Chereads / Terjebak dalam dendam / Chapter 6 - 05. All Leader

Chapter 6 - 05. All Leader

"Apa kau merasa, Aleta sangat aneh belakangan ini? Apa dia sedang memikirkan sesuatu?" tanya Felysia, yang sudah lama memperhatikan gerak gerik, Aleta. Kelvin yang ditanya hanya mengangguk-anggukan kepala, "Mungkin. Aku juga tidak tahu, Fe," jawabnya singkat.

"Ini semua karena mu, andaikan waktu itu kau bisa menahan emosi." lagi dan lagi, Felysia kembali menyalahkan Kelvin.

Kelvin menghela nafas kasar, "Felysia, sudah? Apa kau sudah selesai menyalahkan aku terus? Jika sudah, maka diamlah. Kau tidak tau apa sebenarnya yang terjadi." Felysia, mengerucutkan bibirnya kesal.

Dia sangat kesal karena harus rela bertukar posis dengan, Kelvin. Seharusnya Felysia mengawasi target, bukannya malah masuk kedalam kandang macan untuk mengelabui mereka.

Ceklek, pintu terbuka membuat Kelvin, Felysia dan beberapa orang-orang yang berkedudukan tinggi di dalam markas itu menatap sang pelaku. "Ada apa? Mengapa kalian menatap kami seperti itu?" tanya Aleta.

"Tidak ada apa-apa, kami hanya mengobrol hal biasa," jawab Kelvin. Namun Aleta melewatinya bengitu saja.

Kelvin menghembuskan nafas pelan. Dia tahu , Aleta masih marah padanya, Kelvin kemudian ikut duduk di kursi yang telah disediakan dalam ruangan itu.

"Apa kalian tau mengapa aku mengumpulkan kalian diruangan ini?" tanya, Aleta.

"Apa untuk membahas kasus, Keysha?" tanya salah satu di antara mereka.

"Tidak. Untuk kasus, Keysha. Kita pending dulu, kita harus fokus dengan apa yang akan kita lakukan mulai besok."

Felysia mulai tak sabar, ia kemudian bertanya. "Queen, apa musuh kita kali ini berbeda dengan yang lainnya?"

Aleta memijat pelipisnya, dia juga merasa lelah. Namun sebagai pemimpin dia harus berdiri paling depan untuk melindungi rakyatnya."Felysia, Veryan, Robby, Raditya dan kau...Kelvin," panggilnya. Mereka yang mendengar nama mereka jadi tegang, merasa was-was dan juga khawatir.

"Queen, apa ada masalah?" tanya, Rama. Dia juga merasa penasaran kenapa, Aleta memanggilnya. Biasanya Rama hanya akan ikut diskusi apabila itu menyangkut dengan komputer, tapi kali ini berbeda. Bukan hanya mereka yang berada pada jurusan komputer yang hadir, namun semua pemimpin dari berbagai kelompok juga ikut menghadiri diskusi.

"Musuh kita kali ini sangat cerdik, kita harus menyusun strategi dengan mantap. Untuk berjaga-jaga jika mereka menyerang secara mendadak," kata Aleta, dan itu justru berhasil menyentak mereka dari pikiran yang bercabang.

"Apa sesulit itu? Biasanya kita dengan mudah menangkap musuh, menaklukkan mereka, bahkan kita selalu menang dalam setiap pertempuran yang kita hadapi," kata Felysia

"Benar apa yang dikatakan oleh ketua kelompok B," kata Aleta menimpali perkataan Felysia.

"Jadi untuk apa kita harus mengalihkan fokus kita," kata Veryan, yang diangguki oleh Robby pertanda setuju.

Rama yang mengerti kemana arah pembicaraan, Veryan dan Robby. Mulai tersulut emosi.

"Apa maksudmu? Apa kau ingin kita hanya duduk bersantai menunggu musuh menyerang kita terlebih dahulu!!!" teriak Rama karena Emosi.

"Le-lepaskan bodoh, ak-aku tidak bi-bisa bernafas," kata Veryan, yang mendapat serangan tiba-tiba dari Rama.

Aleta memijat pelipisnya pelan, dia benar-benar merasa lelah dan butuh istrihat. "Kelvin." panggil Aleta dengan lirih.

Kelvin tersentak dari lamunannya, dia buru-buru berdiri dari kursinya dan melangkah mendekati Aleta. "Ada apa, Queen?" tanya Kelvin, saat sudah berdiri dengan jarak tidak terlalu jauh dan tidak pula terlalu dekat dari Aleta.

"Urus mereka, jika mereka masih tetap kekeuh dengan pendapat masing-masing dan kalian tidak menemukan jalan keluar, maka bersiap-siaplah kalian," ucap Aleta.

"Untuk kalian bertiga," tunjuknya kearah Veryan, Robby, dan Rama. "Jika kalian masih berdebat akan ku lempar kalian ke tengah-tengah lapangan, dimana para kelompok A dan B biasanya berlatih." Felysia maupun Kelvin menatap penasaran kearah, Aleta.

Karena sudah lelah dengan suasana mencekam yang melanda mereka, Felysia akhirnya buka suara. "Apa maksud anda, Queen? Bukannya mereka bukan bagian dari kelompok A maupun B." Rama adalah ketua dari kelompok C, kelompok yang menjaga dokumen-dokumen agar tetap aman, Rama juga adalah salah satu hackers terbaik. Sedangkan Veryan dan Robby, mereka adalah ketua dari kelompok D dan E. Kelompok yang selalu siap siaga mengobati anggota mereka yang cedera saat bertarung.

"Kalian berdua biasanya hanya memegang pisau bedah, jarum, gunting dan alat medis lainnya. Jika kalian masih terus berdebat maka kalian...." Aleta menggantungkan ucapannya. "Maka kalian berdua akan kuberikan senjata."

Veryan, Robby maupun Rama menatap Aleta dengan raut penasaran. Mereka tidak mengerti apa maksud dari ucapan Aleta.

"Queen, sebaiknya anda istirahat. Saya yang akan mengurus mereka," kata Kelvin yang berusaha mencairkan suasana yang mulai bersitegang.

"Baiklah, tapi ingat kalian bertiga. Aku tidak bercanda dengan apa yang aku ucapkan. Akan ku turunkan kalian ke medang perang jika kalian masih terus berdebat hanya karena masalah sepele."

Sepeninggal Aleta, mereka yang ada di dalam ruang pertemuan itu bernafas lega. Suasana yang terjadi tadi benar-benar membuat mereka bungkam dan berusaha kembali pada topik semula.

"Kalian bertiga. Jangan macam-macam, jika kalian masih terus berdebat maka kalian akan dipindah tugaskan. Mengerti?" kata Felysia

"Mengerti. Fe," jawab mereka kompak, mereka tau Felysia dan Kelvin tidak jauh berbeda dengan Aleta. Jika Aleta bersikap dingin acuh tak acuh, maka Felysia beserta Kelvin selalu menampilkan senyuman. Akan tetapi, jika mereka sudah benar-benar emosi maka tak ada jalan keluar. Kecuali menunggu ajal menjemput.