"Pak Rafan apa maksudnya ini ?"
Javas melihat kearah bosnya bertanya untuk meminta penjelasan, dia kaget bukan main, bagaimana bisa Rafan melakukan ini, padahal tadi pagi dia bilang akan bertahan mati-matian untuk perusahaannya, tapi sekarang bahkan dia sudah di tunjuk menjadi pemimpin perusahaan ini, otomatis dia pasti akan kesulitan mengelola perusahaannya.
Nasibnya juga pasti terancam, padahal dia baru saja menemukan pekerjaan yang cocok dan menerima dia apa adanya, sekarang malah terancam bangkrut.
"Tenang Javas, saya akan atasi ini, kamu gak perlu khawatir, saya tetap memilih perusahaan saya" gumam Rafan dan hanya Javas yang dia respon.
Kedua tangan Rafan terlihat jelas menahan kuat-kuat emosinya, terkepal sampai kukuknya memutih.
"Nareswara ternyata sangat handal ya menjebak orang, terutama putranya... Selamat Bapak Rafan" ucap Vano berbisik, namun itu terdengar jelas di telinganya.
Sialan!