Andara turun dari motor Algar. Sejak bel pulang sekolah berbunyi, lelaki itu terus memohon kepada Andara untuk mampir ke rumahnya. Sangat mendadak, tanpa direncanakan.
Algar mengatakan jika lelaki itu ingin memberikan sesuatu pada Andara, padahal tidak harus di rumah nya seperti ini, Andara jadi tidak enak.
"Lo mau ngasih apa, sih? Harus di rumah lo?" Algar menyambar tangan Andara tanpa menjawab apa pun.
Lelaki itu membawa Andara masuk ke dalam rumahnya. Dita menyambut Andara dengan senyuman, begitupun dengan Andara yang membalas senyuman Dita.
Algar kembali membawa Andara memasuki kamarnya. Andara membulatkan kedua matanya, kenapa harus di dalam kamar Algar, coba? Atau jangan-jangan lelaki ini ingin melakukan sesuatu.
"Lo mau ngapain?!" Andara menarik paksa tangannya, perempuan itu sedikit merasa takut karena sebelumnya ia juga pernah memasuki kamar Elvan dan berakhir dengan trauma berat.
Algar yang sadar dengan perlakuannya itu langsung meminta maaf pada Andara.
"Eh, sorry, gue gak sengaja." Andara terdiam. Algar mengambil sebuah tote bag cantik yang memang sengaja ia simpan untuk diberikan pada Andara. Algar memberikan tote bag itu pada Andara membuat perempuan itu menaikkan satu alisnya.
"Apa ini?" tanya Andara.
"Buka aja." Andara memanyunkan bibirnya kemudian mengambil sesuatu yang ada di dalam tote bag itu. Andara membulatkan kedua matanya ketika mendapatkan sebuah gaun yang sangat cantik dengan warna pastel yang begitu memanjakan matanya.
"Ini ... gaun?" Algar mengangguk kecil.
"Buat apa?" Algar menepuk dahinya. Perempuan ini benar-benar pelupa? Atau bodoh?
"Buat pesta ulang tahun Resta, lah, oon!" Andara membuat mulutnya seperti huruf 'o'. Andara hampir saja lupa dengan pesta ulang tahun Resta.
"Jadi, lo ngasih gaun ini ke gue buat pesta ulang tahunnya Resta, gitu?" Algar menjentikkan jarinya.
"Gitu dong, begonya diilangin dikit." Andara hampir saja melempar benda yang berada di dekatnya kalau saja Algar tidak meminta ampun diluan.
"Lo pasti cantik kalau pake gaun itu," puji Algar membuat perempuan itu salah tingkah dibuatnya.
"Apaan, sih! Lo aja belum liat gue pake!" Algar terkekeh melihat Andara yang salah tingkah, itu sangat manis baginya.
♡♡♡
Andara menatap pantulan dirinya di cermin. Perempuan itu kagum dengan gaun yang telah Algar berikan padanya.
Andara mengoleskan bedak tipis di wajahnya yang sudah putih. Andara hanya tinggal menunggu Algar datang menjemputnya, mungkin lelaki itu akan datang 10 menit lagi.
Andara memastikan jika tidak ada yang aneh dengan riasan wajahnya, surai perempuan itu juga sudah diikat setengah. Andara menambahkan lipbalm tipis di bibirnya yang mungil. Andara tersenyum ketika semuanya sudah sempurna dan ia siap untuk berangkat.
"Sayang, Algar udah datang!" teriak bunda dari ruang tamu.
Andara bergegas menuju ruang tamu dan bertemu dengan Algar. Andara membulatkan matanya ketika melihat setelan Algar yang sangat cocok, lelaki itu terlihat lebih tampan sekarang. Algar tersenyum ke arah Andara.
Andara berpamitan dengan bundanya kemudian bergegas menaiki motor Algar.
"Seperti yang gue bilang, lo cantik kalau pake itu," pujinya ketika di perjalanan. Andara terdiam menahan malunya. Andara juga sangat ingin memuji setelan Algar yang sangat cocok, sayangnya gengsi Andara terlalu besar.
"Dasar buaya," tandasnya. Algar terkekeh.
Andara menundukkan wajahnya, perempuan itu berusaha menyembunyikan rona merah di wajahnya. Dasar lelaki buaya.
Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit, Algar menghentikan mesin motornya di depan sebuah aula besar. Bahkan Andara sangat kagum dengan aula itu karena sangat besar dan mewah.
"Beneran di sini acaranya?" Andara turun dari motor milik Algar.
"Bener. Lo masuk duluan aja, gue parkir bentar." Andara mengangguk kecil.
Andara melangkah memasuki aula mewah tersebut, di tengah perjalanannya Andara langsung dipeluk oleh seseorang dari belakang, hal itu membuat Andara cukup terkejut.
Andara menoleh kebelakang dan mendapatkan Resta dengan gaun panjang dan hiasan wajah yang sangat cantik.
"Andaraaaa, akhirnya lo dateng juga. Gue udah nungguin lama banget." Andara terkekeh.
"Sorry, Res. Btw, lo cantik banget hari ini." Resta tersenyum kecil.
"Biasa aja. Btw, Algar mana? Tu anak dateng, kan?"
"Apa?" Tiba-tiba saja suara bariton itu menyambut keduanya. Resta menoleh dan tertawa ketika mendapatkan Algar dengan wajah kesalnya.
"Gue kira lo ngebiarin Andara dateng sendiri." Algar menaikkan satu alisnya.
"Kalau lo beneran ngebiarin Andara dateng sendiri sih, gue pites pala lo!" lanjut Resta. Andara tertawa dengan kalimat Resta barusan, sementara Algar menahan kalutnya karena perempuan bernama Resta ini benar-benar konyol.
"Nanti akan ada acara dansa, kalian berdua jadi pasangan dansa, ya." Andara baru saja akan menolak, sayangnya Resta langsung pergi dengan tawanya yang mengiringi. Dasar, Andara benar-benar tidak mengerti apa yang ada di pikiran Resta.
Andara melirik Algar. Berdansa? Dengan lelaki ini? Membayangkannya saja sudah membuat Andara kesal, apa lagi jika benar-benar terjadi, entahlah Andara sudah tidak habis pikir.
"Apa?" tanya Algar karena Andara menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan.
"Bodo, ah!" Andara meninggalkan Algar begitu saja membuat lelaki itu menaikkan satu alisnya. Aneh sekali, perempuan itu sepertinya kesal dengan dirinya. Algar mengangkat kedua bahunya, entahlah.
Algar mengambil segelas air yang sudah disediakan. Acara telah dimulai dan Resta mulai menyampaikan sambutannya. Algar hanya melihatnya dari kejauhan karena Algar tidak mengenal siapapun kecuali Andara dan Resta.
Algar juga sesekali melirik ke arah Andara yang terlihat sangat senang. Perempuan itu berada jauh di depan, sedangkan Algar di belakang. Algar menatap Resta yang masih memberikan sambutannya. Algar tersenyum lebar kemudian memberikan tepuk tangannya ketika Resta selesai memberikan sambutannya.
Acara berjalan dengan lancar, Andara dan Resta lebih banyak mengobrol dan Andara terlihat lebih banyak tersenyum. Semoga saja, pandangan Andara terhadap Resta sudah berubah.
"Algar sini!" panggil Resta. Algar menghampiri kedua perempuan itu.
"Apa?"
"Udah siap dansa sama Andara, belum?" Algar menaikkan kedua alisnya kemudian melirik Andara yang terlihat salah tingkah. Andara memukul bahu Resta pelan.
"Apaan, sih!" Resta tertawa. Algar hanya melihat keduanya yang bercanda ria. Tanpa sadar, Algar tersenyum kecil melihat keduanya.
Algar hanya ingin menjaga tawa itu, Algar tidak akan membiarkan air mata Andara turun lagi.
Algar tidak akan melepaskan Andara begitu saja, apa pun alasannya, ia akan mempertahankan Andara, kecuali Andara yang memintanya sendiri. Algar tidak akan mengelak ketika Andara yang memintanya.
Setelah inj akan ada banyak rintangan dalam hubungan Algar dan Andara, Algar yakin itu. Karena setiap hubungan pasti memiliki rintangannya tersendiri, meskipun begitu, Algar akan tetap mempertahankan Andara bagaimana pun situasinya.
Semua tamu menoleh ketika sang MC memberikan aba-aba jika acara dansanya akan segera dimulai. Resta melirik Andara dan Algar bergantian.
"Yuk, mulai dansanya!"
----------------------------------------------------
Besok aku up 2 Bab ya guys. Maaf atas keterlambatannya. Kalian setuju gak kalau misalnya aku buat cerita baru lagi? Soalnya cerita ini udah ada endingnya kok. Hehe. Semangat bacanya, guys. Always support me please.