Bangun Javas bangun!
Ini mungkin hanya sementara, nanti juga akan hilang, Lo harus lupain, bersikap normal dan wajar, jangan memikirkan hal-hal aneh itu yang akan ngerugiin diri Lo sendiri
"Javas ?"
"Iya pak ?"
Javas menatap bosnya itu dengan tatapan yang canggung, dia bagaikan maling ayam yang sedang tertangkap basah memikirkan istri bosnya, padahal dia yakin sekali kalau Rafan pasti tidak akan tau apalagi menyadarinya, tapi entah kenapa aku begitu takut sekarang, aku takut pikiranku terbaca olehnya.
"Saya masih gak ngerti kenapa kamu bisa berciuman dengan istri saya di pesta itu, apa kalian punya hubungan ?"
Degh!
Rafan bertanya dengan begitu tenangnya, tapi sorot matanya terlihat seperti menyimpan banyak maksud.
Sekarang apa yang harus ku jelaskan ? Aku sendiri bingung untuk merangkai kata yang tepat.
Aku tak mungkin bilang kalau aku tertarik, aku tak mungkin mengatakan itu padanya.