Ya.. ya harusnya kamu... Ah udahlah!"
Nahkan liat! Rafan tuh emang kayak bayi gede yang sensitifnya sungguh minta ampun.
"Jadi mas Rafan udah mau makan belum ?" tanya Laras sekali lagi dengan wajah yang sudah malas bukan main.
"Bawain makanannya ke kamar, saya mau makan di kamar, jangan lama-lama!" jawab Rafan pada akhirnya, membuat Laras akhirnya bisa bernafas lega dan menuntutnya tepat ke pinggir ranjang.
"Ini aku sudah siappin bajunya, Mas ganti baju dulu, aku ambil makanan ke bawah sekarang"
Laras pun meninggalkan Rafan sendirian di kamar itu begitu pria itu menjawab dengan anggukan, Rafan mulai meraba-raba bajunya, membuka kimononya dan mulai mengganti pakaiannya, raut wajahnya masih terlihat kesal.
****
"Arrrgggghhhhh!"
Aku menutup kedua mataku sesaat mataku melihat roh halus yang begitu menyeramkan, wajahnya hancur seperti dicabik-cabik, banyak darah di mana-mana, tapi untungnya itu hanya film.