Chereads / 12.12 | END | / Chapter 11 - Story 11 : Tentang Andara. (1)

Chapter 11 - Story 11 : Tentang Andara. (1)

Flashback On.

Kejadian mengerikan ini terjadi 3 bulan yang lalu. Di mana Andara masih menjadi perempuan yang ceria dan disukai semua orang, Andara pun sangat menyukai dirinya sendiri.

Perempuan berusia 17 tahun itu memiliki seorang kekasih yang sangat ia percayai selayaknya keluarga. Andara seperti mendapatkan sebuah kasih sayang lebih saat bersamanya. Mungkin karena Andara anak yatim, jadi perempuan itu merasa sangat spesial saat mendapatkan perlakuan manis oleh seorang lelaki.

Namanya adalah Elvan. Seorang lelaki culun dengan kacamatanya. Tapi bagi Andara itu bukan salah besar, selama lelaki itu sayang padanya, Andara juga akan menyayangi lelaki itu.

Andara sudah menjalin hubungan selama 1 tahun dengan Elvan. Selama itu, mereka banyak melakukan kegiatan-kegiatan menyenangkan bersama, Andara juga lebih banyak tertawa ketika sedang bersama Elvan.

Saat ada waktu luang, Andara selalu mengajari Elvan berbagai rumus untuk membantu lelaki itu mengerjakan ujian tengah semester. Andara berjanji, akan membantu Elvan meningkatkan nilainya.

Andara merupakan salah satu perempuan paling cerdas di kelasnya, sayangnya Andara juga merupakan perempuan paling polos di kelasnya.

Andara juga merupakan salah satu siswi yang sangat disukai okeh guru-gurunya. Selain parasnya yang menawan, Andara juga sangat ramah dan rajin, perempuan itu sering sekali membantu guru-gurunya.

Andara menatap arloji yang melingkar manis di pergelangan tangannya. Perempuan itu sesekali menoleh ke kanan dan kiri untuk memastikan jemputannya datang.

Andara menoleh ketika tangan seseorang menyentuh bahunya. Andara tersenyum ketika mendapati Elvan berdiri di sampingnya.

"Sudah selesai?" tanya Andara. Andara tahu jika Elvan baru saja menyelesaikan kegiatan ekskulnya. Elvan mengangguk canggung.

"Kamu belum dijemput?" Andara menggeleng kecil sambil terus menatap arlojinya.

"Seharusnya bunda aku sudah sampai dari 10 menit yang lalu. Tumben banget," keluhnya. Andara selalu dijemput oleh bundanya karena bundanya merasa khawatir pada putrinya itu. Setiap pulang dari kerjaannya, bunda Andara selalu menjemput Andara terlebih dahulu.

"Mungkin masih ada pekerjaan yang belum diselesaikan." Andara mengangguk kemudian membuang napasnya kasar.

"Mungkin. Ya udah, aku jalan kaki aja." Baru saja Andara ingin melangkah, namun Elvan dengan cepat mencekal pergelangan tangan perempuan itu membuat Andara mengurungkan niatnya.

"Kenapa?" tanyanya. Elvan terlihat sangat canggung.

"Kalau kamu mau, aku bisa mengantarmu. Sebentar lagi supirku datang." Andara tersenyum manis.

"Kamu yakin?" Elvan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Karena kamu pacarku, aku rasa itu tidak apa-apa." Andara terkekeh mendengar jawaban Elvan. Perempuan itu mengangguk dan keduanya berakhir di dalam satu mobil yang sama.

Elvan memang lelaki yang tidak terlalu menonjol. Sementara Andara adalah perempuan yang sangat menonjol di kelasnya. Namun Elvan adalah lelaki dengan kehidupan yang serba mewah, lelaki itu bisa mendapatkan apa pun yang ia mau. Sementara Andara, perempuan itu adalah perempuan yang sangat sederhana.

Andara pikir, mereka akan sangat cocok dan saling melengkapi. Andara terus tersenyum ketika memikirkan masa depan mereka yang mungkin akan sedikit canggung.

Sayangnya, takdir tidak sebaik itu.

♡♡♡

Andara mengambil ponselnya yang menyala, menampilkan beberapa panggilan tak terjawab dari Elvan. Andara tersenyum kecil.

Andara memutuskan untuk menghubungi balik Elvan. Sepertinya ada hal penting yang ingin dibicarakan lelaki itu sampai-sampai menghubunginya beberapa kali.

Cukup lama Andara menunggu, sampai suara bariton itu menyapa telinganya membuat Andara melebarkan senyumannya.

"Ada apa meneleponku? Maaf karena aku tidak menjawab teleponmu, aku baru saja selesai membantu bunda," jelasku. Elvan terkekeh kecil di sana.

"Tidak apa-apa, kok. Aku ... merindukanmu." Andara tertawa mendengar jawaban itu. Baru saja mereka berpisah beberapa jam yang lalu dan sekarang Elvan sudah merindukannya? Sungguh lelaki yang aneh.

"Baru beberapa jam dan kamu sudah merindukanku?" Elvan terdengar sangat canggung membuat Andara ingin sekali menggoda lelaki itu.

"Apa aku tidak boleh merindukanmu?"

"Boleh, dong. Jadi, apa kamu ingin membicarakan sesuatu?" Elvan terdiam sebentar.

"Aku ingin kamu datang di acara makan malam keluargaku," balasnya. Andara menaikkan satu alisnya.

"Aku? Bukannya itu acara keluarga?" Elvan tertawa kecil.

"Suatu saat kamu akan menjadi bagian dari, keluargaku, kan? Jadi tidak masalah jika aku mengajakmu. Gimana, mau?" Andara berpikir sebentar.

"Oke, aku mau. Kapan acaranya?"

"Besok malam."

♡♡♡

Andara menatap layar ponselnya, sepertinya ia tidak salah alamat. Tapi rumah Elvan sungguh sebesar ini? Jujur saja ini pertama kalinya Andara berada di rumah lelaki.

Bukankah seharusnya rumah ini ramai dengan acara keluarga, tapi kenapa kelihatannya sangat sepi?

Andara mengetuk pintu rumah Elvan. Cukup lama tidak ada balasan, Andara memutuskan untuk mencoba membuka pintunya. Tidak dikunci.

"Elvan?" Andara melangkah masuk. Saat masuk, mata Andara seolah dimanjakan oleh hiasan hiasan yang sangat indah. Andara juga dibuat terdiam dengan tata letak rumah ini, sungguh mengagumkan.

Andara menaiki anak tangga secara perlahan. Andara menatap sebuah pintu bertuliskan nama kekasihnya, Andara yakin bahwa itu adalah kamar Elvan.

Ketika Andara bersiap untuk mengetuk pintu, tiba-tiba saja pintu kamar itu terbuka. Elvan langsung menarik Andara masuk ke kamarnya.

Elvan menyudutkan Andara di tembok, mengunci pergerakannya dan menutup mulut perempuan itu. Jelas ini membuat Andara sangat panik. Tubuhnya sangat gemetar.

Elvan menarik kembali tangannya yang ada di mulut Andara, membuat gadis itu dengan cepat mengambil napas. Andara menatap Elvan dengan tatapan sangat ketakutan, ini bukan Elvan yang ia kenal.

Elvan membuka kacamatanya dan merapihkan tatanan rambutnya, lelaki itu kini tidak terlihat culun sama sekali.

Elvan membalikkan tubuhnya membelakangi Andara. Andara masih terus menghilangkan rasa ketakutannya. Andara tidak mengerti mengapa aura di kamar Elvan sangat membuatnya ketakutan.

"Elvan?" Elvan masih terdiam.

"Andara ... jangan memberontak padaku, jadilah gadis penurut hanya untukku." Elvan menatap Andara dengan tatapan penuh yang tidak. bisa diartikan.

Elvan mencengkram pergelangan tangan Andara dengan sangat kuat. Andara terus menahan rasa sakitnya.

"Elvan, lepasin!" tangan kanan Elvan bergerak untuk membelai pipi Andara. Hal itu sukses membuat Andara terdiam membisu. Andara sudah sangat takut untuk bergerak. Elvan di depannya sekarang, bukanlah Elvan yang biasanya.

"Jangan memberiku perintah, Andara." Andara terdiam, tubuhnya semakin gemetar. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Apakah Elvan hanya menjebaknya?

"Lo bukan Elvan yang gue kenal." Lelaki itu tertawa.

"Aku Elvan, Andara. Ini aku yang sebenarnya, apa kamu takut kepadaku?" Elvan kembali membelai pipi Andara. Andara memejamkan matanya, ia sudah tidak kuat menatap wajah mengerikan itu.

Andara terus memohon kepada siapapun untuk menolongnya, walaupun Andara tahu, hasilnya akan nihil.

Elvan menyunggingkan senyum iblisnya. Seandainya Andara tahu apa yang akan terjadi padanya, Andara akan menolak tawaran itu mentah-mentah.

Andara ingin kabur. Siapapun tolong.

"Kenapa ... lo ngelakuin ini?" Elvan kembali tertawa. Andara sudah muak berada di sini. Apa yang harus ia lakukan?

"Andara, kamu itu gadis bodoh. Kamu bahkan terlalu percaya padaku hanya karena aku bersikap manis padamu. Andara, ingat ini, Manusia itu sulit ditebak. Yang baik tidak akan selalu menang. Yang licik, yang di lain pihak, hampir selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan. Itulah hidup."