Benar tidak ada satupun dari kejadian hari ini yang bisa kupahami.
Pertama tama bagaimana aku bisa berada di tengah hutan yang bahkan aku sendiri sadar semenjak tadi tidak pernah menginjakkan kaki ke arah ini sedikitpun, apa karena hanya seekor anak kucing atau anak kucing itu memang wujud dari kutukan akibat memperlakukan ibu tidak sopan
Itu sedikit bisa dipahami menurut orang orang tua anak yang kurang ajar kepada ibunya sendiri pasti akan mendapatkan balasan .
Tapi tidak mungkin secepat ini datang padaku,semua yang terjadi pada hari ini tidak bisa di masuk kan dalam akal sedikitpun
Sedangkan aku sekarang sedang mencoba menolong anak yang barusan mengejarku seperti pembunuh
Sadarkan dirimu Vanya ini bukan saatnya untuk memikirkan oramg lain , utamakan dirimu yang akan terlihat hancur jika tiba di sekolah dengan penampilan seperti ini
Luther meringis di depan hadapan ku karena telah melukai tanggan nya sendiri dengan dalam.
Jika tuhan sangat ingin membuatku bingung maka aku akui dia berhasil dengan sukses sampai aku merasa frustasi antara harus menolong anak ini atau melarikan diri sekarang juga
Aku melihat wajah luther sekali lagi entah kenapa semua ketakutan tadi memudar, mungkin memang ada sesuatu yang merasuki diriku saat ini
"Luther aku akan menutup lukamu tahan sebentar sakit nya"
Vanya mengeluarkan obat merah yang sudah biasa dia bawa dengan sebuah kain yang sebenarnya ia bawa untuk kerajinan sekolah hari ini tapi membayangkan untuk kesekolah pun dia hari ini tidak berani
Vanya memegang tangan luther mendekati dirinya, luther melihat Vanya bergidik dengan luka yang ada di telapak tangan nya
Luther mulai membuka pembicaraan saat Vanya fokus mengobati lukanya
"Vanya kau pasti sangat bingung dengan semua yang kau lihat hari ini kan sampai dengan luka di tangan ku juga" tanya luther
"Benar kau benar sekali bahkan aku saat ini masih tidak mempercayai apa yang terjadi dan kulihat sepanjang tadi, tapi setelah melihat kau melukai dirimu sendiri aku berniat untuk tidak lagi memikirkan apapun jika tidak aku pasti akan kurang waras" jawab Vanya tanpa mengalihkan kegiatan nya memperban tangan luther
Luther berhenti mendengar jawaban Vanya, dia tidak menyangka Vanya bisa setenang ini
"Vanya kau ingin memahami apa yang terjadi saat ini ? jika kau ingin aku akan menceritakan sedangkan kau hanya boleh mendengar tanpa bertanya" sambung luther
Vanya telah mengikat kain itu dengan kencang sehingga darah di tangan luther berhenti sementara.
"Baiklah aku akan mendengarkan apa pun alasan mu lagian aku sudah pasrah dengan sekolah hari ini jika penampilan kusut dan banyak percikan darah seperti ini aku pasti akan di cap sebagai orang tidak waras sehingga aku tidak akan memiliki teman satupun, walaupun sekarang memang tidak ada" jelas Vanya memijat pelipisnya
Luther tersenyum mendengar jawaban Vanya yang terdengar putus asa tapi lucu bagi nya
"Semua ini ulah monster penyiksa kau tau kan itu adalah monster ke dua yang kusebutkan kemarin"
~•~