'Yang mana Pangeran Edgar?'
'Siapa yang satunya lagi?'
Tanpa sadar aku berjalan lebih pelan. Agatha sama sekali tidak membantu. Selain wajah pucat yang menunjukkan dia juga tidak menduga tamu tambahan ini, bibirnya terkatup rapat tidak bisa memberikan petunjuk siapa masing-masing mereka. Aku terpaksa menggunakan otak berhargaku untuk menganalisa.
'Semoga aku tidak kehilangan ingatan tentang detail novel idiot itu'
Sambil berjalan, mulutku komat-kamit berdoa. Awalnya aku mengira salah satunya adalah pelayan. Tetapi kemudian aku ingat keduanya sama-sama berdiri begitu aku muncul. Seorang pelayan tidak akan duduk bersama tuannya, apalagi jika itu seorang Pangeran.
Lalu penilaianku beralih pada warna rambut mereka. Keduanya sama-sama memiliki rambut pirang emas yang terlihat cantik bahkan dari jauh. DI Kekaisaran Balstar, warna rambut dan mata sangat bervariasi. Tetapi untuk rambut pirang emas hanya dimiliki oleh keluarga kekaisaran dan beberapa anggota keluarga dalam garis keturunan Duke Hovwell. Saat itulah aku ingat dengan surat yang ku kirimkan pada Lionel de Hovwell yang menerima rencana kunjungannya yang seharusnya terjadi hari ini. Ah, aku benar-benar lupa.
Sekarang hanya satu cara membedakan mereka. warna mata. Edgar yang adalah pangeran memiliki bola mata kuning yang berkilau cantik. Lagi-lagi ciri fisik spesial yang menunjukkan statusnya. Lionel memiliki bola mata berwarna coklat muda. Masalahnya, aku harus berada cukup dekat untuk bisa melihat warna mata mereka.
"Agatha?" Aku sedikit berbisik padanya
"Itu Pangeran Edgar dan Lord Lionel"
'Ya ampun, aku juga tahu itu. Apa dia lupa dengan amnesiaku'
Lalu aku memperhatikannya. Pakaian mereka berbeda.
Seorang mengenakan jas resmi dengan jubah hitam yang menutupi kedua bahunya. Dia pasti Pangeran Edgar. Seorang lagi mengenakan pakaian putih yang tampak seperti seragam latihan. Lionel de Hovwell berasal dari keluarga dengan sejarah panjang ksatria, jadi aku menebak itulah dia. Dengan keyakinan itu aku mulai melangkah dengan mantap.
"Salam pada bintang kekaisaran! Salam Lord Hovwell"
Aku membungkuk dengan busur sempurna. Benar kan, tubuh ini tahu bagaimana dia harus bergerak jika waktunya sudah tiba.
"Nona..."
"Pffft..."
"..."
Aku mengangkat kepalaku dengan senyum puas. Tapi rasanya ada sesuatu yang salah saat punggungku menjadi dingin tiba-tiba.
"Lady Calverion, apakah matamu baik-baik saja?"
Pria muda berseragam menatapku dengan sorot mata geli.
'Aku salah?'
Aku melirik Agatha yang mendecakkan lidahnya pelan. Gerakannya sudah cukup mengkonfirmasi kalau aku salah.
Aku bisa merasakan panas merayap di pipiku.
Salah satunya melangkah maju, menjepit dagu ku dan memaksaku mendongak untuk menatap wajahnya. Dengan segera pandanganku terperangkap dalam pupil yang bersinar keemasan.
"Aku tidak tahu Lady Calverion suka bercanda"
"Maafkan saya Yang Mulia"
Pangeran Edgar tidak melepaskan tangannya dari wajahku. Sebaliknya ia terus mengamatiku seolah sedang mencari tahu siapa aku sebenarnya.
"Kau sedikit berbeda" bahkan suara bisikannya nyaris tidak terdengar.
"Yang Mulia..."
Setelah Lionel menegurnya, Pangeran Edgar melepaskan daguku dan tertawa.
"Maafkan ketidaksopananku Lady Calverion. Seharusnya aku berpakaian lebih pantas atau setidaknya aku mengirimkan seseorang untuk mendahului kedatanganku. Tapi aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi"
Ia kembali menggenggam salah satu tanganku.
"Mungkin ini terdengar impulsif, tapi aku sudah mengamati anda sejak lama. Awalnya aku ingin menunggu sampai setidaknya upacara kedewasaan anda. Hanya saja kecelakaan yang anda alami membuat aku yakin untuk menjaga anda disisiku"
Aku meringis saat Pangeran Edgar menggenggam tanganku lebih erat. Pupil matanya sedikit bergetar saat aku menangkap kegelisahan didalamnya.
"Lady Calverion, bisakah anda menyambut tanganku?"
'Kau sudah menyambar tanganku, bodoh'
Rasanya aku bisa tertawa berguling-guling di tanah. Kata-kata ini puitis dan paling banyak digunakan dalam novel sastra. Pangeran Edgar akan terkenal sebagai penakluk wanita jika ia hidup di zamanku dengan mulut manisnya. Mungkin ini juga akan memberi efek pada gadis-gadis muda di zaman ini, di kekaisaran ini, tapi tidak akan berpengaruh apapun padaku. Secara teknis, aku lebih tua dari Pangeran Edgar. Aku sudah melewati masa-masa romantis untuk terbuai dengan cinta monyet seperti ini, yang bahkan diucapkan oleh seorang remaja.
"Yang Mulia, anda sudah memegang tanganku"
Aku memutuskan untuk bermain bodoh.
"Ha ha ha ha ha ha" Ia mundur dan memeluk perutnya, "Kau sangat jarang terlibat dalam pergaulan bangsawan, jadi ada banyak spekulasi tentangmu yang beredar. Ijinkan aku mengenalmu lebih dalam Putri"
"Bisakah anda membuatnya lebih jelas Yang Mulia?"
"Aku ingin kau menjadi pasangan masa depanku"
Aku mengintip untuk melihat reaksi Lionel. Kami bertatapan sebelum ia mengalihkan pandangannya.
'apa yang dia lakukan saat tunangannya dilamar tepat di depan matanya?'
"Ah, ini sedikit mengejutkan Yang Mulia"
"Aku tahu. Karena itu aku ingin memberitahu anda terlebih dahulu sebelum istana mengirimkan pemberitahuannya"
'Mengirimkan pemberitahuan?'
Dia sama sekali tidak menanyakan pendapatku dan memutuskannya begitu saja seolah itulah yang harus terjadi. Menggelikan.
"Yang Mulia"
Aku menolak diperintah. Remaja berusia 18 tahun melamar anak perempuan yang bahkan baru berusia 14 tahun? Apa dia gila? Mereka memang tidak punya UU perlindungan anak, tapi kan mereka punya dokter canggih yang tahu betapa rentannya tubuh wanita untuk menikah dan memiliki anak di usia yang sangat muda.
Rasanya aku ingin meneriakkan kata-kata itu tepat di depan wajahnya.
Seorang ksatria menerobos masuk bersama Kepala pelayan mansion Calverion. Dia menatapku dengan pandangan meminta maaf.
"Maafkan saya Putri. Pengawal Yang mulia ingin bertemu Yang mulia pangeran secepatnya"
"Tsch, dasar pengganggu. Katakan apa yang kauinginkan"
"Yang mulia, para pengawalmu akan mendapat masalah jika ketahuan anda meninggalkan istana tanpa kami"
Pangeran Edgar menggerutu tapi tidak mengatakan apa-apa lagi pada ksatria pengawalnya.
"Lady Calverion, aku akan segera mengirimkan surat untuk mengundangmu. Sampai ketemu di Istana"
'Tidak mau. Tidak perlu. Tidak butuh' Aku berteriak keras dalam pikiranku.
Sebelum aku sempat menghindar, ia sudah meraih tanganku dan menciumnya lembut.
"Sampai ketemu di istana Lionel"
Dan seperti itu dia menghilang dengan cepat.
Meskipun aku tidak memiliki perasaan khusus pada Lionel de Hovwell, tapi menyadari perasaan Lady Niesha yang asli padanya, rasanya seperti aku sedang berselingkuh. Kami berdiri diam dalam suasana canggung.
"Nona, saya akan menyajikan teh sekarang"
Agatha dengan cepat memecahkankan suasana tegang yang naik. Kami duduk diam-diam sambil menyesap teh.
'Yaiks, tehnya pahit'
Ini mungkin lidah Lady Niesha, tapi citarasanya sepenuhnya milikku. meskipun aroma tehnya terasa manis dan berbeda dari teh duniaku, aku masih tidak terbiasa dengan kebiasaan disini. Setelah bangun di dunia ini, Agatha mencoba membuat aku terbiasa dengan rasa teh dengan mencekoki aku dengan beraneka teh kapan saja dia melihatku sedikit bersantai.
Dengan cepat aku memasukkan 2 kotak gula dalam gelas tehku.
"Eh, apa anda ingin gula juga?" aku tersadar kalau Lionel sedang menatapku.
"Bukankah kau tidak suka teh?"
"Eh?"
Suaranya lembut. Kalau dipikir, aku baru memperhatikan suara dan caranya berbicara dengan Lady Niesha. Dalam mimpi, setiap kali ia berbicara, Lady Niesha akan tersipu malu. Karena aku tidak pernah bisa melihat wajah orang lain dengan jelas dalam mimpi, aku selalu mengira Lionel akan memiliki wajah super tampan. Hmm, untuk anak muda dia memang tampan sih, tapi untuk perempuan sepertiku yang sudah melewati masa remaja tidak stabil dan berjuang untuk bisa hidup lebih baik, penampilan bukanlah tolak ukur untuk membuatku tertarik.
"Kau tidak pernah menyukai rasa teh. Jadi kenapa memaksa dirimu untuk meminumnya"
Ia mengambil alih sendok kecil yang ku pegang dan mulai mengaduk tehnya.
'uuhh, manisnya'
"Aku minta maaf"
"...?"
"Aku sungguh tidak tahu kau mengalami kecelakaan"
'Oh, apa dia sedang membicarakan kejadian hampir sebulan lalu? sudah berlalu dan dia baru memunculkan batang hidungnya sekarang? Tunangan macam apa dia?'
Tanpa sadar aku sudah memaki Lionel dalam hati.
'Tunggu, ini aneh'
Ya, sejujurnya ini aneh. Aku ingat tidak ada cerita tentang ini dalam novel itu. Bahkan hubunganku dengan Pangeran Edgar tidak pernah dibahas. Bahkan kecelakaan kereta yang aku alami tidak disebutkan. Aku memang bertekad untuk mengubah masa depan Lady Niesha berbeda dari cerita novelnya. Apakah tanpa sadar kehadiranku sudah mengubah alur ceritanya sendiri.
"Sir Lionel, aku akan jujur padamu. Bisakah kau menjawabnya dengan jujur?"
Lionel hanya mengangguk.
"Kecelakaan itu sebenarnya mengganggu beberapa bagian kenanganku. Aku hanya mengingat jika malam itu aku pergi dengan perasaan tidak nyaman. Apakah mungkin kau tahu alasannya atau bisakah kau menjelaskan bagaimana kau baru mengetahui peristiwa bulan lalu?"
"Kau... tidak ingat?"
Dia balik bertanya dengan hati-hati.
Insting perempuan itu tajam. Dan saat seseorang yang dia yakini istimewa sedang berbohong, biasanya dia akan menjadi waspada. Dan itu juga berlaku padaku. Aku memang berpura-pura hilang ingatan agar tidak ada yang curiga dengan perubahan sikapku. Tapi aku tahu ada yang salah. Sayangnya aku juga tidak bisa mengingat apa yang terjadi. Mimpi terakhirku terputus hingga aku bersiap ke Mansion keluarga Hovwell. Dalam novel juga tidak disebutkan apa yang terjadi saat itu. Jadi satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan berharap Lionel akan jujur.
"Sebenarnya keluarga kita sedang dalam penawaran pernikahan"
"..."
"Malam itu seharusnya kau datang untuk menanggapinya bukan? Tapi kau tidak muncul. Ku pikir itu adalah jawabanmu, jadi aku kembali ke perbatasan. Aku baru menerima kabarnya seminggu setelahnya, tapi tidak ada cara untuk meninggalkan posku setelah aku baru saja tiba"
Apakah dia jujur atau sedang menyembunyikan sesuatu aku benar-benar tidak tahu. Aku hanya bisa merasakan bahwa penyesalannya bukanlah sesuatu yang dibuat-buat.
"Penawaran pernikahan?"
Dia hanya mengangguk.
Dalam kekaisaran Balstar, pernikahan antara bangsawan lebih seperti pernikahan politik. Baik Hovwell maupun Calverion adalah keluarga adipati yang menjadi 2 dari 3 pilar kekaisaran Balstar. Kekuatan politik mereka sama-sama besar dan saling berebut pengaruh. Saat 2 kekuatan besar saling bergabung, aku tahu ini bukan sekedar mempertahankan garis darah bangsawan kelas atas.
"Karena aku tidak muncul, jadi seharusnya keputusan belum diambil. Jadi seharunya kita tidak sedang bertunangan?
Anggukan lain lagi.
Meskipun pernikahan adalah kesepakatan 2 keluarga. Tetapi pernikahan di antara bangsawan tetap harus mendapatkan persetujuan Kaisar. Karena itukah Pangeran Edgar tidak mengetahuinya dan dengan enteng ingin aku menjadi istrinya?.
"Jadi, apa anda sungguh menyukaiku?"
"Bagaimanapun pemberitahuannya belum disampaikan pada Yang mulia Kaisar. Pangeran Edgar juga sudah melamarmu di depan banyak saksi. Jadi aku tidak dapat menjawab pertanyaanmu"
Sungguh aku tidak mengerti lagi. Sejak awal aku memperhatikan Lionel tidak pernah menyebut namaku atau memanggilku dengan gelar kehormatan. Tapi bagaimana cara dia menyebutku, terdengar bahwa kami begitu dekat. Apakah ini memang sifatnya? Apakah karena suara lembutnya dan caranya memperlakukan wanita inilah yang menyebabkan kehancuran Lady Niesha di kemudian hari?
"Baiklah"
Ya baiklah. Aku tidak tahu bagaimana hubungan mereka sebenarnya. Untuk saat ini, percuma jika aku memaksa semuanya bergerak seperti dalam novel. Sekarang yang perlu aku lakukan adalah melangkah hati-hati agar tidak jatuh dalam jurang yang lain.