Denis diam saja di dalam kamar papanya usai mendengar cerita sang papa. Ingatannya kembali berselancar pada kejadian minggu pertama mereka saat di Aussie. Waktu itu Nala mengajaknya untuk jalan, tapi di tolak. Dan hingga tengah malam gadis itu belum kembali di tambah beberapa panggilan yang sempat ia abaikan. Perasaan bersalah Denis tiba-tiba menyeruak.
"Iya. Dua kali bahkan. Papa sangat kesal saat itu, tapi mengingatmu membuat papa tidak tega membiarkan gadis itu begitu saja," kata Rega yang kali ini di hadiahi senyuman hangat Denis. Lelaki paruh baya itu lega bisa mengatakan betapa ia menyayangi putranya meskipun hanya tersirat.
"Dua kali?" beo Denis.
"Iya. Yang pertama saat dia mabuk dan muntah di kemeja papa. Saat itu papa kira dia sama dengan gadis luar negeri pada umumnya, tapi setelah pertemuan kedua papa baru tahu bahwa dia dari Indonesia," terang Rega.
"Pertemuan kedua? Papa membuat janji dengannya?" heran Denis yang di balut apik dengan rasa tidak percaya.