"Mbak Laras ke kamar aja ya, biar Bibi yang ambilin minumnya"
Gadis itu pun langsung mengangguk, dia memutar badannya dan saat itulah air matanya luruh membasahi pipinya, gadis itu segera berjalan sedikit berlari dengan langkah tertatih untuk kembali naik keatas menuju kamarnya.
Baru sehari, sehari Rafan baru pergi dari rumah ini, tapi dia sudah menangis dua kali hari ini.
Ya Tuhan, kuatkan aku, hanya kamu yang tau betapa sakitnya hatiku ini, hanya kamu yang tahu.
Aku berharap mereka juga bisa merasakan sakit hati ini, aku berharap mereka bisa tau rasanya menjadi aku.
Aku sudah mencoba untuk tegar, tapi aku manusia biasa, aku tidak mau menangis, tapi telingaku tak mampu mendengar ucapan mereka yang begitu menyakitkan dan membuatku akhirnya menangis juga.
Apa aku serendah itu hanya karena aku tidak punya uang, apa sebab aku gak punya uang seperti mereka, mereka semua bisa merendahkan aku begini.
Aku benar-benar sudah gak kuat lagi, aku gak kuat lagi!