Sementara itu Samuel yang sedari tadi menyendiri di sofa pun langsung mengerutkan keningnya ketika mendengar suara isak tangis dari seseorang yang berada di dalam sana sehingga membuat laki-laki tersebut menolehkan kepalanya ke samping di mana sebuah pintu kamar yang ditempati oleh Ellen bersama kedua temannya.
"Nggak mungkin dia, kan?" tanyanya dengan kening yang berkerut. "Gue bener-bener khawatir sama dia."
kemudian Samuel pun berdiri dari duduknya menuju ke depan untuk memastikannya terlebih dahulu sebelum akhirnya laki-laki tersebut melihat para sahabatnya yang sedang berada di luar.
"Eh, Samuel yang cantik ada di sini rupanya."
"Gue cowok, jingan," sahutnya dengan wajah datarnya tersebut. "Nggak usah kaya gitu."
"Ups, sorry teman," ujar Rai tersenyum lalu merangkulnya. "Lo lagi nyari siapa, sih?"
"Gue nyari Ellen," jawabnya dengan kedua alis yang terangkat sembari memandang ke arah para gadis yang ada di depannya. "Lo berdua tau nggak?"
