.