"Selamat pagi, Yang Mulia," kata Lyla sambil tersenyum lebar saat melihat Emmelyn memasuki ruang makan. "Apa tidurmu nyenyak semalam?"
"Ya, selamat pagi" Emmelyn mengangguk. Ia duduk di meja makan dan menuangkan teh untuk dirinya sendiri. Nyonya Adler mengikuti di belakangnya.
"Silakan nikmati sarapan yang sudah disediakan oleh juru masakku. Mereka benar-benar berbakat," kata Lyla. Ia berusaha melayani Emmelyn dengan baik, berharap Sang Putri pada akhirnya akan memutuskan untuk mengabulkan permintaanya.
Emmelyn juga menyadari sikap tidak biasa Lyla. Ia tahu apa yang dipikirkan wanita itu dan ia tidak ingin bertele-tele. Jadi, dia segera menyeruput tehnya dan mulai membicarakan kerjasama yang akan mereka lakukan.