" morning pi!" sebuah sapaan hangat terdengar begitu ringan, di ikuti derap langkah yang mendekat dengan cepat.
"morning sayang!" ucap Aksa tiba tiba mengecup bibir Aletta dengan singkat.
Aksa berahasil mencuri kecupan singkat dari Aletta, meski yang di dapatkan nya bukan balasan, meainkan semburan kesal Aletta,tetap saja ia merasa senang. Bagi Aksa apa pun yang berkaitan dengan aetta adalah suatu kebahagiaan, meski hal hal hal sepele.
Seharus nya tidak boleh begitu.
Seharus nya ia tidak mencintai sesatu sedam itu, karena saat ia kehilangan sesuatu itu makan berakhir dengan buruk, dan sakit nya tidak akan main.
Aksa tau itu, dan ia cukup sadar akan hal itu, terlebih kenyataan bahwa Aletta bukan putri nya, bisa saja suatu hari menjadi faktor perpisahan.
Saat hari hari itu tiba, aksa tidak berharap ia akan menyesal, kecuali, jika dia yang menyebab kan Aletta pergi, kecuali jika dia yang menyakiti Aletta, hingga akihr nya gadis itu meninggalkan nya.