Chereads / PACARAN / Chapter 3 - BAB II, YANG BOLEH PACARAN ??

Chapter 3 - BAB II, YANG BOLEH PACARAN ??

Menurut anda siapa saja yang boleh pacaran setelah anda mengerti arti pacaran ?? , pacaran bukan sautu ajang coba, mencoba sehingga kalau mau, cari aja lalu pacaran, sebab memang pacaran suatu tindakan serius untuk membangun hubungan menuju pernikahan , jadi apakah seorang anak smp atau sma sudah boleh pacaran *?? sebagai penulis buku ini, saran saya sebaiknya seorang pacaran pada saat telah mencapai cara berpikir yang dewasa, dan menurut para ahli, seorang dikatakan dapat berpikir dewasa saat telah mencapai umur diatas dari 18 tahun, artinya minimal telah berada di bangku perkuliahan, kalau mau lebih matang lagi maka, sebaikanya saat telah bekerja atau memiliki penghasilan sendiri.

Alkitab tidak pernah mengajarkan agar sorang yang masih sangat muda menjalani hubungan pacaran atau hubungan percintaan, makanya kitab kidung Agung mengatakan bahwa cinta tidak boleh dibangkitkan sebelum waktunya, karena cinta kuat seperti maut dan seperti dunia orang mati, artinya banhwa jika cinta telah di bangunkan pada oleh seseorang yang belum dapat mengendalikannya maka akan membawa dampak yang buruk , dalam hal ini memang dibutuhkan suatu keadaan emosional yang baik/ dewasa.

Dalam alkitab ada sebuah kisah yang sangat memilukan antara Amnon dan Tamar, alkitab menceritakan bahwa Amnon sangat mencintai Tamar, sehingga Amnon mau melakukan segala cara untuk mendapatkan Tamar, pada suatu saat Amnon berpura-pura sakit kemudian meminta Tamar datang menghidangkan makanan buat Amnon, namun saat menghidangkan makan Amnon ingin memperkosanya, kemudian Tamar berkata jangaanlah kamu berbuat demikian, mintalah aku pada ayahku Daud maka ayahku pasti memberikan aku untukmu, namun karena hasrat yang tidak dapat dikendalikan lagi oleh Amnon maka, terjadilah pemerkosaan oleh Amnon terhadap Tamar, setelah Amnon melakukan hal tersebut , maka timbulah suatu kebencian yang sangat, melebihi cintanya terhadap Tamar, kemudian Amnon mengusir Tamar, namun Tamar berkata, kemenakah aku akan membawa Aib ini, Amnon tidak mau mendengarnya lagi. Pada akhirnya Amnon pun tidak pernah menikahi Tamar, kemudian timbulah kebencian yang besar dari Absalom kakak Tamar, terhadap Amnon, sehingga setelah lewat dua tahun maka Absalom membunu Amnon karena sakit hatinya terhadap Amnon yang telah memperkosa aadiknya.

Raja Daud mengatakan bahwa dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih, dengan menjaganya sesuai dengan firman Tuhan, kita harus mengerti bahwa pacaran hanya berlaku bagi orang2 yang telah dewasa tisdak hanya dalam hal umur namun juga dalam hal mentalnya, sebab pacaran adalah suatu hubungan yang di bangun bukan untuk memenuhi status, mengikuti tren atau ajang coba mencoba. Banyak dari anak2 remaja yang berpacaran hanya untuk memenuhi status, bahwa mereka memiliki pacar, bahkan ada yang untuk coba2, dan ada yang lebih fatal lagi yaitu untuk memenuhi keinginan nafsu yang tidak sehat.

Salah satu hal yang paling menarik dalam alkitab adalah kisah Yusuf dan maria sebellum menikah mereka ditunangkan, Maria dan yusuf adalah wanita dan pria yang telah dewasa dengan umur yang cukup, dikisahkan bahwa maria adalah seorang wanita yang baik dan menjaga kekudusan, Maria masih perawan, Yusuf seorang laki-laki yang baik hati, keduanya takut akan Tuhan. Telah dewasa dalam kepribadian, dari manakah kita dapat mengethuinya, Maria saat bertemu dengan malikat yang membawa berita bahwa ia akan hamil dari Roh Kudus, maka Maria berkata " Aku adalah hamba Tuhan jadi pada ku seperti yang Tuhan mau" hal ini menunjukan suatu sikap kerohanian yang telah dewasa, demikian alkitab juga menjelaskan tentang Yusuf yang mengetahui tentang kehamilan Maria maka Yusuf berniat meninggalkan Maria dengan diam- diam hal ini memnunujukan suatu sikap yang mengerti kalau mungkin Maria telah menikah dengan orang, namun setelah diperingatkan Tuhan lewat mimpi maka Yusuf pun mengambil Maria sebagai isterinya, ini menunjukansuatu kedewasan yang penuh yang mau di pimpin oleh Tuhan.

Kehidupan sebagai anak muda kristen harus menurut alkitab lhoo, surat Timotius menuliskan bahwa janganlah seorang pun mengangap kamu rendah karena kamu muda, melinakan kamu harus menjadi contoh dan teladan dalam segala hal, artinya harus menjadi teladan dalam perkataan, perbuatan, sikap kasih bahkan dalam kekudusan. Kamu tidak ditentukan untuk menjadi kalah atau tidak berhasil namun, ditentukan menjadi berhasil dan berutung dimasa depan, menjadi berkat bagi banyak orang, menjadi kesaksian bagi banyak orang. Salah satu hal yang menentukan dalam hal ini adalah .... maslah waktu, kapan anda membangun suatu hubungan pacaran, waktu yang tepat akan memberikan manfaat yang baik, kerena pada saat yang tepat anda dapat mengelola perasaan, sikap dan perbuatan lebih muda di pertangungjawabkan, lebih terbuka terhadap masukan dan nasehat, dapat mempertibangkan banyak hal dengan tepat.

Zaman dulu: Dulu, minimal ketika menginjak bangku SMP seseorang mulai suka-sukaan pada lawan jenis. Mengungkapkan perasaannya juga sembunyi-sembunyi dan malu-malu. Mereka yang menjalin cinta monyet pada waktu itu juga tak berani pacaran hanya berdua. Saat pacaran, mereka juga diam-diam karena takut ketahuan oleh orangtua.

Zaman sekarang: Lain halnya dengan zaman sekarang, mereka yang berusia di bawah 12 tahun sudah mengenal dunia pacaran. Entah karena pergaulan atau diberi kebebasan oleh orangtua. Mereka tak memiliki rasa malu ketika suka sama seseorang, bahkan mengumbar-umbar.

Pada tgl 18 februari 2015, muncul satu foto yang sangat menyita perhatian, di dalam foto tersebut tampak dua anak yang diperkirakan masih duduk di bangku SD, sedang berciuman, pada saat kedaan banjir. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah keadaan anak2 remaja sudah demikian buruk ?? Jika kita memperhatikan Alkitab Allah menciptakan Adam dan Hawa sebagai pribadi dewasa, setelah Allah membuat Adam tertidur maka diambilnya rusak Adam kemudian Allah menciptakan Hawa , Allah tidak mencitpakan seorang anak kecil, atau anak remaja, namun Allah menciptakan pribadi dewasa yang sudah mengenal kebenaran. Hubungan Adam dan hawa di mulai oleh Tuhan, dan dilakukan dihadapan Tuhan, mereka adalah pasangan yang tepat dalam segala hal, baik fisik, umur, cara berpikir, dan pengenalan akan Allah. Mereka ada dihadapan Allah dan melakukan segala sesuatu dengan Allah dalam arahannya Allah. Sehingga nampaklah bagaimana mereka dapat menjalankan hubungan itu dengan baik dan benar.

Adam dan hawa adalah model terbaik yang dapat dicontoh oleh siapa pun yang ingin membangun hubungan menuju pernikahan, sekali lagi hubungan menuju pernikahan, sebab Allah tidak pernah menciptakan Hawa hanya untuk uji coba buat Adam, kalau cocok ya lanjut, kalau ngak cocok ya buatin yang baru, Allah mengerti bagimana memberikan yang cocok dan sepadan bagi Hawa, sehingga kita dapat mengerti bahwA pacaran bukan suatu proses coba2, atau main2, namun mengandung tingkat keseriusan yang cukup, sehingga pacaran itu harus di maknai sebagai suatu tindakan serius untuk mengenal siapa pasangan yang kita pacarai untuk menjadi pendamping kita di masa depan, diperlukan orang sudah matang dalam berpikir, dewasa, dalam bertindak, bersikap dengan benar.

Dalam menulis buku ini saya banyak bertanya pada anak remaja masa kini, walaupun masih remaja mereka telah banyak terlibat dalamn kegiatan berpacaran, mereka memaknai pacaran dengan berbagai makna, di antaranya, mengisi status, main2 aja, coba2, banyak dari mereka yanng memaknai pacaran dengan cara yang salah bahkan cenderung ke arah yang negatif dan hedonis. Maka akan timbul pertnyaan baru pakah seorang remaja sudah boleh pacaran, akalau sudah, maka remaja yang seperti apa dan bagimana yang dapat berpacaran, sebab banyak dari kecenderungan pacaran mereka adalah salah.

Sesorang mulai menginjak masa dewasa adalah ketika meninggalkan umur 17 tahun, atau minimal kelas 3 SMU, apakah anak SMU kelas 3 sudah pantas untuk berpacaran, tentu menjawab ini tidak mudah karena jika melihat hasil survei lembaga perlindungan anak Indonesia maka pada umur2 ini sangat rawan dengan pacaran yang bebas , bahkan sekitar 20 – 30 % terlibat aborsi karena pacaran yang bebas.

Yang lebih menyedihkan hasil dari survei tersebut menyebutkan, remaja Indonesia antara SMP – SMA 93% dalam berpacarannya telah melakukan pelukan, ciuman, raba2an serta oral sex, dan sekitar 60an % terlibat dalam hubungan sex bebas. Ini adalah suatu presentase yang sangat mengkuatirkan, dengan demikian apakah yang dapat kita katakan, sebiknya seorang berpacaran pada umur berapa dan keadaan emosionalnya seperti apa ? memang tidak dapat di pungkiri juga bahwa banyak juga remaja yang berpacaran masih dalam norma2 yang baik dan benar, namun lebih banyak lagi yang berpacaran tidak dalam norma2 yang benar.

Dalam alkitab ada suatu kisah yang menarik, mengisahkan suatu hubungan sehat yang patut di contoh, yaitu isak dan Ribka , alkitab menceritakan ketika Isak telah dewasa dan bapaknya Abraham telah tua, maka berkatalah Abraham kepada hambanya Eliezer untuk pergi mengambil istri bagi Isak dari kaum kelurganya, setelah Eliezer berhasil membawa calon isteri bagi Isak, maka kata alkitab Isak mengambil perempuan itu menjadi isterinya dan seumur hidupnya Isak hanya memiliki satu istri.

Zaman modern ini memberikan banyak keluaasan pada setiap orang, apalagi kalau sudah berbicara tentang prifasi, arus kemajuan telah membentuk suatu model generasi baru yang tidak hanya bisa dihadapi dengan nasehat semata, jika kita menengok angkatan bapak2 kita pada masa yang lampau, maka hanya butuh nasehat orang tua sudah cukup kuat untuk menolong seseorang mengambil keputusan, namun jika kita bandingkan dengan remaja dan pemuda zaman sekrang maka, tidak hanya cukup dengan nasehat, namun dibutuhkan banyak hal untuk meyakinkan mereka bahwa pacaran tidak tepat waktu membawa dampak yang buruk. Saya punya pengalaman dengan seorang anak muda yang sering nonton film porno, saya menegurnya kemudian anak ini menjawab saya dengan mudahnya katanya " kan saya sudah 18 tahun , saya boleh dong , lagian kepo bangat sihh, kan itu urusan saya, ngapain ikut campur, " dalam hal ini saya adalah guru agamanya. Ini adalah salah satu contoh tantangan yang akan orang tua hadapi pada generasi ini.

Jadi yang boleh berpacaran adalah seseorang yang telah dewasa, serta mampu memimpin hidupnya dengan benar, sehingga dia tidak mendatangkan kehancuruan bagi dirinya sendiri dan orang yang sedang di pacarinya. Untuk anak SMP, SMA, sebaiknya berteman saja dulu, tetaplah fokus pada pelajaran, kalaulah ada yang suka, naksir, dan kamu juga sangat menyukainya, sebaiknya di tahan saja dulu, bahasa keren nya " galau – galau dikit gak apa2 dehhh " , alihkanlah semua perasaan itu pada hal2 yang positif, misalnya olahraga, belajar, berkomunitas, ada dalam pelayanan pemuda remaja gereja, lebih dekat dengan orang tua, minta saran, pendapat mereka. Nikmati semua keindahan masa remaja kamu dengan bermain, berteman, belajar, mengejar cita2 dan masih banyak lagi yang dapat kamu lakukan ketimbang membatasi diri dengan status pacaran.

Tipe cowok dan cewek yang belum pantas pacaran

a. Belum cukup umur

Siapa saja yang belum cukup umur untuk pacaran ? seseorang yang masih di bawah pengawasan dan bantuan orang tua hidupnya masih sangat tergantung pada bantuan orang, contohnya anak sekolah, atau pelajar, kenapa demikian. Sebab seorang anak sekolahan, tugas utamanya adalah belajar, serta masih butuh banyak bantuan orang tua dalam hal pengawasan , membantunya dalam banyak hal.

Masih banyak hal yang harus dilakuka, prioritas bukanlah pacaran. Belajar, bermain, membangun hubungan yang baik dengan keluarga, saudara. Sorang pelajar belum memeliki kepastiaan, belum dapat di percaya dalam menjaga hubungan serta masih belum jelas akan masa depannya.

b. Belum dewasa

Seseorang mungkin dari segi umur telah dewasa, namun belum tentu dewasa dalam hal karakter, balum dapat di percaya, tidak dapat bertangung jawab bahkan masih bersikap kenakkanakan, laki2 atau pris seperti ini jika berpacaran akan membawa banyak masalah, baik bagi dirinya sendiri maupun pasangannya. Jika tidak dapat memperlakukan orang lain dengan baik maka

c. Pacaran tanpa tujuan/ hanya bermain – main

Suatu hubungan tentu harus di bangun dengan tujuan, jika tidak demikian, maka hubungan tersebut hanya akan merugikan serta serta tanpa arah yang jelas, pada akhirnya mengecewakan. Segala sesuatu yang hadir tanpa tujuan maka tidak ada nilai serta harganya, tidak membutuhkan tangungjawab, tidak ada yang harus di perjuangkan, sama seperti hubungan tanpa status.

Tujuan yang baik, selalu di ikuti oleh perjuangan, cinta yang benar selalu di perjuangan untuk menjadi kebangaan serta kebahagiaan.

Apakah tujuan dari pacaran adalah mencapai kebahagiaan atau hanya mencari kesenagan sementara? Tentu jawabanya adalah mencapai kebahagiaan dengan orang yang tepat. Memang tidak dapat di pungkiri banyak anak muda mempraktekan cara berpacaran yang hanya mencari keutungan serta status semata, keinginan mencoba untuk mengalami pengalaman hubungan cinta mengakibatkan pacaran tanpa tujuan, mencoba – coba, pada akhirnya terlibat dalam hubungan yang tidak kudus, pacaran hanya untuk mengumbar hawa napsu, melakukan hubungan2 yang tidak sehat.

d. Belum siap untuk menikah

Sebelum terjadinya pernikahan perlu mengenal siapa yang akan di nikahi atau menjadi pasangan seumur hidup, sebab jika salah memilih maka penyesalannya pun seumur hidup. Setiap orang yang hendak menikah tentu merindukan kehidupan keluarga yang bahagia, sampai kakek dan nenak, keluarga yang di sukai oleh Tuhan. Kenapa hal ini menjadi sangat penting, sebab Allah menjadikan membantu lembaga pertma di dunia adalah keluarga, Allah sangat mencintai keluarga yang memuliakan Allah, memancarkan citra Illahi-Nya