Rafan lagi-lagi tersenyum dingin sesaat. "Semua orang sudah tau Laras, kenapa masih diam saja. Cepat katakan yang sebenarnya!" tegas Rafan.
Demi Tuhan, aku berani bersumpah kalau aku benar-benar tidak tau siapa orang yang diutus oleh Pak Nareswara untuk menjadi mata-mata di kantor ini dan menghancurkan perusahaan. Tapi Rafan tak mendengarkan apapun yang aku ucapkan, lalu bagaimana aku akan menjelaskan yang sebenarnya, dia tidak menerima ketidaktahuanku.
Aku malu sekali, Rafan membuatku seperti orang jahat yang di sidang dalam pengadilan, dia seperti sedang menelanjangiku di depan Seno dan Javas dengan tuduhannya yang tidak terbukti.
"Pak, saya pikir sepertinya sudah ada kesalahpahaman yang terjadi antara Pak Rafan dan Bu Laras" ucap Javas yang tiba-tiba bersuara membela gadis itu.