"Makan Ki. Itu nasi gorengnya udah dingin."
Randi memberi tahukan kepada Kia dengan isyarat mulutnya. Karen sudah terlalu lama Kia teleponan dengan Mas Arsa. Waktu jam istirahat kantor juga sebentar lagi selesai.
"Nanti," jawab Kia.
"Kia ngomongin siapa si? Kok pakai pecat-pecatan kaya gitu? Kenapa lagi ya dia?" pikir Randi di dalam hatinya.
"Makan sekarang."
Randi tetap saja menyuruh Kia untuk makan siang kali ini.
"Sampai segitunya Randi suruh Kia makan. Padahal udah jelas-jelas Kia lagi teleponan sama Mas Arsa, tapi tetap aja kepedulian dia ke Kia ga berkurang sedikit pun," ucap Rina di dalam hatinya.
"Iya Ki makanya itu aku juga agak risih sama dia. Kepikiran sama kamu juga. Ga enak sama kamu."
"Udah lah Mas. Mas Arsa ga usah ga enak sama aku. Aku ga kenapa-kenapa kok. Aku ga marah juga sama Mas. Tapi kalo Mas emang risih, yaudah ga apa-apa pecat dia aja. Tapi jangan pecat dia karena aku ya."
"Yaudah deh Ki. Makasih ya kamu udah ngertiin aku."