selamat membaca..
.
.
Ardhan memperhatikan Alisya yang terlihat cukup cemas, meski suara Alisya saat berbicara dengan orang yang ada di sebrang sana, yang Ardhan ketahui itu adalah adik dari Alisya, si Aksa.
"Ada apa?" tanya ardhan yang duduk di hadapan Alisya, dengan sendok di tangan nya. Ia meyuapi Alisya makan siang, karena Alisya sedang sangat sibuk. Bahkan jika Ardhan idak datang, ia sangat yakin Alisya masih belum makan siang.
Dulu, Ardhan tidak pernah menyangka, pekerjaan seorang dokter bisa lebih banyak, dan bisa lebih sibuk di bandingkan diri nya yang seorang pemilik perusahan yang bergerak sekala internasional.
Dulu Ardhan tidak pernah memperhatikan hal sepele seperti makan siang, jika bukan Aletta yang mengirimkan nya pesan tadi malam, ia tidak akan tahu bahwa ternyata menjadi seorang dokter tidak lah mudah.
Ini bukan sekedar mencari uang atau kepuasan diri, melainkan menyangkut nyawa.