Chereads / Jeni Asaskia / Chapter 2 - Chapter 2

Chapter 2 - Chapter 2

0 2

Tok tok

Ckleek....

Pintu dibuka.

Tidak ada pergerakan,

Jeni membuka mata, menyesuaikan cahaya cahaya dalam kamar, terlihat ada sosok perempuan di ambang pintu kamarnya disertai dengan senyuman sinis memperhatikan nya saat ini,

" Pagiiii Anak tirii!," sapanya sinis,

" Cih, udah gede bangun pagi dikit aja ga pecus, " ujarnya sinis dengan menyilangkan tangannya didada,

" Baru pertama aja udah terkesan jelek, apalagi besok besoknya. Kerasa  gak betah banget dahh," Lanjutnya,

Jeni menggeram tidak terima," Heh!, siapa bilang gue sudi dengan lo tinggal disini sialan!," ucapnya emosi,

Dengan gerakan cepat ia bangun, " Keluar lo!" Teriaknya, kemudian merapikan tempat tidurnya dengan kesal,

Wanita itu memangut kesal, " tampa disuruh aja gue bisa keluar sendiri," katanya berjalan keluar kamar, beberapa langkah kemudian membalikkan tubuhnya.

" oh ya,sarapan udah disiapkan didapur. Jangan lupa makan ya Anak tiri ku," ujarnya berlalu pergi,

" Arghhhhh, sialan!" Teriak jeni kesal,

º º º

Jam  istirahat telah berbunyi lima menit yang lalu. Namun, jeni sudah berada di kantin sejak 20 menit yang lalu, mengaduk ngaduk minuman tidak bernafsu.

" Please jen!, aku janji gak  bakal temuin frasel lagi please, ini yang terakhir," mohon lelaki di depanya.

Basii! Kemarin lo juga bilang kek gini sialan!. lo pikir gue nggak tahu semalem lo juga ketemuan sama dia di kafe.Cih..

Belum sempat jeni membalas perkataan pria itu tiba tiba dikejutkan oleh kedatangan teman sebangkunya dengan berkacak pinggang.

" JEENN!, lo bener bener ya! alasannya pake izin ke wc, ditunggu tunggu nggak balik-balik lagi, sialan lo," semprot seseorang baru datang dengan wajah ditekuk.

" Bising lo!," kesal jeni,

Tibatiba datang perempuan dengan manjanya, memeluk lengan pria didepannya membuat nya semakin benci sekaligus jijik dengan dua orang itu,

" Temenin aku ke wc yukk, takutt!" Kata cewek itu manja, membuat semua orang merinding jijik.

" nggak tahu malu lo ya, hihhh jijik dah gue. Lo bego banget sih jen masih mau nya sama cewok jelalatan kek gitu hihh," kata Rinai sahabat jeni, sekaligus teman sebangkunya.

Dengan sok dramanya pria itu mendorong pelan bahu gadis itu," Sel, lo apaan sih! Jauh gakk!" Katanya,

Jeni memutar bola matanya malas, kemudian berlalu pergi tanpa sepatah katapun. Tersadar pria itu mengikuti langkah jeni dan menahan tangannya, " Sayang, beri aku kesempatan lagi untuk memperbaiki semuanya," ujarnya,

" Lo terlalu banci, gue nggak tahan dengan drama lo,gue mau hubungan ini segera berakhir secepatnya muak gue liat lo!," Kata jeni dengan emosi,

Jeni terdiam sejenak, ia berniat untuk melihat bagaimana permainannya jika ia memberikan kesempatan sekali lagi untuk pria ini,

Cinta?, hahaa. Ia belum pernah merasakan cinta dengan lelaki manapun. Intinya ia belum pernah jatuh cinta.

Ia yakin, Cinta sejati itu ada. Dan cinta sejati itu adalah jodoh yang paling sejatinya dan yang pastinya ia pria sejati miliknya. Berharap menunggunya dengan setia, menantikan kehadiran nya.

Ia tahu, Sebenarnya kehadiran jodoh itu sangat sederhana. Jika sampai saat ini jodohnya belum juga datang maka itu artinya ia belum benar-benar siap dan membutuhkannya. Dan itu yang membuatnya susah tidur dimalam hari.

Jodoh gue seperti apa ya?

Tampan pastinya,

Mirip gue gak yah?, Enggak ah mana mungkin mirip palingan anak gue nanti hehe...

Dia..,

Ahhh, dia bukan jodoh guee..

ngapain gue mikir dia, au ah mending gue tidur.

Ngantuk huaaa...

Zzzzz..

Zzz...

"  Sayang, please!. Aku bisa buktiin ke kamu kalo aku bisa berubah demi kamu, dan karena kamu sayang," mohonnya,

Jeni menggigit bibirnya, pura pura berfikir." Oke, " katanya pelan, kemudian berlalu pergi.

" yess!," 

***

Sepulang sekolah jeni langsung pulang ke rumah, meski sebenarnya ada tugas kerja kelompok. Ia malas sekali, ia ingin istirahat saja cukup melelahkan.

" Sudah sampai nona," kata sopir pribadi nya,

" Iya," jawabnya malas,

Untung saja ia tidak punya apartemen pribadi jika punya,huh, tidak akan lagi ia menginjakkan kakinya di rumah ini, sekarang rumah ini berasa asing baginya.

Jeni melangkah memasuki rumah besar yang bercat putih itu, karena warna putih adalah warna kesukaannya, dengan taman bunga yang indah menghiasi rumahnya yang terkesan menyejukkan pandangan. Namun, tidak sesuai dengan suasana hatinya.

" Assalamualaikum!," katanya pelan, dan langsung masuk.

Tidak ada orang, pikirnya melihat seluruh ruangan yang tampak sepi.

Dukkk,

Jeni menghempaskan tubuhnya di sofa, sesekali memijat pangkal hidungnya. Ia tidak habis fikir dengan papi, bagaimana bisa ia menikah dengan seorang yang belum lulus kuliah, dan memilihnya untuk menjadi ibu untuknya, haha lucu sekali. Karena uang pastinya, hhh

Suara azan masjid mulai terdengar, mungkin jam sudah memasuki pukul 14.54. Karena lelah, jeni memutuskan untuk memejamkan matanya, tidak lama kemudian mulai terdengar dengkuran halus, yang artinya sudah memasuki alam bawah sadarnya.