Warn : Typo.
"K-kenapa...."
"Kenapa aku masih hidup?" Bertanya entah kepada siapa, gadis itu menatap kesekeliling ruangan yang berdominan putih itu. Ia tak sebodoh itu untuk bertanya kepada seseorang dimana dia, dan kenapa ia bisa ada disini, karena ia mengingat semuanya dengan jelas.
"Kenapa aku tidak mati saja?" Gumamnya pelan setengah meringis karena merasakan badannya yang terasa sangat sakit.
Krieet....
Pintu ruangan itu dibuka, Gadis tadi segera menoleh mendapati seorang suster yang sedang berjalan kearahnya.
"Selamat pagi Adora".
"Pagi."
"Aku kesini untuk memberimu sarapan dan juga memberi beberapa obat kepadamu."
Gadis itu tidak menjawab, ia hanya terdiam sambil mengamati apa yang suster itu lakukan.
"Kau tahu? Berita percobaan bunuh dirimu menjadi perbincangan hangat diluar sana."
"Aku tidak perduli"
"Kau bahkan baru mau memasuki sekolah menengah atas, tapi kenapa memiliki niatan seperti itu?"
Tidak ada jawaban yang terlontar dari bibir gadis itu, sang suster hanya menghela nafas.
"Kau harusnya bersyukur, tuhan masih mau menyelamatkanmu dan memberikanmu kesempatan untuk hidup kembali. Itu tandanya tuhan menyayangimu."
Gadis itu melirik suster yang sedari tadi terus terusan berbicara, "Bukan kah mereka yang dipanggil lebih dulu adalah orang yang sangat disayangi tuhan?"
"Tidak juga, itu hanya pendapatmu saja."
"Pendapatku saja ya?"
"Iya. Ayo buka mulutmu, aku akan menyuapimu."
"Sebentar, aku ingin bertanya."
Suster itu menghela nafasnya, "Baiklah."
"Seperti yang kau bilang tadi, dan seperti apa yang ku jawab tadi. Kenapa aku tidak mati saja? Kenapa? Bukannya tuhan menyayangiku?"