Chereads / ONLY LIFE ONCE / Chapter 29 - BAB 29 Khusus Part 1

Chapter 29 - BAB 29 Khusus Part 1

Ini adalah khusus buat kalian. Walau terasa berat untuk ceritakan semuanya, bukan berarti menjelekan kehidupan mengenai masa lalu penuh masalah. Hanya saja aku kurang memahami mulai dari mana? Apakah mulai dari kecil? Atau mungkin tak usah sama sekali.

Beruntung kalian bisa membahagiakan orang tuanya, sedangkan aku sendiri tak pernah sekali pun yang ada malah menyakiti hati orang tuaku. Seharusnya sih.... kalian tetap bersyukur masih ada kasih sayang orang tua, berharap ke depannya tetap seperti itu.

Jangan pernah sekali pun melakukan sesuatu yang mengakibatkan air mata berjatuhan, padahal dalam hatinya merasa terpukul atas ucapan dari kalian. Untuk itu lebih baik jaga bicaranya. Bukannya aku sok suci ya, ini demi kalian juga.

Setiap orang tua pasti tahu mana yang terbaik buat anaknya, hanya saja tergantung sama kalian apakah menerima dengan lapang dada? Atau keluar dari telinga kanannya. Menurutku sangat bergantung dalam hatinya supaya tidak mengalami sakit hati.

Aku pun pernah mengalami semenjak kasih sayang orang tua terbagi dua, semenjak kehadiran seorang adik tercinta. Malah sempat bertengkar sih... untungnya aku enggak mengucapkan kalimat tidak pantas. Hah... aku benar-benar menyesal tentang masa lalu penuh masalah cukup berat.

Menyelesaikan masalah pun butuh beberapa bulan kemudian, supaya cari jalan keluarnya benar-benar akurat tanpa adanya hambatan kembali. Takutnya selama ini aku pendam hadir kembali, karena masalah tersebut belum selesai semuanya.

Masih ada beberapa masalah belum selesai, untungnya setelah kehilangan orang tua telah tiada di bumi ini. Aku mulai sadar bahwa selama bertahun-tahun menyakiti hati orang tua, tanpa ada beritahu dari keluarga besar, beliau menulis sesuatu penuh makna membuatku semakin ingin berubah.

"Anakku tersayang, Ibu maupun Ayah mau sampaikan dari lubuk hati yang terdalam. Sebenarnya sayang sekali sama Frendy Nugraha. Tapi.... semenjak kamu bergaul sama seoorang lelaki yang menurut Ibu maupun Ayah enggak pantas saja melakukan kejahatan. Entah mengapa dirimu tidak nurut? Malah mengikuti keinginan lelaki tersebut. Oh ya hampir lupa sampaikan tolong jaga adikmu supaya semangat lagi Sekolah. Semenjak kamu meninggalkan rumah adik tercinta kehilangan semangat, setiap sudah tidur selalu panggil namamu. Dan Ibu maupun Ayah sudah memaafkan kesalahan di masa lalu, sekali lagi jaga adikmu ya!."

Setelah baca surat tersebut, aku benar-benar egois banget tidak memikirkan perasaan adikku. Padahal semua itu aku lakukan untuk melepaskan amarah, kenyataannya adik aku memang sayang kepadaku sebagai Kakaknya. Berharap suatu saat, aku bisa bertemu dengannya. Bagaimana pun aku harus berikan semangat, biar dirinya tetap ingin Sekolah.

Walaupun sekarang sudah keluar, aku sebagai Kakaknya bakal membujuk adikku untuk kembali Sekolah di Jakarta. Biar bisa di pantau perkembangannya. Mulai sekarang aku akan serius ingin berubah demi Ayah, Ibu, dan juga adik tercinta.

Hmmm... sepertinya aku perlu pergi ke Tasikmalaya untuk ketemu adikku. Karena semenjak orang tuaku sudah tiada di bumi, adikku tinggal bersama neneknya. Kalau tidak salah soalnya aku sudah enggak pernah berkunjung ke rumah nenek.

Alhamdulillah masih punya teman walau harus bayar yah enggak apa-apa, asalkan bisa ketemu sama adikku tersayang. Sebelum melaksanakan salat zuhur berjamaah di Masjid. Aku sempat melihat ada sosok anak kecil mirip seperti adikku, tapi setelah bertemu dengannya ternyata bukan.

Sepertinya jiwa tubuhku merasa ada kerinduan terhadap sosok anak kecil, selama ini hanya dalam ilusi datang menghampiriku di rumah kontrakan. Tidak biasanya seperti ini padahal bisa saja yang bersangkutan merasa risih terhadap kehadiranku di sana.

Terutama keluarga besar enggak suka banget, setelah mengetahui bahwa aku terlibat melakukan kejahatan. Lebih parah lagi aku sempat bertengkar sama Om. Permasalahannya cuma gara-gara pinjam uang. Namun, belum di kembalikan tunggu aku punya kerja dulu. Heh... malah enggak percaya.

Ya sudah lebih baik kabur ke Jakarta. Malah ketemu sama sahabatku tercinta yang sudah lama tidak berjumpa, alhamdulillah masih di terima walaupun agak deg-degan sih takut mereka masih marah kepadaku. Setelah berdiskusi cukup panjang akhirnya menemukan jalan keluar seperti apa.

Kami sepakat untuk berteman kembali, asalkan dari aku sendiri harus bisa berubah demi kalian juga. Aku sepert ini pertama ada amanat dari alm orang tuaku, kedua harus jaga adikku, dan memperbaiki hubungan pertemanan antara aku, Rita, dan Firdaus.

Walaupun Firdaus ada kecemburuan sedikit mengenai sosok perempuan yang sama denganku, tapi semenjak perempuan tersebut mulai akrab denganku. Ya sudahlah WhatsApp di balas cukup lama sampai aku kesal juga tunggunya.

Sampai sekarang pun masih seperti itu entah apa yang merasuki ke tubuhnya? Membuatnya sangat benci kepadaku. Tapi aku tetap berpikiran positive thinking supaya hubungan pertemanan baik-baik saja hehe...

Aku juga mengerti kok perasaanmu seperti apa. Lagian sekarang sudah dewasa masa ya seperti anak kecil berantem selama berhari-hari, dalam agama islam marah sampai 3 hari enggak boleh. Untungnya dalam diriku masih sabar menghadapi sikapmu. Kalau memang serius suka sama Lusiana.

Ya sudah kita bersaing secara sehat, tanpa melakukan kekerasan. Aku enggak mau hubungan pertemanan kandas gara-gara perempuan doang. Saran dari aku berharap Firdaus mengerti kondisi perasaan yang selama ini di pendam. Walau enggak ketahuan sama kalian, soalnya menjaga hati Firdaus biar tidak sakit hati.

Kalau ketahuan bakal berantem nantinya, baru juga baikan masa sudah bertengkar. Aku kan masih ingin berbicara sama Firdaus. Untuk apa aku berada di sini? Coba pikir sama kalian. Jangan melihat dari luar saja, tapi lihatlah isi hatiku seperti apa. Malah aku rela meninggalkan kota ini, demi hubunganku sama Firdaus tetap baik-baik saja.

Sayangnya aku enggak bisa soalnya masih kerja di salah satu perusahaan terkenal di Jakarta. Belum ada kabar dari pihak Direktur mengenai mengundurkan diri aku, sampai-sampai tanya terus. Heh.... jawabnya, "Enggak dalam waktu dekat ini,"

Mau sampai kapan aku berada di perusahaan tersebut? Aku kan ingin cari suasana baru biar tambah teman juga. Kalau memang masih terikat kontrak ya sudah aku tetap profesional dalam bekerja, asalkan dari pihak terkait harus berikan cuti kepadaku.

Supaya apa? Supaya aku bisa ketemu sama adikku di Tasikmalaya. Bukan apa-apa ini ada amanat yang harus jalani olehku. Biar orang tuaku juga tenang di alam sana. Hah... hampir saja keceplosan kan padahal aku tidak mau kasih tahu, untungnya masih bisa menahan bicaraku.

Tidak lepas dari situ aku menyandari bahwa kalian terlalu kepo urusanku, aku enggak bakal marah asalkan dari kalian harus mampu menjaga rahasia ini. Mudah-mudahan di berikan kelancaran maupun rezekinya tetap mengalir ke dalam dirimu.

"Hari ini adalah kenangan sangat berarti buatku

Bertemu sama teman-teman yang sudah lama

Enggak berjumpa sama mereka, tapi satu sisi aku

Harus bersaing meluluhkan hati seorang wanita."

(Frendy Nugraha).