tetesan embun demi embun, ku rasakan dengan kesejukkan. pergantian musim yang menandakan awalan dari hari yang baru. pagiku disambut dengan suara tawa anak kecil, dan suara tangis anak bayi.
namaku alya, aku bersekolah disekolah swasta terbaik dikotaku. aku berhasil mendapatkan beasiswa hingga lulus, dengan perjanjian nilai harus diatas rata-rata. tak banyak anak beruntung yang bisa memasuki sekolah itu. tapi mereka beruntung bisa berbicara dengan fasih.
alya berjalan pelan menuju halte. sembari menunggu bis, ia membaca halaman demi halaman buku sekolahnya. ia tergolong ambisis, tapi tak pernah pelit memberi jawaban ketika ulangan.
jam menunjukkan pukul 07.00 dijam itu lah alya menaiki bis kesekolahnya. sama hal nya dihalte, alya terus saja membaca buku. dari buku pelajaran, hingga buku perjalanan hidup.
itulah kehidupan nyaman yang alya punya, sebelum serangan datang dari siswi-siswa disekolahnya.
"kerjain dong ya, katanya elo udah" ujar ansel yang merupakan siswi famous yang diidam-idamkan semua cowok disekolahnya itu.
tak ada yang bisa dilakukan alya selain mengangguk iya.
"ini juga dong ya" ujar reno yang melemparkan buku latihannya.
alya terdiam kaget disertai takut. "g..gak se.. sem.. pat ren" jawabnya.
dengan geram reno menendang meja alya hingga buku ansel yang ditulisnya tercoret hingga robek.
mendapati kejadian itu. bukannya ansel memarahi reno ia malah memaki-maki alya dengan perkataan kasar.
"perempuan jal**g!!. lo ga bisa nulis dengan pelan apa? lo gak ikhlas? ". makinya.
alya terdiam takut mendapati sifat ansel yang kejam kepadanya.
"m..ma..af" lirihnya.
anselnya hanya tersenyum sinis melihat raut wajah alya yang berair.
"bikin yang baru ya ya" ujar ansel
alya menggeleng pelan. ia tau takkan ada waktu jika menulisnya dari awal.
ansel menarik kuat rambut alya dan menaburinya dengan tinta hitam kepunyaan guru.
"c.. cu.. kup" ucap alya. "b.. bren.. ti" lanjunya.
"kalo gagap gausah ngomong, bocah banget, HAHAHA!!" ujar ansel disertai tawa.
alya menahan pangkal rambutnya agar tak terlalu sakit jika ditarik. namun apalah daya, ansel lebih kuat darinya.
"sel, sel ada buk jasmin" teriak bebi yang berlari menuju kursinya.
ansel menghela nafas panjang melepaskan tangannya dari rambut penuh tinta alya.
"huh, untung aja tintanya warna hitam. coba aja warna merah" tukas bebi.
ansel berjalan menuju bangku tepat dibelakang bebi.
"udah ngerjain tugas sel?". tanya bebi.
ansel menggeleng pelan. berbeda dengan alya, ia begitu lemah lembut terhadap sahabatnya itu.
"kamu udah kan bi? ". tanya ansel manis.
bebi menganggukkan iya. yang menandakan ia telah mengerjakan tugas itu.
tak selang beberapa lama buk jasmin memasuki kelas dengan senyum manis yang lebar.
"pagi kesayangan ibuk" ujar jasmin
"pagi juga" jawab serentak murid.
buk jasmin merupakan guru favorit disemua kalangan siswa. selain terkenal ramah, buk jasmin juga terkenal akan sifatnya yang gak tegaan. bahkan ketika salah satu murid tak sengaja menumpahkan tinta kesepatunya, ia malah menasehati dengan tenang.
"ayo kumpulkan tugasnya" ucap buk jasmin.
hampir semua murid mengumpulkan tugasnya, kecuali reno dan ansel.
"loh ren, sel kok kalian gak ngumpul? ". tanya buk jasmin.
reno berjalan lesu diikuti ansel. mereka berdiri didepan buk jasmin dengan muka lesu.
karna buk jasmin guru yang murah hati. ia tak pernah ingin menghukum muridnya ketika kurang sehat.
"kalo kalian sakit, kalian keuks aja" ujarnya penuh prihatin. hal itu lah yang dimanfaatkan para murid jika berhadapan dengan guru favorit mereka ini.
tanpa banyak bicara ansel dan reno keluar kelas dgn lesu. tentu saja itu hanya sandiwara agar tidak dihukum jika tidak mengumpulkan tugas.
"HAHAHA!! asik bgt deh kalo belajar sama buk jasmin" tawa ansel.
"gob**k banget" lanjut reno
mereka tertawa-tawa menuju kantin.
"penipu!! ". ujar seorang pria yang berdiri disamping loker.