Chereads / R & B / Chapter 2 - 1

Chapter 2 - 1

Di pagi yang cerah ini sudah banyak lalu lalang orang yang keluar masuk bandara dengan segala kesibukannya sendiri sendiri, mereka tampak acuh satu sama lain, semua terpaku dengan kegiatannya masing-masing, namun hal itu tak berlangsung lama ketika atensi mereka teralihkan pada dua orang pria yang sibuk 'bermain kejar-kejaran' pikir mereka sambil menarik koper besar di tengah padatnya kerumunan orang-orang bandara saat itu.

Setelah kedua pria tadi keluar dari bandara orang-orang beranggapan mereka akan mendapatkan ketenangan mereka lagi dan mulai fokus pada kegiatan mereka yang sebelumnya sempat terhenti sampai atensi mereka teralihkan lagi pada salah satu pria yang berlari tadi.

"Indonesia  I'm back Aaaaaaaaaaa yuhuuuuuuu.... "Teriakan pria yang tampak lebih muda ini berhasil menyedot kembali perhatian orang-orang bandara, tapi orang yang menjadi pusat perhatian tampaknya tak begitu memperdulikan tatapan orang-orang padanya.

Berbeda dengan pria satunya yang tampaknya masih mempunyai rasa malu, "Yak!!!  Ervan jangan lari-lari gak malu apa dilihatin orang juga, udah ah ayooo kita pulang ,inget lho ya kamu itu belum boleh terlalu capek mana tadi pakek acara lari-lari lagi udah ah pulang aja ya, abang aja udah capek ngejar kamu dari tadi emang kamu gak capek apa?" Omel pria lain yang tadi mengejar Ervan pria yang tadi lari-lari sambil teriak saat baru keluar dari bandara.

"Gak kok gak capek, abang aja kali yang cupu masak kayak gitu aja udah capek, dasar kayaknya sih faktor umur deh, abang mungkin emang udah tua aja jadinya lemah gini." Ujar Ervan yang berusha keras untuk terlihat baik-baik saja berbanding terbalik dengan pundak nya yang terlihat naik turun sibuk mengambil nafas.

Sang kakak mendengus mengetahui apa yang coba adiknya coba sembunyikan darinya,harusnya adiknya tau bahwa hal seperti itu tentunya tak lepas dari penglihatan sang kakak yang memiliki mata tajam bak elang untuk mengamati gerak gerik adiknya.

"Udah ah gak usah sok kuat deh ngatain abang tua segala, lha situnya malah pundak naik turun dari tadi gak berhenti berhenti, capek kan?kalo emang capek bilang aja kali gak usah disembunyiin kayak gini segala, abang tau kok kalo kamu bohong, udah ya mending sekarang kita pulang aja dulu istirahat, kan yang penting itu kan kita udah pulang kayak keinginan kamu ya?"

"Abang mah gak asik Ervan kan cuma kangen aja disini, kelamaan di negeri orang sih, Bang Gavin tuh dari dulu diajakin pulang gak mau, ada aja pasti alasannya biar gak pulang ke Indo dan akhirnya dengan tekat kuatku Bang Gavin luluh juga dan sekarang kita ada di sini nih Hahahaha..." Ungkap  Ervan dengan sombong nya ke kakaknya.

"Yeeee kita sekarang bisa pulang juga bukan karena abang luluh sama kamu ya pede banget jadi orang, kita balik ke Indo itu karena emang udah waktu nya aja kita pulang, kan kalo kelamaan di negeri orang kita nanti jadi gelandangan lagi, kan kerjaan abang disini ya pasti kudu balik ke Indo lah." Balas Gavin yang tak mau kalah dengan ucapan adiknya tadi.

"Alah itu tuh, mulai lagi kan cari-cari alasan, yang kerjaan lah yang nanti jadi gelandangan lah, kayak Ervan gak tau aja kalo abang disini punya banyak anak buah yang bisa abang suruh buat urusin pekerjaan abang, dan lagi jadi gelandangan? Haloo abang kira aku gak tau apa sebanyak apa angka nol di rekening abang? Aku tuh si Ervan yang selalu tahu apapun soal abang ku. " Ujar Ervan lagi dengan gaya songongnya.

"Huh gak usah banyak omong deh, gak malu apa kita dilihatin banyak orang tuh, abang aja malu disini. Udah ah ayo kita pul..." Ucapan Gavin terpotong oleh rengekan adiknya

"Yahhh,masak langsung pulang sih, pergi kemana dulu kek, jalan-jalan kek, shopping kek, makan makan kek. Atau gini aja, kita ngelakuin apa yang Bang Gavin mau asalkan kita jangan pulang dulu, ayolah bang, Bang Gavin kan abang yang teeer the best pokoknya mah, ya ya ya Plisss"Rengek sangat adik kepada kakaknya.

"Enggak pokoknya kita harus pulang SEKARANG. Sambil nunggu jemputnya dateng kita duduk dulu aja disana, kamu pasti capek kan? " Gavin langsung menarik tangan adiknya ke tempat duduk yang di tunjuknya tadi.

Dan ajaibnya si adik langsung nurut waktu kakaknya menyeret tangannya untuk duduk sembari menunggu jemputan mereka datang.

Yah sepandai-pandainya ia berbohong di mulut, jelas tubuhnya tidak bisa berbohong bahwa ia benar-benar butuh beristirahat sejenak untuk memulihkan tenaganya saat ini.

"Tau gak sih Van bukan cuma kamu aja kali yang dari dulu pengen banget cepet pulang ke sini. Abang juga dari dulu udah kangen banget pengen kesini, apalagi kalo abang boleh jujur sih ribet juga ngurus kerjaan dari sana mah, tapi abang tunda dulu keinginan abang buat pulang karena prioritas pertama Abang itu ya kamu. Gak mungkin kan abang tega ninggalin kamu sendirian di negeri orang ."

"Enghh.... "

"Kamu inget gak waktu kecil kamu pengen banget ke luar negeri, jalan jalan sama abang dan yang lainnya dan itu terwujud dengan terbangnya kita ke luar negeri beberapa tahun lalu"

"Enghh.... "

"Tapi habis itu justru kamu bilang ke abang kalo harusnya kamu gak pernah punya impian kayak gitu kalo ternyata Tuhan ngabulin impian kamu dengan cara kayak gini"

"Enghh..... "

"Kamu tau gak apa yang abang rasain waktu kamu bilang kayak gitu ke abang? "

"........... "

"Ervan ? Ervan ??  Van ??? "

Tak terdengar jawaban sama sekitar kursi disebelah nya.

Saat ia menengokkan kepala terlihat bahwa sang adik tengah berpetualang di dunia mimpinya, Gavin pun tersenyum melihatnya.

"Kalo emang capek harusnya kamu bilang dari awal. Maafin abang ya, kalo kamu marah sama abang gara gara sikap abang tadi, abang cuma gak mau aja kamu kayak dulu lagi. Jangan sok kuat, kalo emang sakit bilang aja, ada abang disini yang bakal selalu jagain kamu. Jangan pernah bilang kalo kamu itu beban, karena buat Abang kamu adalah anugerah terindah dalam hidup Abang. Sweet dream my little brother" Lirih Gavin sembari mengusak pelan surai hitam adiknya dengan hati hati.

Tak lama jemputan merekapun datang dan Gavin menyuruh sopirnya  untuk memasukkan koper mereka ke mobil. Untuk Ervan? Gavin tak tega menghancurkan mimpi indah adiknya itu, dengan senang hati ia menggendong adiknya dipunggung dan membawanya masuk ke mobil. Toh adiknya tidak berat sama sekali karena telah kehilangan banyak berat badan selama di luar negeri.

Sepertinya nanti ia harus mulai mengatur pola makan adiknya untuk menambah berat badan sang adik.

Setelah mendudukkan sang adik di kursi belakang dan memastikan adiknya aman ia lalu ikut menyusul sang adik ke dunia mimpi tepat di samping adiknya.

Ahhhh sepertinya benar apa yang adiknya katakan tubuh nya sudah semakin tua sekarang saja ia sudah sangat lelah dan dengan cepat nya ia pun ikut terlelap.

Mobil melaju meninggalkan bandara dengan tenang aktivitas orang orang di bandara pun telah kembali normal sejak Gavin tadi menarik Ervan untuk duduk. Yah satu hari yang menarik di bandara telah berakhir.

Semoga saja hari yang tenang ini akan terus berlanjut untuk Ervan dan Gavin untuk kedepannya, yah semoga saja.

R & B

Tbc .....

14 Oktober 2020

Lunairt