Selamat membaca
.
.
Aksa membuka pintu kamar Aletta dengan hati hati, lalu berjalan dengan tenang memasukinya. Di sana, dia atas ranjang letta duduk bermain ponsel sambil menyandar pada kepala ranjang. Wajah Aletta jelas menyiratkan kecemasan dan rasa lelah. Dan itu karena dirinya.
"Makan dulu," Kata Aksa duduk di hadapan Aletta.
Aletta hanya mengangguk, dan tersirat jelas di mata Aletta bahwa gadis, ah tidak wanita muda itu ketakutan terhadapnya. Aletta nya bukan lagi seorang gadis dan ia lah penyebabnya. Aksa tidak tersinggung, ia malah mencoba mengerti, karena ia yakin kejadian kemarin membawa trauma tersendiri untuk Aletta, gadis itu pasti sedang menahan rasa traumanya sendiri, dan ia tidak bisa menebak apa yang Aletta fikrikan tentang dirinya setelah kejadian semalam.