Chereads / Mr Teacher / Chapter 1 - Mr Teacher (1)

Mr Teacher

🇮🇩icha_puspitasari
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 2.5k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - Mr Teacher (1)

Pagi ini di kediaman salah satu keluarga yang bisa di bilang cukup kaya raya sedang duduk pasangan Ayah dan Anak yang sepertinya sedang membahas masalah yang sangat serius, hingga sang Anak yang memiliki paras tampan itu menampakkan wajah tak sukanya terhadap ucapan sang Ayah yang memiliki imbas besar pada hari-harinya nanti dan bahkan dapat mengubah masa depan kehidupannya.

"Pah, are You serius,?" Ucapnya dengan nada tak percaya dengan ucapan sang Ayah.

"Apa wajah Papah terlihat sedang bercanda, Langit,?" Balas sang Papah menanggapi ucapan putranya yang di panggil Langit atau lebih tepatnya yang bernama lengkap Langit Galaksi.

Pria yang memiliki nama panggilan Langit itu langsung menghela nafas kasar, pasalnya kalau di lihat dari wajah sang Papah tak sedikit pun menampakkan wajah bercandanya.

"tidak Pah," ujar Langit sambil menyandarkan punggungnya di sandaran sofa "tapi kenapa Papah baru bilang kalau sebenarnya aku sudah dijodohkan sejak kecil pah, ?" lanjutnya bertanya dengan menekan kata di jodohkan.

Angkasa- alias Papah Langit langsung menatap wajah putra tunggalnya dengan tatapan yang sangat serius kemudian dia langsung menjelaskan kenapa baru sekarang dia memberitahukan perihal perjodohan ini.

"sebenarnya perjodohan ini itu di buat oleh Kakekmu dan juga sahabatnya setelah kelahiran Cucu pertama sahabat Kakekmu. Tapi setelah satu hari setelah kelahiran Cucu sahabat Kakekmu, menantu dari sahabat Kakekmu pergi atau lebih tepatnya kabur membawa putrinya yang masih dalam ke adaan merah karena baru satu hari di lahirkan. Sahabat kakekmu memutuskan untuk sengaja merahasiakannya sambil dia mencari keberadaan menantu dan cucunya,

dan kenapa baru sekarang Papah memberitahukannya padamu, ? Karena akhirnya sahabat kekekmu menemukan keberadaan menantu dan cucunya meskipun dia belum bertemu secara langsung," lanjut Angkasa menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi pada perjodohan putranya semasa kecil.

"Apa sahabat Kakek yang Papah maksud itu Kakek Bagus Dan kenapa menantunya kabur dari keluarga suaminya, ?" Ujar Langit menyuarakan semua pertanyaan yang sejak mendengar penjelasan Papahnya berkeliaran di kepalanya.

Sunggingan senyum kecil khas milik Angkasa langsung muncul di bibirnya saat mendengar nada tertarik dari pertanyaan sang putra.

"iya tebakanmu memang benar, sahabat Kakek yang Papah maksud adalah kakek Bagus dan untuk pertanyaan keduamu adalah menantu dari Kakek Bagus kabur dari keluarga Senjaya adalah untuk menyelamatkan nyawa putrinya serta nyawa dia sendiri. Dan jangan tanya kenapa karena kamu pasti sudah tahu bukan tentang kelakuan Istri Putra Kakek Bagus yang sekarang."

Kepala Langit seketika langsung mengangguk mengerti tentang sedikit masa lalu sang calon mertua. Eh tunggu calon mertua,? Dia kan belum memutuskan menerima atau tidak perjodohan ini. Gumam Langit dalam hati.

"Bagaimana kamu mau menerimanya atau menolaknya,?" Tanya sang Mamah yang entah datang dari mana.

"Mah...pliss Biarkan aku Berpikir dulu. Lagi pula kenapa juga harus di jodoh kan sih, Kesannya tuh aku gak laku , " protes Langit yang sejujurnya masih sedikit enggan menanggapi perihal perjodohan ini.

"kamu kan memang gak laku Lang..." mata Langit langsung membelalak tak percaya dengan ucapan sang Mamah yang bahkan dengan entengnya mengatainya tak laku sedangkan sang Papah hanya terkekeh Mendengar ucapan Istri tercintanya.

"Ya ampun Mah. Anakmu ini laku bahkan saking lakunya banyak wanita yang rela menyodorkan dirinya hanya untuk berpacaran dengan anakmu ini,"

"Iya memang banyak, tapi sayangnya semua wanitamu itu hanya mengingin kan hartamu apa lagi mantanmu yang terakhir itu yang bukan hanya sekedar mata Duitan. Melain kan gila dengan kekayaan dan juga wanita murahan yang rela tidur dengan laki-laki lain hanya demi uang, " ujar Mamahnya yang memang tahu betul dengan kisah percintaan putranya.

Sedangkan Langit sendiri hanya meringis, karena semua yang di ucapkan Mamahnya adalah kenyataan.

"tapikan aku gak serius cinta Mah, mereka hanya buat senang-senang dan gak serius juga," bela Langit yang tak terima jika dirinya disalahkan oleh sang Mamah.

Dengan santai Mamahnya berkata, "Tapi sama saja. Uangmu habis gara-gara teman wanita senang-senangmu itu kan."

"Sudah jangan di lanjuti. Papah pusing dengarnya, " lerai Angkasa yang kini bersiap untuk berangkat ke kantor "oh ya Lang, kamu mulai hari ini sudah gak menjadi dosen lagi tapi kamu bekerja jadi salah satu guru kejuruan di sekolah yayasan milik kita, Oke,?" lanjutnya.

"Oke,,"

"Oh ya satu lagi.." langkah Angkasa langsung terhenti tapi dia enggan untuk berbalik menghadap ke arah putranya. "Kalau kamu penasaran dengan calon istri kamu cari lah siswi yang bernama Ataya Radega Senjaya tapi biasa di panggil Ega, dia murid baru di yayasan sekolah kita, " setelah mengucapkan itu Angkasa langsung meninggalkan putranya yang kini berteriak heboh memanggilnya.

"Pah maksudnya yang di jodohkan denganku masih anak SMA,?" Teriak Langit tapi nihil dan tak ada tanggapan.

"Pah...."

"PAPAAAAHHH...." teriaknya tapi hasilnya sama saja Nihil. "Kampret...masa iya gua nikah sama bocah, " ucap Langit prustasi sambil mengacak rambutnya kasar.

*****

Masih di satu kota tetapi berbeda tempat dan situasi dengan Langit, ada seorang gadis yang masih setia bergelung di dalam selimut hangatnya padahal sedari tadi pintu kamarnya sudah di ketuk entah berapa kali oleh seorang wanita yang usianya baru saja menginjak 40 tahun.

Wanita paruh baya yang masih terlihat masih muda di usianya yang sudah 40 tahun itu kini dengan sabar masih setia mengetuk pintu kamar gadis itu sambil memanggil namanya.

Tok..tok..tok...

"Ega...bangun Nak . Sudah pagi loh. Ingat gak hari ini hari pertama kamu sekolah di sekolah baru kamu, " ucapnya dengan nada lembut khas seorang ibu.

Gadis yang tadi masih setia bergelung di dalam selimutnya pun langsung terusik dengan ucapan sang ibu yang masih setia membangunkannya.

"Ega, ayo bangun nanti telat loh."

"Eung...iya Mah. Aku Sudah bangun, " jawab gadis yang berada di dalam kamar dengan suara serak khas bangun tidur, Dia langsung melangkah gontai untuk membuka pintu kamarnya.

Senyuman hangat langsung tersungging di bibir wanita paruh baya tadi yang di panggil Mah oleh gadis yang bernama Ega.

"matanya buka dong Ga."

Ega langsung menuruti membuka matanya meskipun sulit, " Sudah Mah,"

"Ya Sudah sana kamu mandi dan siap-siap. Mamah tunggu kamu di meja makan,"

"Siap Mah..."

Setelah itu Mamah Ega langsung melangkah menuju meja makan, sedangkan Ega sendiri langsung berjalan masuk ke kamar mandi untuk memulai ritual mandi dan ritual untuk berangkat sekolahnya.

Oh ya, kalian Sudah kenal belum sama Ega, kalau belum kenal yuk kita kenalan dulu. Athaya Radega Senjaya atau biasa di panggil Ega, usianya baru akan menginjak 18 tahun, dia masih menyandang status pelajar di salah satu sekolah kejuruan swasta ternama di Jakarta.

Ega merupakan anak tunggal, dia juga HANYA tinggal berdua dengan ibunya yang bernama Radeya Hayana atau biasa di panggil Deya. Ibunya merupakan seorang Dokter spesialis bedah di salah satu rumah sakit ternama. Ingat loh Ega HANYA tinggal berdua dengan ibunya karena sang Ibu berpisah dari Ayahnya bahkan sejak dirinya berusia 4 minggu di dalam kandungan Ibunya, ya meskipun sang ibu masih menyematkan nama marga Ayahnya di nama belakangnya. Tapi sayangnya Ega enggan memakainya bahkan dia juga enggan bertemu dengan Ayahnya bahkan keluarga Senjaya lainnya

Setelah sekitar hampir setengah jam akhirnya Ega selesai juga dengan ritual untuk berangkat sekolahnya, dia segera meraih tas ranselnya dan langsung melangkah menuju meja makan karena Mamahnya sudah menunggunya untuk sarapan bersama.

"Pagi. Mamah" sapa Ega sesampainya di meja makan.

"Pagi sayang..." balas Mamah sambil tersenyum hangat "Mau sarapan apa,? Buah atau roti,?" Lanjutnya.

"Buah aja Ma."

Deya langsung mengambilkan buah segar untuk Ega yang memang menjadi menu wajib untuk sarapan. Karena putrinya itu tidak bisa sarapan dengan memakan nasi karena perutnya akan menolak nasi jika di pagi hari, maka dari itu Deya selalu menyiapkan Buah atau Roti untuk sarapan ya walaupun dia sendiri sarapannya harus dengan nasi.

" terima kasih Mah," ucap Ega setelah menerima satu mangkuk sedang yang berisi Buah-buahan segar kesukaannya.

"Sama-sama sayang."

Setelah itu mereka berdua langsung sarapan dengan hikmat dan sesekali saling bertukar canda yang memang menjadi kebiasaan ibu dan anak itu.

"Sudah selesai sayang,?" Tanya Deya yang kini sudah menyelesaikan sarapannya.

"Sudah Mah"

"Yuk berangkat. Hari ini Mamah yang akan mengantar kamu"

"Oke, ayo" balas Ega sambil melangah beriringan bersama sang Mamah.

"Kaca mata, kamu bawa gak Ga,?" Tanya Deya mengingatkan.

" Ini . Aku bawa kok Ma" balas Ega sambil menunjukkan kaca matanya dan langsung memakainya.

"Loh kok di pakai sekarang, nanti aja pakinya pas di jam pelajaran kejuruan," ucap Deya sambil membukakan pintu mobil untuk Ega.

Ega langsung tersenyum kecil tanda berterima kasih karena kebiasaan manis Mamahnya yang selalu membukakan pintu mobil untuknya, "Ngga papa Ma. Ingin pakai sekarang biar Agak beda saja dari sebelumnya." jawab Ega saat mereka sudah berada di dalam mobil.

"Nanti kalau kamu di Olok-olok dan di bully karena penampilan kamu mirip Nerd bagaimana, kamu mau?" Tukas Deya dengan pertanyaan untuk mengingatkan putrinya.

"Gak papa lah Ma di bilang Nerd yang penting aku cantik," balas Ega dengan gaya narsisnya

Deya sendiri hanya bisa terkekeh karena mendengar kenarsisan sang putri sambil mata terus fokus lurus ke depan karena kini mobil yang di kendarainya sudah melaju di jalan raya.

Tak berselang lama akhirnya mobil yang di kendarai Deya sampai juga di sekolah baru Ega.

Ega segera berpamitan dan turun dari mobil untuk melangkah menuju ruang Kepala Sekolah . Dia terus melangkah mencari di mana keberadaan ruang kepala sekolah meski semua siswa dan siswi banyak yang berbisik saat melihatnya berjalan di koridor sekolah, tapi memang dasarnya Ega itu orangnya cuek jadi dia tak peduli dengan semua bisik-bisik murid yang ada di sekolah barunya itu.

Setelah menemukan ruang Kepala sekolah Ega langsung masuk untuk melapor dan menanyakan di mana ruang kelas barunya, setelah dia sudah mendapat informasi yang dia ingin ketahui Ega langsung melangkah menuju ruang kelas XI.Tkj.B yang akan menjadi ruang kelas barunya selama enam bulan ke depan.

Akhirnya Ega dapat menghela nafas lega karena berhasil menemukan ruang kelasnya. Ya, walaupun tadi dia sampai Memutari area sekolah guna untuk mencari ruang kelas Taruna XII.TKJ.B.

tok...tok..tok.

Ega langsung mengetuk pintu ruang kelasnya dan setelah beberapa detik pintu ruangan kelasnya itu terbuka dan muncullah sosok wanita cantik yang di perkirakan usianya sekitar 30 tahun.

"Ada apa Nak,?" Tanya guru wanita itu.

"Saya siswa baru Bu, yang akan menjadi siswa di kelas ini"

"Oh...Kamu siswa baru pindahan dari Bandung itu. Ayo masuk" ucapnya sambil tersenyum dan mengajak Ega masuk ke dalam kelas.

Semua siswa dan siswi yang awalnya riuh langsung sunyi saat Ega yang masuk ke dalam kelasnya, mereka semua menatap Ega dengan pandangan menilai tapi sayangnya dia sendiri hanya menanggapinya dengan cuek.

Setelah memperkenalkan dirinya Ega langsung di persilahkan duduk di kursi yang letaknya berada di paling belakang. Dia langsung duduk di kursinya yang ternyata berpasangan dengan siswa cantik yang bergaya bak Barbie.

"Hi...Perkenalkan nama gua Natasya Atmaja lo bisa panggil gua Tasya. Semoga lo betah ya sekolah di sini meskipun cuma enam bulan aja sih," ucapnya sambil memperkenalkan diri dengan senyum lebarnya.

"Iya. Salam kenal juga" balas Ega singkat dan langsung mengarahkan perhatiannya ke depan karena kegiatan belajar mengajar akan berlangsung, sedangkan Tasya yang melihat respons teman sebangkunya itu hanya bengong pasalnya temannya itu sangat cuek.