Chereads / Our Secret / Chapter 10 - Senjata Api

Chapter 10 - Senjata Api

"Pagi." Sapa Nara, salah satu anggota tim Bravo.

"Pagi kak."

"Kelas hari ini, aku akan ajarkan kalian menggunakan senjata api. Saat di lapangan nanti, bukan hanya fisik kalian namun kemampuan dalam bersenjata juga sangat diperlukan. Maka dari itu, aku akan jelaskan terlebih dahulu beberapa jenis senjata yang kita gunakan, setelah itu kita akan melakukan praktek di ruangan khusus latihan."

Freya dari tim Alpha datang dengan sebuah tas yang cukup besar.

"Di dalam tas ini ada beberapa contoh senjatanya. Sisanya ada di ruang latihan." Nara mengeluarkan satu persatu senjata yang ada di dalam tas tersebut lalu menjelaskan cara menggunakannya.

"Mungkin kalau soal bela diri, kalian sudah tidak asing lagi menemukannya di sekolah kalian masing-masing sebelumnya. Namun untuk senjata seperti ini, aku yakin kalian masih sangat awam."

Nara menjelaskan jenis-jenis serta nama-nama senjata yang dibawanya sebagai contoh, dibantu oleh Freya.

"Tidak semua senjata memiliki jenis peluru yang sama," Terang Freya, "Rifles, sniper, shotguns, pistol dan yang lainnya, memiliki pelurunya masing-masing."

Jessy mengangkat tangan kanannya, "Boleh kami tau kak perbedaan pelurunya?" Tanyanya.

Freya mengangguk sekilas lalu menunjukan beberapa jenis peluru yang dibawanya.

"Jadi jangan sampai tertukar memasang pelurunya." Ucap Nara.

"Selanjutnya kita akan ke lapangan lokasi latihan kita hari ini. Kita akan langsung ke sana sekarang. Alat tulis kalian ditinggal saja di sini karena kita akan lebih banyak praktek." Lanjut Nara.

Semua agen baru satu persatu berjalan keluar kelas mengikuti Freya yang sudah lebih dulu beranjak untuk memimpin barisan.

Tim charlie dan delta berdiri berjajar setelah tiba di lapangan. Terlihat beberapa target tembak tak jauh dari mereka.

Di dekat mereka terdapat beberapa meja yang sudah terpajang senjata-senjata dan peluru cadangan.

Dipinggir lapangan terlihat sebuah bangunan yang tidak terlalu besar bercat abu-abu. Freya mengatakan bahwa bangunan tersebut merupakan gudang penyimpanan senjata milik agensi. Dan seluruh senjata yang ada disini merupakan senjata yang legal atau memiliki izin.

"Umumnya yang digunakan saat dilapangan adalah senjata-senjata jarak dekat seperti pistol atau rifles. Namun tidak menutup kemungkinan di mana kita membutuhkan senjata jarak jauh seperti sniper." Terang Nara.

"Apa kita harus bisa memakai semua senjata ini kak?" Tanya Arsha.

"Ya, setidaknya kalian paham cara menggunakannya, terutama pistol. Namun untuk sniper, tidak harus kalian semua ahli memakainya namun kalian dapat mencobanya agar tahu apakah kalian mampu menjadi seorang sniper." Jawab Nara.

"Kalau begitu, kami akan contohkan penggunaan semua senjata ini," Ucap Freya, "Perhatikan baik-baik karena setelah itu kalian harus mencobanya sendiri."

"Sebelum penjelasan, kalian akan dibagi pertim berisi dua orang." Nara segera membagi semua tim. Total yang didapat ada 6 tim.

Vini menatap datar Liam yang berdiri di sampingnya, "Kenapa aku jadi bareng kamu?"

"Kan aku wakil kamu di tim," Jawab Liam dengan nada santai. "Udah perhatiin aja dulu penjelasan para senior."

Vini tidak menjawab dan memilih fokus pada Nara dan Freya yang sedang memulai penjelasan mereka.

"Cukup penjelasan dan contohnya," Nara meletakkan senjata yang dipegangnya untuk menjadi contoh, "Sekarang kalian bisa berdiri di belakang setiap meja, dan ambil senjata yang ingin kalian coba lebih dulu."

Semua segera melakukan apa yang diperintahkan, lalu memilih senjata masing-masing.

"Semua senjata yang kalian pegang sudah diisi peluru, sekarang kalian bisa mempraktekan secara langsung apa yang tadi aku dan Freya ajarkan."

Papan target berbentuk siluet manusia setengah badan di hadapan mereka terlihat mulai bergerak ke kiri dan kanan.

Tidak lama setelahnya terdengar desingan peluru yang saling berlomba mengenai semua papan target.

"Yes!" Vini tersenyum puas saat melihat pelurunya hampir mengenai titik pusat target. Namun senyumnya mendadak hilang saat Liam yang justru berhasil mengenai titik utama target.

"Jangan cemberut gitu," Liam mengusap puncak kepala Vini, "Kamu juga hebat."

"Ngga usah sok menghibur!" Vini memanyunkan bibirnya lalu kembali mencoba.

Liam hanya tersenyum menatap Vini.

"Kenapa harus ada pemandangan begitu sih disini?!" Sungut Arsha menatap Vini dan Liam. Dirinya tidak dapat mendengar percakapan keduanya, namun melihat apa yang Liam lakukan pada Vini membuat Arsha memasang tatapan datar.

Vino yang merupakan rekan tim Arsha, terkekeh mendengar gumaman Arsha, "Biarkan saja, selama ini mereka jarang akur, justru baik kalau mereka bisa akrab kan? Mereka ketua tim kita, harus kompak."

"Ya iya sih, tapi ngga waktu pelajaran juga kali!"

Vino hanya tersenyum dan melanjutkan latihannya, begitu juga Arsha.

Nara dan Freya memantau latihan para agen baru. Jika ada yang keliru, mereka langsung memberikan arahan. Beberapa terlihat kaget karena kejutan yang terasa saat menekan pelatuk senjata, namun yang lainnya terlihat tidak terlalu terkejut meski ini merupakan kali pertama menyentuh senjata api asli.

"Wah, kalau belum terbiasa lumayan juga ya habis pegang senjata?" Jessy menatap pistol ditangannya.

"Nanti juga terbiasa," Sahut Gian yang menjadi rekan tim Jessy.

"Memangnya kamu udah pernah?" Tanya Jessy sambil kembali membidik target.

"Belum, ini pertama kalinya."

Jessy menatap Gian setelah melepas satu peluru, "Serius?"

Gian mengangguk, "Iya."

"Tapi kok kayaknya udah biasa?!"

"Aku memang sering cepat beradaptasi dengan hal baru."

Jessy memanyunkan bibirnya, "Irinya, aku juga mau seperti itu."

Gian tersenyum, "Semoga bisa ya."

Jessy ikut tersenyum dan mengangguk.

"Oke, bagaimana?" Tanya Freya, "Sudah mulai paham cara menggunakan senjata api? Sudah mulai terbiasa juga?"

"Udah lumayan terbiasa kak, kalau aku sih," Jawab Deon.

"Aku masih perlu banyak latihan sepertinya, targetku banyak yang meleset," Sambung Jessy.

"Setiap orang punya proses yang berbeda dalam beradaptasi," Ucap Nara, "Tinggal seberapa besar keinginan kalian untuk berlatih. Beberapa di antara kalian terlihat sudah cukup baik dalam menggunakan senjata, sisanya hanya perlu lebih banyak latihan dan aku yakin kalian memiliki potensi dalam dunia agensi ini."

"Kalau begitu kalian sudah boleh istirahat sekarang sebelum masuk kelas selanjutnya," Ujar Freya.

Semua membubarkan diri, lebih dulu ke kelas untuk mengambil alat tulis yang tertinggal barulah ke asrama sejenak untuk berganti pakaian. Kelas berikutnya baru akan dimulai satu jam lagi.

"Kalian mau makan cemilan dulu?" Tanya Arsha.

"Aku belum lapar," Jawab Jo, "Tapi mungkin aku mau cari minuman saja di kantin."

Vini mengangguk setuju, "Aku juga mau minuman saja, kalau kamu mau makan cemilan tidak apa Sha, nanti kita ke kelas bersama."

"Oke, kamu sendiri bagaimana Jes?" Tanyanya pada Jessy.

"Aku juga mau makan cemilan, habis latihan tadi lumayan membuat perut lapar."

"Kalau gitu kita ke kantin sekarang sebelum kelas selanjutnya dimulai." Vini berjalan menuju pintu kamar.

Jo menatap jam tangannya sekilas, "Vini benar, ayo ke kantin sekarang."

Arsha dan Jessy mengangguk bersamaan, "Ayo," Jawab keduanya lalu bersama beranjak meninggalkan kamar asrama mereka.