"Nah bener tuh!" sahut Ririn begitu semangat. "Dia kan punya calon suami kaya, pasti bisa kalo cuma bantuin segini mah"
"Enggak! Gak bisa!"
Aldi menyelak ucapannya, menolak mentah-mentah ide dari ibunya.
"Ini itu masalah keluarga kita, Pak Rafan kan bukan keluarga kita, kenapa dia jadi di suruh ikut campur sama urusan keluarga ini. Laras juga pasti gak enak kalau harus minjem ke bosnya"
"Tapi kan dari pada gak ada, toh tetap kita ganti kok walaupun nyicil!"
"Enggak. Pokoknya gak bisa!" ucap Aldi tegas.
***
Hari berikutnya...
Laras dan Rafan sudah bersiap akan berangkat ke kantor, kini mereka tengah berada di meja makan menikmati sarapan pagi bersama yang lain.
Suasana meja makan ini begitu canggung dan sunyi, semua orang tampak fokus dan serius pada makanan masing-masing, Laras bahkan tak sekalipun berani mengangkat kepalanya dan hanya menunduk sambil menikmati sarapannya.