Chapter 10 - 09 (?)

"Hati hati! Kau bisa terjebak dalam permainan mu sendiri"

Bughh...

"Huwaaaa"

"Huahahaha"

'Siapa yang terjatuh' batinku

Aku yang sendari tadi sudah menyelesaikan sarapan, akhirnya menyusul mereka yang membuat kegaduhan dipagi ini.

"Ada ap- Jim kenapa kau duduk dilantai!? " Tanya ku

"Aku terjatuh karna di dorong yoongi Hyung" Adu jimin padaku

"Aku!? Kenapa aku!? Itu rencana joon! " Ucap yoongi yang tak terima

"Tidak tidak!! Itu bukan aku Nara, kau lihat kan aku menyiapkan sarapan kalian" Ucap joon membela diri

"Sayang nya aku tak melihat joon menyiapkan sarapan"

Haahhh

"Sudahlah! Jim kau tak apa!? " Tanyaku

"Nee aku tak apa " Jawabnya

"Oh.kalau begitu aku akan berangkat duluan" Ucap ku

"Eh? Kau tak berangkat bersama kami!? "

"Kau sudah sarapan!? "

"Kenapa tidak sarapan bersama kami!? "

"Ah! Padahal aku ingin sarapan bersamamu"

"Perlu aku antar!? "

"Tak perlu! " Ucapku sambil berjalan keluar.

***

Luar rumah

Pukk...

'Siapa yang meleparnya lagi' batinku sambil berjalan mengambil batu yang dibungkus kertas itu.

Aku sempat melihat ke sekitar dan ternyata, orang yang melempar ini masih berdiri di depan gerbang rumah ini. Ia menggunakan baju serba hitam dan masker hitam.

'Apa dia ingin berziarah ke kuburan' pikirku

***

Kau sudah penuh dengan warna hitam, tapi kau malah berfikir untuk menambah banyak warna lagi!

Itu tidak mungkin terjadi.

Jadi...

Apa arti warna putih menurut mu!?

~s~

***

'Orang ini sedang memberiku kuis ya!? Apa ada hadiahnya!? ' pikirku

Orang itu menghilang saat aku membaca surat tak berkelas itu.

______🍁🍁🍁______

Aku pulang dengan perasaan yang campur aduk, kepalaku rasanya ingin meledak saat itu juga.

Apa aku bisa menghadapinya atau tidak entahlah.

"Nara ada apa dengan mu, kau terlihat murung!? "-joon

" Aku tak apa hanya pusing saja, emm aku ke atasnya ingin mengganti baju"

"Baiklah"-Joon

Bedroom

Pukk

Suara benda jatuh tepat saat aku selesai mengganti baju.

'Siapa yang melempar ya sih? 'Batinku menuju balkon tempat benda itu dilempar

" Kertas lagi!? "

"Mereka ingin memberi ku teka teki lagi!? "

***

Hati hati pada kepala mu

***

"Eoh!"

Aku melihat kearah bawah

Wuss

Seseorang memanah kearah ku dan dia kabur.

'Sialan'

Surat lagi!?

***

Lindungi yang perlu kau lindungi

Lindungi mereka yang tulus padamu

Permainan akan segera dimulai babygirl

Jangan membuang waktu

Jangan mudah terjebak nantinya

~s~

~865901~

Kau perlu itu suatu saat

***

"Lelucon apa ini!? "

"ARGHHH HYUNG KEMARI LAH"

"Jimin kenapa dia berteriak"

Aku berlari menuruni tangga dengan tergesa-gesa menuju sumber suara taehyung.

"Ada apa ini!? "

"Nara!? "-all

Jimin benar-benar histeris memberontak untuk dipegang.

" jimin kenapa!? "

"Kami tak tau Nara yang kami tau dia seperti karna dia punya trauma akan darah" ucap joon

" Da-apa!? "

Aku mengerti Jimin pasti melihat darah. Akupun mulai terfokus pada kotak didepan pintu, itu pasti penyebab taehyung seperti ini

Aku pergi menuju kotak besar itu karna penasaran apa isinya, kenapa bagian bawahnya basah dan dibungkus plastik.

"Pa- pa- papa! "

Semuanya terkejut begitu aku juga aku mereka terkejut karna perkataan ku dan aku terkejut karna melihat isi kotak itu.

Potongan demi potong, aku melihat itu semua termasuk kepala papa. Ada pesan juga disana, pesan yang di tulisan oleh darah yang aku yakin itu darah papa.

'Malaikat maut mu sudah mati, tapi iblis mu masih disini. Bersiap menghadapi semuanya'

Rasanya benar-benar sakit, aku tau dia penyebab aku jadi seperti ini tapi bagaimana pun dia tetap papaku.

***

Mataku memaksa mengeluarkan cairannya, tapi terus aku tahan. Aku tak ingin menangis lagi.

Pemakaman papa baru selesai kemarin sedangkan taehyung sudah mulai tenang. Apapun yang dilakukan papa saat dulu aku sudah melupakannya.

Aku jadi takut akan hari esok. Setelah teror itu, papa , lalu besok apalagi?

'Lindungi yang perlu kau lindungi, lindungi mereka yang tulus padamu'

'3 orang itu!! '

Seketika pikiranku tertuju pada mereka, apakah mereka yang selanjutnya.

"Nara..."

"Eoh!? Yoongi, ada apa!? "

"Maaf sebelumnya aku masuk kekamar mu tanpa meminta izin"ucap Yoongi

" Ah, tak apa"

"Kau masih memikirkan papamu ya!? "-Yoongi

" Tidak juga"

"Lalu apa yang kau pikirkan!? Berbagilah

jika kau mau"-Yoongi

'Apa aku cerita saja ya'

" Entahlah yoon pikiranku sedang berantakan sekarang "

"Dan aku ada disini untuk mendengarkan apapun yang kau pikirkan"-ucap Yoongi yang mulai mengembangkan senyum nya

" Jangan ragu Nara.suatu saat kau perlu seseorang untuk bersandar, suatu saat kau perlu seseorang untuk bercerita dan suatu saat kau juga perlu istirahat kalau kau lelah "-Yoongi

" Tapi itu bukan aku yoon. Aku tak punya siapapun didunia ini sebagai tempat bersandar, bercerita, atau istirahat aku tak punya "

"Kau punya Nara, kau punya aku dan kami disini untuk mu "-Yoongi

" Benarkah!? "

"Hmm"-Yoongi

Senyum hangat yang ditampilkan Yoongi membuat aku tenang dan percaya kepadanya saat itu juga.

" Apa kau percaya bahwa aku gadis yang kuat? "

Kami mulai berjalan kearah balkon kamarku.

"Ya, aku percaya kau gadis kuat "-Yoongi

" Tapi aku sendiri tak percaya bahwa aku gadis yang kuat "

"Kenapa!? "-Yoongi

" Kau tau akhir akhir ini aku mendapat teror? "

"Bagai-APA!!, kenapa tidak memberi tahu kami Nara"-Yoongi

" Hanya takut, aku terlalu takut untuk memberi tahu kalian. Dan juga aku tau siapa yang mengirimkan potongan potongan tubuh papa? "

"Siapa!? "-Yoongi

" Di-dia kim Jiwon kaka kandungku yang sangat membenciku, bahkan dia salah satu penyebab aku sering dipukuli papa dulu. Saat itu aku sudah membunuhnya karna aku sangat geram dengan sikapnya, tapi ternyata dia masih bisa bertahan dan hidup sekarang "

"Lalu kenapa sekarang dia kembali!? "-Yoongi

" aku tak tau pasti kenpa dia kembali"

" kenapa dia mengejar mu!? "-Yoongi

" Entahlah yoon aku juga tidak mengerti"

Dorr

Dorr

"Arghh"

"Yoongi!!? "