"Weleh welehhh! Kaget gua di telepon sama Lo pagi-pagi, mana nyuruh gua Dateng lagi, ada apaan sih ?"
Kris masuk kedalam ruangan kerja sahabatnya itu dengan senyum merekah penuh suka cita, kaget sekali tiba-tiba sekretaris sahabatnya itu menghubunginya tiba-tiba memakai nomor Rafan dan menyuruhnya datang ke kantornya.
"Dateng juga Lo akhirnya" ucap Rafan dengan senyum miring.
Kris memperhatikan lekat wajah sahabatnya, bahkan dia sampai mengucek matanya untuk memastikan kalau yang dia lihat bukan cuma halusinasi, tapi kenyataannya.
"Eh ? Senyum-senyum aja Lo, ada apaan nih, bahagia banget kayaknya!"
Kris terduduk kursi tamu yang berada di sebrang, berhadapan dengan Rafan yang masih menyuggingkan senyumnya.
"Javas, kamu bisa keluar dulu ?" ucap Rafan.
Sejenak Javas dan Kris saling menatap, pria itu mendelikan bahunya lalu kembali melihat kearah bosnya.
"Baik Pak, kalau begitu saya permisi"
