Chereads / PADAM SEMUA LAMPU / Chapter 1 - LIVE INSTAGRAM 22:18

PADAM SEMUA LAMPU

pullangmalam
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 2.4k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - LIVE INSTAGRAM 22:18

~~~~~~

Dari sekitar 5 tahun yang lalu dari pertemuan pertama kali, akhirnya kita bertemu lagi di tahun ini dengan rasa yang baru, penampilan yang baru, cerita yang baru dan kepribadian yang baru.

Malam itu langit begitu cerah, suasana hati sedang asik ditemani canda tawa teman-teman tongkrongan. Tiba-tiba handphone berbunyi bertanda adanya pemberitahuan yang masuk, setelah dilihat ternyata pemberitahuan instagram, kalau lusi sedang live instagram.

Yaa, Lusi wanita yang pernah mengisi hari-hari gua waktu kerja dulu, bahkan membangkitkan semangat kerja. (lusi itu anak baru ditempat kerja dulu)

Gua : "hay.." (saat itu baru 3 orang yang melihat live nya)

Lusi : "hay juga.." (membalas dengan suara dan senyumnya)

Gua : "apa kabar ?" (melanjutkan perbincangan dan senyum sendiri karena melihat senyumnya)

Lusi : "baik, bang den gimana ?" (masih sama panggilannya terhadap gua)

Gua : "kerja dimana sekarang ?minta nomer whatsapp kamu dong." (to the point aja langsung)

Setengah jam kemudian ada pesan masuk di instagram, dia kirim nomernya dan gua mulai cari obrolan selanjutnya melalui pesan whatsapp.

Gua : "save yaa .."

Lusi : "iya bang" (emoticon senyum)

Gua : "kerja dimana sekarang ?"

Lusi : "aku kerja di salah satu aplikasi perbankan.." (seragamnya berwarna ungu)

Gua : "tinggal dimana ? Masih ngekost ?"

Lusi : "engga bang, tinggal dibekasi sama mamah sekarang."

Gua : "lumayan jauh juga" (karena gua tinggal di halim Jakarta timur)

Lusi : "yaa gitu deh bang hehehe"

Gua mengakhiri perbincangan karena gua lagi pengen menikmati sesuatu yang hadir setelah lama menghilang.

Senyap malam tetiba menggusarkan satu hal,

Memecah kebuntuan terang yang selalu menjadi persoalan biasa bertamunya bulan

Perihal binar yang tersemat di kedua bola pada wajahnya

Simpul senyum bak pelangi namun satu warna

Keindahan purnama teranugerahi pada parasnya

Perkara itu benar-benar mencerahkan temaram

Menghiaskan pelataran langit berwarna biru kegelapan

5 MARET 2020

~~~~~~

Jam 17:00, senja seperti enggan berganti dengan malam, cahaya jingga nya begitu menarik. Tiba-tiba di fikiran gua terbesit wajah seorang wanita, gua langsung ber-inisiatif buka whatsapp dan langsung chat dia.

Gua : "hay lusi.."

Lusi : "iyah bang ?"

Gua : "kerja kah hari ini ?"

Lusi : "iyah aku kerja, kenapa bang ?"

Gua : "pulang jam berapa ?"

Lusi : "aku pulang jam 20:00 hari ini"

Gua : "mau aku jemput gak ?"

Lusi : "serius bang ?"

Gua : "iyaa serius, share location yaa nanti jam 7 aku jalan"

Lusi : "okee" (berbarengan dengan share location)

Gua langsung mandi, sehabis mandi celana yang baru gua beli langsung gua pake, baju paling bagus, tidak lupa juga parfum, udah selesai berpakaian gua gemblok tas yang isinya sepatu favorit gua. Setengah jam perjalanan akhirnya sampai juga di salah satu mall tujuan, cukup lama gua menunggu di tempat yang sudah di janjikan rasa bete mulai muncul dan 15 menit kemudian rasa bete itu menghilang berganti dengan detak jantung yang berdegup kencang saat melihat dia turun dari tangga berwarna kuning di dekat pintu keluar masuk karyawan mall tersebut. Iyaa setelah lama tak melihatnya bikin gua deg-degan, apa gua jatuh cinta?masa secepat ini? padahal gua orang yang paling tidak percaya dengan CINTA PADA PANDANGAN PERTAMA.

Gua : "hay, pake helm dulu yaa.."

Lusi : "iyah" (suaranya bikin otak memutar beberapa moment yang dulu pernah kita lalui)

"Gua harus pelan-pelan bawa motornya, gua harus manfaatin moment ini" (bicara dalam hati)

Gua : "kamu belum makan kan ?" (bertanya diatas motor)

Lusi : "belum bang.." (tertawa kecil)

Gua : "yaudah kita makan dulu yaa, kamu mau makan apa ?"

Lusi : "apa aja deh terserah kamu.." (sudah tidak memakai bang)

Gua : "yaudah kita cari makan deket rumah mamah yaa.."

Lusi : "aku mau nginep di kostan temen malam ini, Karena besok aku ada meeting pagi"

Gua : "dimana kostan temen kamu ?"

Lusi : "daerah condet, deket rumah kamu"

Langsung gua arahkan motor gua ke daerah kostan temennya, setelah lama memilih tempat makan dan akhirnya gua berhenti di salah satu warung pecel lele daerah batu ampar.

Gua : "kita makan disini aja yaa, gapapa kan ?"

Lusi : "iya gapapa, sama aja kok mau makan dimana juga.."

Kita pesan apa yang kita suka dan perbincangan saat itu semakin seru di warnai dengan canda tawa. Apalagi gua duduk di hadapannya, sengaja biar gua bias puas memandang wajahya yang semakin cantik dan tetap sederhana.

Lusi : "bukannya kamu waktu itu mau nikah yaa ?" (tiba-tiba masuk ke pertanyaan yang random)

Gua : "nikah ? Salah liat kali kamu ?" (mencoba mengelak)

Lusi : "ah masa si ? Aku liat kok postingan kamu di instagram!" (tetap dengan pendiriannya)

Gua berfikir sejenak, berarti dia selama ini stalking instagram gua atau emang gak sengaja liat di timeline.

Gua : "hehehe iyaa bener yang kamu liat, tapi gak jadi kok.. makanya aku berani ajak kamu ketemu dan jemput" ( jawab dengan santai)

Lusi : "oh gak jadi, kenapa emang ?" (penasaran)

Gua : "yaa emang bukan jodohnya kali" (tetap santai dan memang santai)

Sebelum dia masuk ke pertanyaan selanjutnya gua langsung nanya balik.

Gua : "ukuran sepatu kamu berapa ?" (agak aneh emang tiba-tiba nanya ukuran sepatu)

Lusi : "hmm, kayanya 39 atau 40 deh.." (menerka)

Gua : "aku ada sepatu nih buat kamu, sama aku kekecilan kamu mau gak ?" (alasan doang sebenernya mah emang gua mau kasih dia)

Lusi : "ih mau dong.." (senyumnya bikin ayam goreng jadi rasa pizza)

Gua : "nih kamu coba deh.."

Lusi : "lucu yaa warna-warni gini sepatunya.." (sepatu produk lokal yang baru rilis)

Yaa ampun malam itu melihat senyum tulusnya berasa lagi dinner di pinggir pantai, di temani dengan deburan ombak dan udara khas laut malam.

Setelah malam itu gua tetap menjaga hubungan dengannya agar selalu bisa berkomunikasi. Gua jatuh cinta sepertinya.

Sekarang akupun merebah, sayang

Ingin kupejam tapi aku ingin termangu lebih lama

Aku ingin menikmati setiap detik memikirkanmu

Akan kujaga kesadaran ini, malam ini fikiranku hanya untukmu

8 MARET 2020

~~~~~~

Hari ini dengan segala perhitungan yang cukup matang, gua memberanikan diri buat ngajak dia jalan ke salah satu tempat wisata di daerah sukabumi.

Melalui pesan whatsapp

Gua : "kamu kapan libur kerja ?"

Lusi : "aku libur besok nih 2 hari, ada apa ?"

Gua : "jalan yuk nanti malam ke Geopark Ciletuh.."

Lusi : "nanti malam ?"

Gua : "iyaa nanti malam, mau gak ?"

Lusi : "daerah mana itu ?"

Gua : "sukabumi"

Lusi : "berapa jam perjalanan ?"

Gua : "5 jam termasuk istirahat"

Lusi : "okee deh siap" (emoticon senyum)

Gua : "yaudah nanti malam aku jemput yaa jam 12"

Lusi : "siap" (kali ini dengan emoticon peluk)

Setelah percakapan tadi, dengan hati yang berbunga-bunga gua langsung tancap gas pulang dari kerjaan. Sesampainya dirumah gua langsung cuci motor, prepare baju dan alat camping karena gua berencana ajak dia camping di pinggir pantai.

Akhirnya waktu yang di rencanakan tiba, langsung gua jemput dia di kostan temennya kebetulan dia lagi nginep disitu. Selama perjalanan kita berbincang keseharian kita, masa lalu dan hal-hal menarik lainnya.

Singkat cerita

5 jam kemudian akhirnya kita sampai setelah melewati jalanan yang cukup rusak dan gelapnya perkampungan yang sangat minim penerangan. Sangat tepat kita sampai bersamaan dengan naiknya matahari dari cakrawala, terlihat hamparan laut lepas yang di hiasi dengan perahu-perahu kecil nelayan dari atas bukit yang kita lewati. (memang jalan yang kita lalui itu seperti bukit yang dibelah untuk dijadikan jalan)

Kita berhenti sejenak untuk mengabadikan moment yang tak pernah kita temui di Jakarta. Gua foto, dia terlihat malu tapi tidak bisa menyembunyikan senyumnya yang membuat pagi ini semakin cerah.

Gua : "kamu seneng gak ?"

Lusi : "seneng banget akhirnya kita sampai juga.." (matanya memandang sekeliling)

Gua : "kebayar yaa perjalan semalem kaya gimana.."

Lusi : "iyaa kebayar banget capek dan seremnya jalanan semalem, sama indahnya pemandangan pagi ini" (di susul dengan senyuman)

Setelah puas memandang pemandangan sekitar dan berfoto-foto, gua lanjutkan perjalan menuju pantai dan pelan-pelan motor gua melaju sambil mencari tempat yang asik untuk mendirikan tenda. Kita akhirnya menemukan pohon besar entah apa namanya di pinggir pantai yang menurut gua cocok untuk mendirikan tenda, gua ber-asumsi kalo pohon itu bisa menghalangi derasnya hujan nanti malam jika memang hujan dan di sisi lain pohon itu bisa buat berjemur pakaian kalo kita memang ingin berenang di pantai itu.

Dengan cepat gua parkir motor di dekat pohon besar itu, tidak sabar untuk memasak mie yang kita beli di perjalan semalem dan kebetulan gua juga membawa alat masak portable.(memang semua sudah di persiapkan matang-matang)

Gua langsung keluarin tenda dan memasangnya secepat mungkin, tapi entah kenapa sepertinya alam kurang setuju dengan rencana gua untuk mendirikan tenda dan bermalam di pinggir pantai. Tiba-tiba hujan deras dan angin kencang berhembus, bahkan mampu menerbangkan tenda yang gua dirikan. Dengan sedikit panik dia membantu gua membereskan peralatan dan menyelamatkan barang-barang yang kita bawa. Untung gak jauh dari pohon besar itu ada warung yang memiliki sebuah saung, akhirnya gua suruh dia cepat bawa barang-barang kesana dan gua pun hujan-hujanan membereskan tenda dan alat masak yang sudah gua keluarin dari tas.

15 menit gua membereskan peralatan lumayan kuyup pakaian dan badan, gua samperin dia di saung tersebut.

Lusi : "nih kopi kamu.."

Gua : "kamu pesen apa ?"

Lusi : "aku pesen teh panas, kamu ganti baju sana basah kuyup itu.."

Gua : "iyaa nanti aku ganti baju, mau nikmatin kopi buatan kamu.." (gua sedikit menggoda dia)

Lusi : "dih kan yang bikin ibu warungnya, bukan aku yang bikin kopinya.." (ditekuk mukanya)

Gua : "oh bukan kamu yang bikin,pantes aja panas kopi nya.." (tertawa)

Lusi : "iyaa lah panas.." (kesal dan dibarengin dengan tawa)

Kita berdua terjebak dengan derasnya hujan, padahal banyak sekali planning yang sudah gua buat.

Sekitar jam 13:15 hujan berhenti dan berganti dengan panasnya matahari, gua memutuskan untuk tidak mendirikan tenda karena sudah hilang mood.

Gua : "kamu tidur gih.."

Lusi : "iyaa aku udah ngantuk banget nih"

Gua : " yaudah kamu tidur, nanti gantian sama aku" (gua berjaga agar barang tidak hilang)

Dia pun tidur dan menaruh kepalanya di paha gua menganggapnya seperti bantal. Perasaan gua semakin campur aduk karena sikapnya.

2 jam kemudian dia terbangun dan akhirnya aliran darah di kaki bisa lancar mengalir karena dari awal gua tekuk dan menahan rasa keram dari 1 jam yang lalu. Dia langsung berjalan menuju toilet di warung tersebut, gua pun ber-inisiatif untuk memesankan es kopi untuk dia karena yang gua tau dia suka sekali dengan es kopi.

Gua : "tuh es kopi kamu.."

Lusi : "kamu masih inget aja kesukaan aku.."

Gua : "gak pernah lupa aku mah hehehe"

Lusi : "hmm" (sambil menikmati es nya)

Gua : "kita ke pinggir pantai yuk.."

Kita berdua berjalan mendekati bibir pantai, menikmati angin yang berehembus, mencium aroma air laut, melihat beberapa air terjun dari kejauhan. Tapi sayang keindahan itu semua di rusak oleh sampah-sampah plastik dan botol-botol bekas minuman keras yang di tinggalkan oleh sekelompok remaja tak ber-tanggung jawab.

"Brengsek nih yang pada ninggalin sampah, gimana tuhan gak marah dan sering terjadi bencana alam" (bicara dalam hati)

Ketika kita berdua sedang asik bercanda di pinggir pantai, saling melempar pujian terhadap tuhan yang menciptakan alam begitu indah. Tiba-tiba ada seekor anjing yang mendekat dan gua paling takut sama anjing.

"Tolong lu jangan mendekat dan merusak suasana ini" (bicara sendiri)

Emang dasar anjing gua ngomong begitu malah deketin gua, gua tetap dengan sikap yang tenang biar gak malu sama lusi, perlahan gua mundur dan dengan jurus seribu langkah gua lari menuju saung meninggalkan lusi sendirian di pinggir pantai. Malu banget gua sebenrnya sama dia tapi bodoamat lah namanya juga takut.

Lusi pun nyamperin gua ke saung yang lagi pucet di kejar anjing.

Lusi : "kamu kenapa lari ?"

Gua : "gapapa aku kepengen minum aja.." (mengelak)

Lusi : "ah, kamu takut aja sama anjing.." (tertawa)

Gua : "aku gak takut, Cuma geli aja.." (kita tertawa bersama)

Menghilangkan rasa takut akhirnya kita berdua pesen nasi goreng di warung tersebut.

Gua : "kita gausah nginep yaa malam ini.."

Lusi : "yaudah gapapa, kita pulang aja abis makan ini.."

Setelah selesai makan, kita langsung siap-siap untuk pulang dengan berat hati kita tinggalin pantai itu. Sepanjang perjalanan pulang kita membicarakan hal-hal yang seru dan asik sampai gak berasa kita sudah berjalan sekitar 5 jam dan sampai juga kita di kostan temannya yang berada di daerah condet.

Lusi : "terima kasih banyak yaa .." (dia ucapkan sambil tersenyum)

Gua : "iyaa sama sama, jangan kapok yaa jalan jauh lagi .."

Lusi : "engga kok, pokoknya please kamu ajak aku lagi yaa kalo mau jalan.."

Gua : "baik nyonya..." (semakin lebar senyuman gua)

Malam itu setelah sampai rumah gua langsung bersih-bersih dan duduk dikamar membuka laptop menuliskan ini semua.

Rinduku mati sebagian

Berkat harum rembulan yang menusuk di tengah kesepian

Sebotol parfum yang ia kenakan,

Membuat jiwaku utuh dalam kesunyian

Ragaku sepenuhnya dalam mantera wangimu

Dalam sadarku menagih aroma segelintiran itu

Seakanku sakau oleh sebungkus adiksi, yang sebenarnya semu

Sampai hatiku tergelincir wewangian temaram, yang abadi dalam puisiku

PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR (PSBB)

~~~~~~

Hari ini INDONESIA sedang di berlakukan PSBB sesuai anjuran pemerintah, semua mall di Jakarta di tutup begitu pun dengan gua dan lusi kita mulai melakukan Work From Home, tapi bedanya gua tanpa gajih dan lusi tetap di gajih.

Melalui pesan whatsapp

Gua : "kamu kena lockdown ?"

Lusi : "iyaa nih, kamu gimana ?"

Gua : "iyaa aku di rumahkan.."

Lusi : "tapi tetap digajih kan ?"

Gua : "engga kalo aku si, kamu gimana ?"

Lusi : "aku Alhamdulillah tetap di gajih, yaudah gapapa kamu yang sabar yaa.." (bahasanya menenangkan)

Gua : "iyaa aku sabar kok, masih ada sisa tabungan sedikit.."

Dan lusi pun takut untuk pulang kerumah karena situasi covid-19 yang semakin tidak jelas, gua pun ber-inisiatif untuk menawarkan dia tinggal dirumah gua bersama abang gua dan istrinya. Dia menyetujui untuk tinggal dirumah gua sampai keadaan pandemi virus ini membaik.

Hari-hari kita lewati berdua bersama layaknya pengantin muda yang baru menggelar pernikahannya, kalo dia bangun pagi lebih awal dari gua pasti dia selalu membuatkan kopi goodday merah kesukaan gua, jika malam tiba kita bercerita pengalaman yang pernah kita lalui masing-masing sebelum tidur.

Tanpa disadari kita berdua saling ber-komitmen untuk tidak saling meninggalkan satu sama lain, kita lewati hari-hari selama lockdown dengan kebahagian dan canda tawa, sampai kamar pun gua renovasi sesuai kemauan dia. yaa memang modal renovasinya dari dia.

Lusi : "kamu jangan pernah macem-macem sama cwe lain yaa di belakang aku.." (memberi peringatan)

Gua : "engga lah, mau macem-macem gimana aku aja dirumah mulu sama kamu.."

Lusi : "yaa pokoknya awas aja kalo macem-macem, ketahuan aku bakar kamu.." (mengancam)

Gua : "iyaa ilah kagak mungkin lah kan aku sayang sama kamu.." (merayu)

Lusi : "iyaa aku juga sayang sama kamu.." (kita berpelukan)

Gua : "setelah pandemic dan keuangan aku udah normal kita nikah yaa.."

Lusi : "hah serius nih ?" (terkejut)

Gua : "iyaa lah bener.." (tersenyum)

Setelah pembicaraan itu, kita berdua semakin mesra dan sangat mesra. Dia pun mengiyakan ajakan nikah gua dan kita juga sudah berencana untuk menggelar pernikahan secara sederhana di kampung halamannya dan di kampung halaman gua.

Kita sudah cari referensi baju adat dan kita sepakat untuk memakai baju adat sunda karena kebetulan kita berdua punya keturunan suku sunda.

Sepasang netra membius sendi-sendi

Ketulusan jelas terpancar dari wajah yang menenteramkan

Ada bahagia yang menjalari batin

Bersamaan juga ada rasa yang terus menyeruak

NEW NORMAL

~~~~~~

Hari ini pemerintah INDONESIA sudah memberlakukan New Normal untuk masyarakat Indonesia agar keadaan ekonomi Negara kita membaik kembali setelah hancur karena Lockdown. Lusi pun sudah mulai bekerja kembali walaupun jam kerja belum normal, dia pun sudah mulai pulang ke bekasi dan tinggal di sana.

Keadaan hubungan kita masih baik walaupun jadi sangat jarang bertemu dan kita kembali intens melalui pesan whatsapp.

Gua : "haloo bebe.." (panggilan gua ke dia)

Lusi : "halo juga be.." (panggilan dia juga sama ke gua)

Gua : "kamu lagi apa ?" (pertanyaan standart)

Lusi : "aku lagi kerja nih be, belom dapet customer dari tadi.."

Gua : "sabar atuh, nanti juga dapet kamu..." (menenangkan)

Lusi : "temen kamu gak ada yang mau bikin be.."

Gua : "oh sebentar yaa aku tanya temen-temen aku.."

Gua jadi lebih sering bantu dia buat nawarin temen-temen gua bikin app tersebut. Selalu gua tawarin temen yang pada datang kerumah gua.

RENGGANG HUBUNGAN

~~~~~~

Sore itu langit mendung, matahari pun tak terlihat sedari pagi. Gua yang lagi merasa dunia sepertinya tak asik lagi karena udah sebulan ini masalah terus silih berganti, selesai masalah yang satu sudah datang lagi masalah yang lain.

Seperti biasa gua mengabarin dia melalui pesan Whatsapp.

Gua : "kamu lagi apa?"

Lusi : "aku lagi tiduran aja nih"

Gua : "kamu libur ya hari ini ?"

Lusi : "iya , aku libur.."

Saat itu chat terasa bosan, gua yang lagi di timpa masalah dan ingin sekali keluar kota karena ingin mencoba peruntungan dan ingin cepat-cepat mengumpulkan uang untuk menikahi lusi.

Gua : "kalo aku keluar kota gimana ?"

Lusi : "hmm keluar kota ?"

Gua : "iyaa keluar kota.."

Lusi : "ah gatau ah"

Gua : "yaa kalo emang kamu gak ijinin aku gak berangkat"

Lusi : "hmm terserah kamu deh"

Gua : "yaudah kamu gausah jadi marah"

Lusi : "hmm iyaa"

Gua : "yaudah aku gajadi berangkat"

Hari itu chat terhenti sampai disitu dan tanpa sebab yang pasti lusi gak bales pesan whatsapp gua.

Gua : "hey kok gak dibales ?"

Gua : "online loh kamu itu"

Gua : "aku minta maaf kalo emang salah ngomong"

Gua : "udah dong jangan marah"

Gua : "jangan diemin aku kaya gini dong"

Gua : "hey.. ada apa si ini sebenernya ?"

Gua : "aku gak jadi jalan juga kok kalo emang kamu gak bolehin"

Gua : "jangan kaya gini dong"

Berbagai cara mungkin puluhan pesan dan telpon gua gak di angkat, gua bingung harus kaya gimana.. mau samperin dia tapi gua takut dia gak ada dirumah dan kerjanya pun pindah dari satu mall ke mall selanjutnya. Beberapa hari dia bersikap seperti itu sampai akhirnya dia pun balas pesan gua.

Gua : "kita sudah dewasa dan mari kita bicarakan ini semua, aku yakin kamu masih sayang sama aku dan aku pun masih sangat sayang sama kamu.

30 menit kemudian

Lusi : "okee mari kita bicarakan, ini bukan saalah kamu dan ini tentang aku yang gatau kenapa .. aku gak pernah benci kamu ini cuma aku yang bener-bener gatau kenapa.

Gua : "okee ini mungkin kita sedang sama-sama rindu dan kita gak bisa ketemu jadinya kita emosi."

Gua : "udah yaa, kamu jangan marah lagi."

Gua : "aku mohon sama kamu jangan marah lagi yaa"

Gua : "aku masih sayang sama kamu."

Seperti biasa berhari-hari chat gua gak pernah di bales dan telpon selalu di reject. Sampai akhirnya gua yang ber-inisiatif untuk bicara sama lusi karena gaenak banget jalanin hubungan yang di gantung seperti ini.

Gua : "aku minta kepastian dan kamu gak pernah jawab itu, aku udah minta maaf sama kamu berkali-kali dan aku pun heran kenapa sampai semarah ini kamu sama aku.. jika emang kamu gabisa ngomong, biar aku yang ngomong sekarang sepertinya kita lebih baik putus dari pada harus ngejalanin hubungan yang gantung kaya gini. Intinya aku minta maaf jika ada salah dan aku masih sayang sama kamu. Yang aku tau aku mencintai kamu dengan baik dan sangat baik.

Kepada hujan yang kembali menyambangi buana

Aku mendamba ketenteraman yang dibuat oleh wicaranya

Menelisik ke dalam matanya yang berbinar bak bintang di cakrawala

Merdu alunan nafasnya menghanyutkan delusi seakan mendominasi logika

Kepada hujan yang jatuh pada malam temaram

Aku ceritakan kepadamu tentang dewi yang membuat dindingku karam

Aku tak ingin berhenti mempuisikannya

Teramat banyak diksi indah untuk menjabarkan keindahannya

PADAM SEMUA LAMPU

~~~~~

Setelah kejadian itu gua lebih sering berpikir, apa kesalahan gua ? sampai bisa kaya gini.. nongkrong juga terasa hambar walaupun banyak tawa yang tersajikan.

Rindu yang tersisa sangat sulit untuk di hilangkan terfikirkan selalu. Bagaimana tidak.. terlalu banyak kenangan yang tertinggal di dalam kamar, keseharian yang selalu bersama kini semua hilang sudah.

Cara gua untuk menghilangkan rasa rindu itu dengan melewati depan rumahnya setiap sabtu malam jam 9 , yaa melewati rumahnya berharap melihat wajahnya yang sedang asik santai di depan rumah. Walaupun sampai saat ini gua belum pernah melihatnya didepan rumah ketika gua sedang melewati rumahnya. Entah waktu gua yang kurang pas atau memang dia yang tidak duduk santai depan rumahnya.

Saat ini gua benar-benar kehilangan selera untuk berdiri sejenak melihat kehidupan. Gua jadi belajar kalo kebaikan itu memang tak selalu harus berbentuk sesuatu yang terlihat dan ada kebaikan yang justru berbalik menikam pemberinya.

Lampu kehidupan, lampu kebahagiaan, lampu semangat dan lainnya .

"SEMUA LAMPU TELAH PADAM"

Malam yang indah seketika dihujam kelabu

Nyanyian merdu sunyiku kini benar-benar sunyi

Binar bintang melemah

Suara burung pungguk kembali terdengar, menandakan malang yang hendak kembali menerpa

Desir angin menampar diri yang dungu

Kembali berkicau si murung yang semula gembira