Chereads / Morfin / Chapter 4 - Hukuman Hari Pertama Mos

Chapter 4 - Hukuman Hari Pertama Mos

"Udah gak usah bacot, cepat selesain"

Sepertinya Gue kwalat deh sama anak ini. Ya kali di hari pertama MOS udah dapat hukuman beginian. Mana hukumannya malu-maluin lagi, sumpah Gue kesel. Sedari tadi itu yang ada dalam pikiran Jingga selama menjalani hukumannya karna tidak disiplin menurut sang ketos terdisplin ini.

Ini tuh salah Bunda, coba aja ngasih infomasinya bener. Kan gak bakal Guenya dapat hukuman beginian, mana ketosnya sok lagi. Pokoknya pulang sekolah nanti Jingga bakal minta pertanggungjawaban sama Bunda.

"Cepat jalannya, gak usah kek siput deh Lo. kencangan siput yang ada di banding Lo"

"ya ampun Kak iya, ini udah cepat kok jalannya. Kaki kakak aja yang panjangnya mirip jerapah makanya jalannya cepat" omel Jingga karna sedari tadi dia di suruh jalan cepat, padahal menurutnya dia jalannya sudah cepat.

Mendengar Jonah disamakan sama jerapah karna kakinya panjang, membuatnya semakin emosian saja. "Lo kalo ngomong gak pernah diajarin tata krama sama yang lebih tua ya, berani banget Lo samain Gue sama jerapah karna kakinya panjang, makanya itu badan tinggiin biar kakinya jenjang dan jalannya cepat, jalan kok kayak siput"

Mendengar itu Jingga hanya diam saja, kalau bukan karna nasihat kakaknya yang bilang harus sopan sama kakak kelas. Gak bakal deh anak ini lewat dari mulut pedasnya yang mana kata kakaknya itu omongannya sering buat dia tensian.

** flasback on **

jadi Jingga setelah sadar bahwa ternyata perlengkapan MOS nya tidak lengkap hari ini, dia berinisiatif mau maju dan mengikuti  teman-temannya membuat barisan baru di sebelah kanan. Tetapi sebelum dia melangkahkan kakinya kebarisan sebelah kanan, Jonah sang ketos sudah lebih duluan menghampiri barisan dia, dan membuat sang ketos beranggapan kalau dia sengaja bersembunyi  dan tidak taat aturan.

Alhasil dia jadi diberi hukuman yang memalukan seperti ini. Mana hukumannya disuruh minta maaf ke setiap lorong kelas lagi, sambil bilang kalo hari ini jingga gak pake atribut lengkap dan bilang kalo Jingga sengaja melakukannya. Dan orang-orang yang melihatnya seperti itu melihatnya dengan berbagai pandangan, ada yang  kasihan dan jijik. Sumpah ya ini malu-maluin banget coba. Ini Ketos memang keterlaluan banget ngasih hukumanya. Mana dia masih baru lagi disini, kalo nanti ada yang ngerjain dia gara-gara hukuman ini gimana coba, gak mikir apa. Ih kesalnya awas aja lo nanti bakal Gue balas dengan setimpal. Monolog Jingga.

Setelah selesai menjalankan hukuman, Jingga dan Jonah kembali ke lapangan. Dan murid yang lainnya yang tidak memakai atribut MOS dengan lengkap sudah selesai dengan hukumannya yaitu membersihkan sampah di sekitaran lapangan. Dan membuangnya di tempat sampah di belakang sekolah.

Kini sang Ketos memberi arahan kembali setelah peserta MOS disuruh berbaris kembali.

"Baiklah mumpung jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, saya kasih waktu  istrahat 15 menit. Setelah udah 15 menit kita akan kumpul lagi, bukan di lapangan ini tapi di Aula. Dengar semuanya" teriak Jonah dengan tegas

"Dengar Kak" Jawab para murid baru itu serempak.

Setelahnya Jonah membubarkan barisan dan anggota OSIS dan peserta MOS meninggalkan lapangan.

Tidak terkecuali Jingga, dia meninggalkan lapangan dan berlalu ke toilet untuk merapikan penampilannya. Perasaannya masih dongkol hari ini akibat ulah sang Ketos yang sok ok itu.

Sedari tadi bibir Jingga komat-kamit menyumpah serapahi si Ketos-Ketos sok ok menurut jingga itu. Sampai-sampai yang melihat Jingga berpikir kalau Jingga adalah orang gila. Jingga tidak peduli sekitarnya atau Jingga yang tidak memperhatikan sekitarnya bahwasanya sedari tadi dia jadi bahan pandangan orang.

"Hei" sapa seseorang sambil menepuk pundak Jingga.

"Oh hai" jawab Jingga sambil tersenyum.

"Bulan, nama Lo siapa" sapa Bulan memperkenalkan dirinya.

"Jingga" balas Jingga sambil tersenyum.

"Eh Lo yang di hukum ketos tadi bukan sih" tanya Bulan sambil menyegir.

Jingga menyegir balik sambil menganggukkan kepalanya.

"Dari tadi Lo jadi bahan omongan soalnya".

"Kenapa" tanya Jingga.

"Dikira orang gilak karna ngomong sendiri" kata Bulan sambil tertawa.

"Anjir, sialan. Gara ketos sialan itu tuh. Kan jadinya ngomel tanpa liat sikon. Apes banget dah" omel Jingga

Bulan yang melihatnya hanya tertawa, melihat itu Jingga semakin kesal.

"Eh bedewe nama kita mirip ya, Jingga Bulan, kayak sesuatu gitu". Kata Bulan dengan wajah berbinar. Jingga yang medengarnya memutar bola matanya malas. Ok lah anggap aja memang Bulan orangnya lebay.

"Sesuatu gimana maksud lo".

"Sesuatu yang memang sudah di takdirin gitu" ok sepertinya Bulan memang orangnya lebay.

"Lo orangnya memang lebayan ya kayaknya" tembak Jingga langsung.

"hahahha gak juga sih, gue suka aja bercanda. Biar dikira akrab gitu"

"serah deh, hayuk" ajak Jingga 

***

10 menit setelah para anggota Mos berkumpul di Aula. Para anggota Osis masih belum memasuki ruang Aula. Yang mengakibatkan ruang Aula sangat berisik. Tak terkecuali Jingga dan Bulan. Mereka asyik membahas apa saja yang mereka suka sampai yang tidak mereka suka, contohnya kakak kelas sok ok dan sok berkuasa.

"ehem" dehem suara laki-laki, "attention please" teriaknya. Dan semua perhatian tertuju padanya.

"Kita akan melanjutkan kegiatas MOS kita hari ini. Saya mau kalian membentuk kelompok, dalam satu kelompok terdiri dari 15 orang. Dan dalam kelompok itu tidak boleh perempuan dengan perempuan saja. Harus saling barbaur antara laki-laki dan perempuan. Apa kalian paham ?.

"Paham Kak" teriak peserta MOS tersebut.

"Ok saya tunggu 2 menit dan kalian harus membentuk kelompok kalian sendiri dan sudah harus ada ketuanya, dan apabila dalam 2 menit kelompoknya masih belum terbentuk. Maka kelompok tersebut akan dapat hukuman. Ok saya hitung mulai sekarang".

Setelah sang Ketua Osis mengutarakan apa yang harus dilakukan para peserta MOS aula sekolah sekita langsung ribut.

Mereka bingun siapa yang harus mereka jadikan teman kelompok, padahal mereka masih belum mengenal satu sama lain.

Begitu juga dengan Jingga, dia bingung harus masuk dalam kelompok siapa.

"Jingga gabung disini aja" teriak seorang laki-laki.

"Gue kah"

"Ia lo Jingga kan, kalau bukan Jingga ya gausah gabung" canda laki-laki sambil tertawa.

"Yaudah karna Gue Jingga, Gue ikutan kelompok Lo deh. Bedewe tenks udah ngajak" kata Jingga sambil tertawa juga.

"Yeeeii kita satu kelompok Jingga" sambung Bulan.

"Ia" jawab Jingga

"Dia ngajak Lo gara-gara Gue loh"

"Lo mau dibilangin tengs juga, biar gue bilang. Gausah pake kodean gitu elahh" kata Jingga sambil tersenyum.

"Itu Lo tau"

"Dasar, Tengs deh kalau gitu"