(VOC ALEX)
Segera ku tutup dan ku kunci pintu kamarku "Aku gak akan biarin kamu pergi" ucapku sambil membelakanginya dan tangannya masih ada dalam genggamanku.
"?..Kenapa?" ku dengar Suaranya serak agak gemetar.
Aku berbalik dan langsung memandang wajahnya, matanya bulat sempurna menanti penjelasan dari sikapku saat ini.
Yah aku yakin Lita pasti kaget dan syok karena tiba-tiba ditarik secara paksa masuk kedalam rumah orang lain terlebih saat ini aku menguncinya didalam kamar.
Sejujurnya aku ingin mencium dan memeluknya erat saat ini, namun tentu saja aku harus menahan hasratku karena aku masih ingat kejadian tempo hari ketika dia menangis karena perbuatanku yang menciumnya paksa.
Aku juga tidak ingin diantara kita menjadi canggung dan renggang lagi seperti saat itu. Tapi bagaimana ini aku sungguh tidak dapat membohongi perasaanku yang tidak rela jika dia harus kembali pulang kerumah suaminya.
Memikirkannya membuatku frustasi sendiri, kepalaku pening serasa mau pecah, ku tekan ujung kepalaku "maaf... aku benar-benar sudah gila, aku hanya ingin kam-"
"Kenapa kamu pura-pura lemah, letih, lesu, lunglai dari tadi, padahal bisa berdiri tegap dan jalan gagah berani gitu, sampe sakit tangan aku di tarik kamu gini" jelasnya panjang lebar memotong ucapanku, sambil menunjuk kearah pergelangan tangannya yang masih kugenggam.
refleks langsung kulepas genggamanku " maaf"
"Maaf.. maaf, terus aja minta maaf, tadi bilang terimakasih, terus sikapnya nyebelin lagi, minta maaf lagi, galak lagi, minta maaf lagi terus dan terus begitu, aku mau pulang malah dikonciin pintu kaya begitu, sebenernya aku itu punya salah apa sih sama kamu, hah?! Emang ya dikantor kamu itu bos aku dan atasan aku tapi kalau diluar aku ini teman kakak kamu, dan aku ini lebih tua dari kamu, harusnya kamu sopan dikit sama orang yang lebih tua ngerti?!" Jelasnya panjang lebar sambil berkacak pinggang kesal.
Hah bener-bener deh, ternyata semua cewek sebawel ini ya, bukankah harusnya dia ketakutan karena di konciin pintu didalam kamar berdua dengan pria lain.
Kalau dia bicara begitu aku harus jawab apa?!
***
(Voc Autor)
"Aku hanya lapar, jadi bikinin makanan dulu sebelum kamu pulang" jawab Alex beralasan, setelah mendengar omelan Lita yang menurutnya polos, tanpa fikir panjang hanya itu alasan Alex agar tidak membuat wanita pujaannya takut dan membencinya meskipun alasan yang sesungguhnya bukan itu.
Yah lebih baik kalau Lita merespon sikapnya seperti ini, setidaknya hal mesum yang ada difikirannya tidak langsung ia praktekkan saat ini.
Bukan berarti Lita sedikitpun tidak merasa takut, dia hanya berusaha menenangkan hatinya dan berfikir sepositif mungkin, setidaknya jurus andalannya adalah Angel. Karena saat ini Angel tahu kalau mereka berdua hari ini.
'What? cuma lapar?! seenggaknya bisa bilang baik-baik kan, gak perlu nyeret orang sampe kekamar gini, bikin orang mikir yang enggak-enggak, gak tau apa kalau sejujurnya aku takut banget, jantung bedebar kenceng, tangan dingin begini, rasanya jadi pengen jitak kepalanya kalau bisa' batin Lita sedikit lega.
"Yaudah buka pintunya, dapurnya kan ada diluar" balas Lita setelah menghembuskan nafas kasar penuh kelegaan sambil memasang wajah yang sengaja dibuat jutek.
"iya" jawab Alex dengan nada pasrah langsung membuka pintu kamarnya, sejujurnya bukan itu maksud hatinya, karena sikap Lita yang tiba-tiba mengomel itu sedikit membuat Alex terkejut jadi lidahnya secara reflex malah berucap begitu.
"Dimana dapurnya?" ucap Lita masih dengan nada sok jutek, padahal saat ini hatinya masih merasakan debaran panik karena kejadian tadi.
Tanpa menjawab Alex berjalan menuju dapur "tapi gak ada bahan makanan yang bisa dimasak" sambung Alex berjalan didepan Lita kemudian berhenti dan diam berdiri disamping kulkas.
"jadi.. gimana aku harus masak kalau gak ada bahan yang bisa untuk dimasak?" Balas Lita bingung, setelah membuka kulkas yang isinya cuma ada beberapa botol air mineral, soft drink, dan sisa cake yang sudah terlihat kaku.
"Selama ini kamu makan apaan? isi kulkas cuma botol air gini!" Tanya Lita sambil memegang salah satu botol yang berisi air mineral yang ada didalam kulkas.
"Beli diluar" jawab Alex pasrah.
"Hemm..." Lita menarik nafas dalam sambil berfikir sejenak "kalau gitu berarti aku harus belanja dulu, kamu harus makan makanan sehat, karena ka Angel udah nitipin kamu ke aku" ucap Lita mengelus ujung kepala Alex, seolah pria dewasa dihadapannya adalah anak kecil.
Alex hanya tersipu malu, yah hatinya Alex girang bukan kepalang, dia fikir Lita akan bilang untuk beli makan diluar setelah mendengar jawabannya, tapi Lita malah menawarkan masak untuknya.
Setidaknya tujuannya menahan Lita disampingnya tercapai, walau hanya sebatas memasak untuknya, lelaki yang selalu bersikap seenaknya itu nyatanya terlihat sumringah sekarang.
"bukan cuma kamu yang belanja, tapi kita" balas Alex menekankan ucapannya sambil melukis senyum malu-malu yang terlihat manis.
"Kamu kan lagi sakit, tadi bilangnya pusing" sindir Lita sambil tersenyum jail menggoda bosnya yang baru kali ini tersenyum ramah begitu.
"Apa si, emang beneran sakit! buktinya badan aku panas kan!?" decak Alex sambil berjalan keluar dari dapur, meninggalkan Lita dibelakangnya yang masih cekikikan.
"Cepetan! katanya mau belanja, nanti keburu tutup swalayannya" teriak Alex yang hampir membuka pintu depan.
"Oke oke... bos Q, yang moody" Lita segera berlari menghampiri Alex, sambil melirik jam tangannya.
"Jam 8.50" gumam Lita.
"HI ALL!" Teriak Angel yang tengah berdiri didepan pintu setelah Alex membukanya.
"Kak Angel!" Seru Lita senang melihat sosok wanita cantik didepannya terlihat seperti ibu peri yang sangat ia butuhkan saat ini, yah setidaknya Lita merasa terbebas dari tanggung jawabnya atas Alex yang sempat dititipkan kepadanya.
Beda halnya dengan Alex yang kini wajahnya terlihat masam, karena kehadiran kakaknya tentu saja kehadiran Angel membuat perubahan besar pada niat dan tujuannya "kakak ngapain kesini sih?" Tanyanya ketus disusul decak kekecewaan.
"Bawain makanan, kamu kan lagi atit-, eh tunggu bentar" Angel memotong ucapannya kemudian menyentuh kening Alex "ah iya ternyata kamu beneran demam, yaudahlah yuk kita makan dulu, pasti kalian lapar kan abis ngantri dirumah sakit tadi" sambungnya sambil berjalan masuk kedalam tanpa dipersilahkan oleh si pemilik rumah yang sekarang sedang geram.
"Baru aja kita mau beli bahan makanan kak" ucap Lita sambil membantu Angel mengeluarkan makanan-makanan dari paperbag.
"Pantesan kalian ada didepan pintu, aku aja kaget tiba-tiba pintu kebuka padahal aku belum pencet bel" sambung Angel sambil menuang makanan kepiring.
"Kehadiran kakak ganggu banget tau, gak usah sok perhatian deh...tadi kemana aja pas aku harus kedokter?" Omel Alex lagi yang langsung duduk di sofa panjang ruang tamunya yang tanpa sekat langsung terhubung dengan ruang makan.
"Tadi kakak ada meeting dengan klien penting adikku sayang, maaf ya Lita aku udah ngerepotin kamu" jawab Angel sambil merangkul Lita yang ada disampingnya yang membantu ia menyiapkan makanan.