Chapter 2 - 2. Xue lian

pada saat Xue Lian berkunjung ke bar untuk minum merayakan kedewasaan dihari ulang tahunnya dengan teman temannya, Xue Lian dijebak oleh sesorang, tentu Xue lian tidak hanya sudah menyinggung satu atau dua orang tapi banyak. Xue Lian dijebak dengan cara diberi aphrodisac yang sudah tercampur kedalam minumannya.

xue Lian yang tidak sadarkan diri tergeletak lemah dimeja bar karena mabuk dan pengaruh obat, lalu ia dibawa kekamar pribadi dilucuti pakaiannya untuk difoto telanjang.

Xue lian digotong ke kasur. Karena terlalu banyak melawan kini tubuh Xue Lian sudah terdapat beberapa bekas pukulan.

Bibir indah Semerah ceri itu tidak hentinya mengumpat.

Sebenarnya, Xue lian memang lebih memilih dipukili sampai mati, dari pada harus memperoleh pelecehan.

Namun pada saat tulang selangka tersingkap dibawah kemeja yang terkoyak, para penjahat itu mulai membenarkan niat mereka yang awalnya hanya untuk memfoto dan mengancam.

Xue lian meronta-ronta, saat kemejanya mulai dilucuti, tapi apa yang bisa diharapkan dari tubuh tuan muda yang lemah ini ah, saat efek obat mulai bekerja Xue lian hanya bisa menuruti apa yang mereka ingin mereka lakukan.

Detik berikutnya, kalian bisa tau apa yang terjadi.

Xue Lian diperkeos oleh segerombolan pria yang bahkan ia tak sempat melihat wajahnya (•▽•;).

Foto Xue Lian yang indah namun menyakitkan tersebar dan menjadi bahan pembicaraan disentereo akademi tidak ada siswa yang tidak mengetahui tentang gosip itu.

difoto itu terlihat remaja yang tidak mengenakan sehelai benangpun, kulit putih kemerahan begitu saja terpapar, ia tidak sadarkan diri dikasur dengan segerombolan pria.

Keluarga Xue marah dan kecewa, karena menyangkut reputasi sekolah Xue Lian pun tetap dikeluarkan dari sekolah, keluarganya pun tidak membantunya, semua itu menyebabkan ia trauma, kehilangan arti hidup dan mulai menjadi gila.

Tentunya Protagonis pria juga ambil bagian dalam kejadian itu.

"Benar benar tidak masuk akal, apakah aku bisa bertindak sebagai teratai putih yang suci tidak tersentuh dengan sifat sombong seperti ini hmm. Sekarang apa misiku?"

[Tunggu sebentar, Pemindaian sistem ...] '

[Misi utama 1: Naikkan perasaan positif dari Pimpinan Pria dan wanita. Hadiah: EXP 500 & 1000Poin. Tidak ada penalti untuk kegagalan]'

[ Pengingat! Awal misi Anda akan mendapat 500EXP yang bisa dibelanjakan dimall store]

[Saat ini anda, Pemimpin pria dan Wanita adalah siswa di akademi, siap memasuki plot?]

"Tentu. Tapi mari kita bereskan dulu kekacauan ini ba" Lian dengan malas bangun dari lantai kamar mandi, membersihkan tubuhnya berganti pakaian lalu naik ketempat tidur.

[Tuan rumah!, jangan tidur dulu bagaimana dengan plot dan rencanamu ah]

"Shuttt! Mari kita pikirkan besok, sekarang bagaimana situasiku dan dalam alur ceritanya?"

[Besok lusa anda akan masuk akademi dan bertemu Ivanov]

"Bagus, aku belum memprovokasi siapa pun dan kejadian penting belum dimulai, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, bahkan jika aku tidak melakukan apa pun dan hanya menjadi siswa biasa aku bisa terhindar dari kematian, sekarang mari kita tidur dulu!"

Sistem dengan panik [Tuan rumah, tuan rumah anda tidak bisa melakukan itu misinya adalah meningkatkan perasaan kedua protagonis kepadamu ah, jalani misi jalani misi.]

------

Ini cuaca bulan September. Meski musim panas telah usai, namun tetap saja membawa aura panas yang belum tersebar. Dan dalam cuaca seperti ini, lian berdiri membaur dengan siswa lain seperti angin sepoi sepoi.

Ini adalah hari pertama kelas untuk angkatannya, banyak orang berlalu lalang ada yang sibuk mencari kelasnya dan mendaftar, Lian sendiri terlihat mencolok diantara siswa lain, karena penampilannya.

[Tuan rumah... Tuan rumah, ini dunia yang akan kita kunjungi.] '

Makhluk seperti bola bulu memandang Lian. Tatapannya agak berhati-hati.

Lian santai dan kemudian tersenyum melihat Sistem 001, dunia ini sama dengan dunia aslinya.

"Baiklah mari kita mulai ba" lian berjalan Melawati taman menuju ruang kelasnya dengan arahan sistem, disepanjang jalan tidak sedikit siswa yang memperhatikannya, karena penampilannya.

"Sayang sekali Xue Lian tidak tau bagaimana caranya memanfaatkan wajah indah ini dengan benar " Lian duduk dipojok dikelas, sambil menopang dagunya menatap jendela, belum banyak orang yang datang hanya ada dua sampai tiga orang dan ruang kelas masih sepi.

Lian berfikir Xue Lian asli memang benar benar mati otak, dilengkapi dengan penampilan indah ini dia tidak tau bagaimana memanfaatkan pesonanya dan hanya tau menempel pada Ivanov bagaimana orang yang ditempeli tidak jengkel ah.

Menatap penampilannya dipantulan kaca jendela, mengungkapkan wajah tampan yang tak terucapkan.

Lian mendesah dalam hati. wajahnya tidak berubah hanya sedikit lebih halus, Remaja di pantulan kaca jendela memiliki kulit putih sehalus giok dan fitur wajah yang luar biasa. Bulu matanya panjang dan tebal, seperti dua kipas kecil. bentuk mata sepenuhnya diuraikan oleh bulu mata, seolah-olah memiliki eyeliner sendiri itu dingin. dan indah ketika tersenyum. Bahkan rambut yang sedikit berantakan sebelumnya karena buru buru berangkat tidak bisa menutupi wajah luar biasa ini. Lian berdiri kaku, bulu matanya bergetar, dan perlahan mengangkatnya.

"Ah benar benar indah ba" Lian mendenguskan nafasnya kasar. "Sistem informasi plot"

[Mendeteksi informasi...]

[plot dimulai saat Yuri masuk akademi dalam dua hari. yuri terlambat masuk karena ia murid beasiswa, ia berasal dari keluarga menengah dan karakternya cukup sederhana. kamu belum membuat masalah apapun, hanya sedikit berkelahi dengan salah satu pengemar Ivanov dan dipergoki oleh guru liu]

:')

hari berlalu begitu cepat, ia menjalani hari sebagai Xue Lian, satu hari cukup untuk Lian mengatahui rumah dan lingkungan barunya.

Gesekan kapur dengan papan tulis terdengar diseluruh ruangan, Guru Ming sedang menjelaskan beberapa materi baru dipapan tulis, walaupun lian sudah mempelajari ini didunia sebelumnya, namun ia masih tidak mengerti ah, matematika•́ ‿ ,•̀.

"Lian, kamu tau xiao rong kemarin mengaku kepada Ivanov, apa yang akan kamu lakukan?" Bisik Yiyi, teman sebangku sekaligus teman kecilnya.

"xiao rong?" Lian menjawab sambil terus menatap papan tulis

"Iya rong rong, anak MIPA 2, apa yang akan kamu lakukan padanya" Yiyi dengan penasaran bertanya. bersender malas pada meja mungkin ia sudah menyerah dengan matematika.

"Hmm menurutmu apa yang harus aku lakukan dengannya?" Lian mengetuk kepala yiyi dengan buku teks.

"Aunch, tentu.. tentu... memperingatkannya" yiyi mengerinyit sambil mengelus kepalanya.

"Kenapa aku harus" ujar Lian malas terus menatap papan tulis dan mencatat rumus

"Kenapa? Karena kamu menyukai Ivanov bukan" yiyi berbisik pelan

"Aku tidak suka pada Ivanov" lian berbicara santai menopang dagunya.

"Apa serius, akhirnya kamu mau mendengarkan nasihat ku!?" Sontak yiyi berkata bersemangat lupa mengatur volumenya.

"hmm sepertinya ada siswa yang berani mengobrol dikelas ku?" ujar guru meng berhenti mengesekan kapur kepapan tulis. siswa lain disekitarnya menatap luoyi penasaran

"maafkan aku guru" ujar yiyi malu.

Jarum jam menunjukkan angka dua, kelas berikutnya adalah penjaskes, lian berjalan bersama yiyi membawa baju olahraga ditangannya pergi keruang ganti.

" Yan yan, apakah kamu benar benar tidak menyukai Ivanov lagi?" Yiyi berbisik dengan tanda tanya terlukis di wajahnya.

Yan Yan (nama panggilan teman dekat untuk Lian, seperti nama xiao louyi yang dipanggil yiyi)

Lian menghela nafas "sungguh tidak"

"Ayo beritahu, aku berjanji tidak akan memberi tahu orang lain."

Yiyi menyenggol nyenggol tangannya dan terus mendesak, "Kecuali kau menyukai orang lain, apa kau mengubah hatimu?."

tiba-tiba seperti lampu bohlam menyala diatas kepala yiyi. Dia membelalakkan matanya, seolah-olah dia telah menemukan hal Baru, "Apa kau benar-benar mengubah hati?"

..."Ya, ya, pasti itu!"

..."Siapa? Siapa orang itu? Apa aku tahu dia??"

..."Siapa namanya? Katakan padaku! Katakan padaku, akhirnya kamu mau mendengarkan nasihat ku, orang seperti Ivanov bersama mu tidak mungkin"

Yiyi sangat yakin akan penilaiannya sendiri, tidak peduli bagaimana lian akan menyangkal

dia dengan tegas percaya bahwa perubahan mendadak Lian akhir akhir ini adalah untuk orang itu.

Lian tidak berdaya terus didesak dengan asal menjawab "lu Tian Chen"

Mereka tidak menyadari Sepasang mata terbelalak kaget saat tidak sengaja mendengarkan pembicaraan mereka dari kejauhan.