"Maaf... Maaf Mas" ucap Laras yang sepertinya jadi merasa takut lalu mengambil handuk kecil yang tadi pakai untuk mengelap rambut Rafan.
Ah dasar bodoh!
Rafan merutuki dirinya berkali-kali karena mulutnya yang terlalu terbiasa memaki dan berucap dengan nada yang keras.
"Laras saya..."
"Gak apa-apa kok mas, maaf ya"
Rafan ingin memukul dirinya sesaat ia mendengar jawaban Laras yang begitu terdengar lirih, mata pria itu kini terlihat senduseperti sedang menatap kearah mata Laras.
"Laras, apa boleh kalau saya cium kamu ?"
***
"Mas Rafan ? Mas... ?"
"Oh iya ?!"
Aku kembali tersadar dari lamunan gilaku, untung saja kata-kata itu tidak terucap secara langsung.
"Sudah selesai, Yuk keluar, biar bisa siap-siap berangkat ke kantor" ucap Laras yang membuat Rafan terdiam sesaat, pria itu tampak sedang memikirkan sesuatu.
"Kayaknya saya gak jadi pergi ke kantor hari ini."